Korea Utara Bangun Kembali Fasilitas Uji Coba Roket

Amerika Serikat ancam tingkatkan sanksi

Pyongyang, IDN Times - Pemerintah Korea Utara dilaporkan membangun kembali sebagian fasilitas uji coba roket di Stasiun Peluncuran Satelit Sohaei yang berlokasi di Tongchang-ri. Laporan ini diungkap oleh media Korea Selatan Yonhap dan dua lembaga think tank Amerika Serikat pada Selasa (5/3).

Fasilitas itu tadinya mulai dibongkar Korea Utara, menyusul janji Kim Jong-un untuk melakukan denuklirisasi setelah bertemu Donald Trump di Singapura pada 2018 lalu. Namun, rezim Korea Utara tampaknya memilih mengambil jalur memutar balik.

1. Pembangunan terjadi, bahkan ketika pertemuan Trump dan Kim di Hanoi

Korea Utara Bangun Kembali Fasilitas Uji Coba RoketANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis

Berdasarkan laporan Yonhap, ada beberapa anggota parlemen Korea Selatan yang mendapatkan informasi dari Layanan Intelijen Nasional di Seoul. Mereka mengatakan pembangunan kembali fasilitas tersebut, termasuk penggantian salah satu atap dan sebuah pintu.

Reuters melaporkan foto satelit yang didapat 38 North, sebuah organisasi Amerika Serikat untuk memantau Korea Utara, memperlihatkan bagian peluncuran roket diperbarui sejak 16 Februari hingga 2 Maret. Artinya, bahkan saat Trump dan Kim bernegosiasi di Hanoi pada 27-28 Februari lalu, aktivitas pembangunan sedang berlangsung di area yang tadinya akan dihancurkan.

Baca Juga: Gagal Capai Kesepakatan dengan Kim, Trump Salahkan Partai Demokrat

2. Amerika Serikat mengancam akan meningkatkan sanksi kepada Korea Utara

Korea Utara Bangun Kembali Fasilitas Uji Coba RoketANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Menyusul terungkapnya informasi ini, Washington pun bereaksi. John Bolton yang merupakan penasihat keamanan nasional Trump, mengingatkan Korea Utara bahwa Amerika Serikat mempertimbangkan untuk meningkatkan sanksi, jika Pyongyang tak meninggalkan program senjata nuklir.

Dalam wawancara dengan Fox Business Network, Bolton menuturkan, pihaknya sedang mencari tahu apakah Kim memang berniat melakukan denuklirisasi yang diartikan sebagai penghapusan "program senjata nuklir dan segala yang terkait dengannya".

"Apabila mereka tak bersedia melakukannya, maka saya kira Presiden Trump sudah sangat jelas selama ini... mereka takkan mendapatkan bantuan dari sanksi ekonomi yang menghancurkan dan sudah dijatuhkan kepada mereka, dan kami akan mempertimbangkan meningkatkan sanksi-sanksi itu," kata Bolton.

3. Masih muncul perdebatan soal seberapa berbahayanya perkembangan terbaru ini

Korea Utara Bangun Kembali Fasilitas Uji Coba RoketANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha

Setiap aktivitas di fasilitas seperti itu di Korea Utara memang akan selalu memunculkan kekhawatiran bagi banyak pihak, terutama Korea Selatan dan Amerika Serikat. Namun, masih ada perdebatan terkait seberapa berbahaya nya aktivitas terbaru tersebut dan bagaimana cara terbaik untuk meresponsnya.

Ini terutama karena Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, pihaknya berharap segera mengirimkan delegasi ke Pyongyang untuk melanjutkan komunikasi. Dengan munculnya informasi terakhir ini, tidak jelas bagaimana Gedung Putih akan bereaksi, terutama terkait usaha diplomasi.

Sedangkan menurut badan intelijen Korea Selatan, apa yang dilakukan Korea Utara itu tampaknya tidak berbahaya. Mereka diyakini tidak sedang berusaha menghidupkan kembali uji coba rudal yang sudah ditunda sementara dalam satu tahun terakhir.

Beberapa analis yang dikutip Reuters juga mengungkap, fasilitas itu tak pernah dipakai untuk meluncurkan rudal balistik antar benua dan tak ada bukti uji coba semacam itu akan segera terjadi. Namun, lokasi itu pernah dipakai untuk menguji mesin rudal dan meluncurkan satelit di masa lalu.

4. Pertemuan Trump dan Kim tak menghasilkan kesepakatan

Korea Utara Bangun Kembali Fasilitas Uji Coba RoketANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis

Trump dan Kim sendiri bertemu untuk kedua kalinya di Hanoi. Namun, keduanya tidak berhasil mencapai kesepakatan apapun terkait denuklirisasi Semenanjung Korea, maupun penghapusan sanksi ekonomi.

Amerika Serikat mengatakan Korea Utara menuntut penghapusan sanksi secara total, sebagai imbalan untuk penghancuran fasilitas pengembangan senjata nuklir di Yongbyon. Trump menegaskan pihaknya tak bisa melakukan itu.

"Pada dasarnya mereka mau sanksi dihapuskan semuanya, dan kami tak bisa melakukan itu," kata Trump. "Dia mau melakukan denuklirisasi, hanya saja dia mau itu di area yang kurang penting dibandingkan apa yang kami inginkan," imbuh dia.

Sementara, Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho membantah hal tersebut. "Apa yang kami tawarkan bukan penghapusan seluruh sanksi, tapi hanya parsial," ujar Ri. Ia menambahkan pihaknya menawarkan "untuk secara permanen dan total menghancurkan seluruh fasilitas produksi bahan nuklir di Yongbyon, termasuk plutonium dan uranium".

Bahkan, Ri menambahkan, negaranya bersedia melakukan itu dengan "pengawasan pakar Amerika dan melalui operasi gabungan antara teknisi kedua negara jika Amerika Serikat menghapus sebagian sanksi". Sanksi yang dimaksud adalah yang dijatuhkan Dewan Keamanan PBB, di mana Amerika Serikat adalah salah satu anggotanya.

Baca Juga: Trump dan Kim Setuju Lanjutkan Dialog

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya