Lagunya Dipakai Kampanye, Pelantun Despacito Geram

Presiden Venezuela menggunakannya untuk raih simpati massa.

Menggunakan kultur pop sebagai senjata politik bukan hal baru. Banyak tokoh politik yang mencoba meraih dukungan masyarakat dengan memanfaatkan popularitas pekerja kreatif maupun karyanya. Misalnya, ketika mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan pasangannya, Djarot Saiful Hidayat, berkampanye mereka memanfaatkan dukungan para selebritas untuk meraih suara.

Sayangnya, ini tak selalu berjalan mulus. Kali ini Presiden Venezuela Nicolas Maduro justru membuat geram pelantun lagu hits Despacito, Luis Fonsi dan Daddy Yankee, karena menggunakan lagu tersebut untuk terlihat relevan di mata publik.

Maduro tengah berkampanye.

Lagunya Dipakai Kampanye, Pelantun Despacito GeramMiraflores Palace/Handout via REUTERS

Dikutip dari The Guardian, Presiden berusia 54 tahun tersebut tengah berkampanye untuk mengajak rakyat Venezuela agar memberikan suaranya guna mendukung tugas Constituent Assembly atau Majelis Konstituen. Lembaga ini nantinya akan memiliki kekuasaan untuk merevisi atau mengganti konstitusi yang ada saat ini.

"Permintaan kami kepada Majelis Konstituen hanya untuk menyatukan negara ini... Despacito!" kata Maduro dalam iklan yang ditayangkan berulang kali di televisi. Remix dari lagu yang disebut sebagai yang paling banyak didengarkan secara online itu pun dimainkan.

Dalam Bahasa Spanyol, Despacito sendiri berarti 'pelan-pelan'. "Bagaimana menurut kalian? Apakah video ini disetujui?" ujarnya kepada massa yang kemudian disambut sorak-sorai. Presiden yang berasal dari partai sayap kiri tersebut terlihat bertepuk tangan bahagia.

Baca Juga: Makin Memanas, Anggota Parlemen Venezuela Babak Belur

Luis Fonsi dan Daddy Yankee menyatakan kegeramannya.

Lagunya Dipakai Kampanye, Pelantun Despacito GeramDesiree Navarro/WireImage via NPR

Usai mengetahui bahwa lagu mereka digunakan untuk tujuan politik oleh Maduro, baik Luis Fonsi maupun Daddy Yankee langsung menyatakan protes. Dalam sebuah pesan di akun Twitter, penyanyi Puerto Rico itu menuliskan kalimat seperti ini:

"Di titik manapun aku tak pernah dimintai izin, atau mengizinkan, penggunaan atau perubahan dalam lirik lagu Despacito untuk ambisi-ambisi politik, dan apalagi di tengah situasi buruk yang dialami oleh negara yang kucintai, Venezuela."

Sementara itu, Daddy Yankee mengunggah sebuah foto di Instagram yang memperlihatkan Maduro dengan coretan 'X' berwarna merah tepat di bagian tengah. Ia kemudian menuliskan caption sebagai berikut:

"Fakta bahwa Anda secara ilegal mencuri sebuah lagu (Despacito) tidak sebanding dengan kejahatan yang Anda sedang dan telah lakukan di Venezuela. Rezim diktator Anda adalah lelucon, tak hanya untuk saudara-saudara saya di Venezuela, tapi juga seluruh dunia. Dengan rencana pemasaran yang menjijikkan seperti ini, Anda hanya menegaskan ide-ide fasis Anda."

Maduro diyakini tengah menggalang dukungan untuk menguatkan cengkeramannya.

Lagunya Dipakai Kampanye, Pelantun Despacito Geramwashingtontimes.com

Meski Undang-undang Venezuela memperbolehkan adanya revisi konstitusi melalui Majelis Konstituen, dan fakta bahwa negara tersebut sudah pernah melakukannya pada 1999 lalu di bawah otoritas Presiden Hugo Chavez, tapi pihak oposisi menilai ini adalah akal-akalan Maduro untuk menguatkan posisinya.

Oposisi juga menuntut untuk pelaksanaan pemilu yang akan memilih presiden baru. Maduro sendiri mengatakan bahwa keputusan untuk menggunakan Majelis Konstituen tersebut diperlukan karena ia melihat ada ancaman terhadap demokrasi di Venezuela.

Baca Juga: Krisis Venezuela, Demonstran Dibakar Hidup-hidup

Topik:

Berita Terkini Lainnya