Linkin Park Somasi Trump karena Pakai 'In The End' untuk Kampanye

Twitter hapus video kampanye Trump usai diprotes Linkin Park

Jakarta, IDN Times - Linkin Park mengirimkan somasi kepada tim kampanye Donald Trump karena memakai lagu mereka tanpa izin pada Minggu 19 Juli 2020. Video kampanye tersebut menggunakan lagu hits Linkin Park pada tahun 2002 yang berjudul In The End.

Tim kampanye Trump mengunggah video itu di Twitter yang kemudian justru semakin jadi boomerang. Usai mendapatkan protes dari grup rock asal Amerika Serikat tersebut, Twitter pun memutuskan untuk menghapusnya. "Media ini tidak bisa ditayangkan untuk merespons sebuah laporan dari pemilik hak cipta," tulis Twitter.

1. Linkin Park menegaskan tidak pernah memberikan dukungan kepada Trump

Linkin Park Somasi Trump karena Pakai 'In The End' untuk KampanyeTangkapan layar twit video kampanye Donald Trump yang dihapus oleh Twitter. twitter.com/DanScavino

Melalui Twitter juga, Mike Shinoda dan rekan-rekan menegaskan bahwa penggunaan lagu tersebut melanggar peraturan karena tidak mendapatkan izin.

Linkin Park juga menggarisbawahi mereka tidak memberikan dukungan kepada Trump yang sedang berusaha terpilih kembali sebagai Presiden Amerika Serikat.

"Linkin Park baik dulu dan sekarang tidak mendukung Trump, maupun memberikan izin kepada organisasinya untuk memakai musik kami yang mana pun," tulis grup tersebut. "Sebuah somasi telah dikeluarkan," tambah mereka.

Sikap Linkin Park sejalan dengan mendiang Chester Bennington yang meninggal pada 2017 lalu. Vokalis band tersebut lantang menyuarakan penolakannya terhadap kandidat dari Partai Republik itu.

"Trump adalah ancaman yang lebih besar bagi Amerika Serikat dibandingkan terorisme!! Kita harus merebut kembali suara kita dan memperjuangkan apa yang kita percaya," cuitnya pada 2015.

Baca Juga: Trump Tarik Rencana Soal Imigrasi, Pelajar Asing Tak Jadi Diusir 

2. Baik Twitter maupun Trump belum memberikan komentar lanjutan

Linkin Park Somasi Trump karena Pakai 'In The End' untuk KampanyeLinkin Park. instagram.com/linkinpark

Melansir CNN, video itu pertama kali diunggah ke Twitter oleh Direktur Media Sosial Gedung Putih Dan Scavino pada Jumat 17 Juli 2020. Kemudian, Trump memberikan retweet yang membuat video tersebut semakin banyak ditonton oleh pengguna Twitter.

Di dalam video itu terlihat cuplikan pidato pelantikan Trump pada Februari 2017 lalu dan sejumlah gambar dari kampanye-kampanye yang pernah dilakukannya. Keseluruhan video menggunakan lagu In The End sebagai musik latar.

Perwakilan Twitter maupun Trump belum memberikan komentar.

3. Ini bukan kali pertama bagi Trump mendapatkan somasi atau protes dari musisi yang lagunya dipakai kampanye

Linkin Park Somasi Trump karena Pakai 'In The End' untuk KampanyePresiden Amerika Serikat Donald Trump di Fort Lauderdale, Florida, Amerika Serikat, pada 10 Juli 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque

Linkin Park bukan artis pertama yang menunjukkan sikap keberatan atas penggunaan salah satu lagunya oleh tim kampanye Trump. Sebelumnya, grup band rock legendaris asal Inggris, Queen, sudah pernah melayangkan protes.

Rolling Stone melaporkan pada 2019 bahwa perwakilan Queen meminta Trump untuk menghapus video kampanye yang menggunakan lagu hits We Will Rock You karena tidak ada izin. Video itu juga diunggah di Twitter dan kabarnya sudah ditonton sebanyak 1,7 juta kali sebelum Queen memprotes.

Kemudian, pada bulan lalu, keluarga mendiang musisi Tom Petty mengeluarkan pernyataan lewat Twitter yang berisi keberatan karena Trump menggunakan lagunya yang berjudul I Won't Back Down saat kampanye di Tulsa--sebuah kota yang dalam sejarahnya diwarnai pembunuhan massal warga kulit hitam oleh warga kulit putih.

"Baik mendiang Tom Petty maupun keluarga berdiri tegas melawan rasisme dan diskriminasi dalam bentuk apa pun. Tom Petty takkan pernah bersedia lagunya digunakan untuk kampanye kebencian. Dia suka membuat orang-orang bersatu," tulis keluarga.

Baca Juga: Presiden Trump Tak akan Buat Aturan yang Memaksa Warga AS Pakai Masker

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya