Mantan Direktur FBI: Secara Moral, Trump Tak Pantas Jadi Presiden

Trump, seperti biasa, kebakaran jenggot di Twitter. #ComeyInterview

Washington, IDN Times - Mantan Direktur FBI, James Comey, memberikan wawancara televisi eksklusif sejak ia dipecat oleh Donald Trump pada 2017 lalu. Wawancara dengan stasiun televisi ABC tersebut dilakukan dalam rangka promosi buku pertamanya yang berjudul A Higher Loyalty.

1. Comey mengatakan Trump tak layak menjadi presiden

Mantan Direktur FBI: Secara Moral, Trump Tak Pantas Jadi PresidenThe Spectator

Berdasarkan wawancara dengan ABC selama lima jam, ada sejumlah pernyataan menarik yang dilontarkan Comey. Salah satu yang kemudian menjadi tajuk utama di berbagai media adalah tentang Trump yang tak layak jadi presiden.

"Presiden kita harus menunjukkan rasa hormat dan bersikap sesuai nilai-nilai inti negara ini. Yang paling penting adalah kejujuran. Presiden ini tak mampu melakukannya. Secara moral, dia tak pantas jadi presiden," ucap Comey.

Meski begitu, ia tak ingin Trump dilengserkan karena bisa melepaskan pemilih dari tanggung jawab mereka untuk memilih pemimpin yang bertanggung jawab. "Rakyat di negara ini butuh berdiri dan pergi ke bilik pemungutan suara dan memilih nilai-nilai [yang mereka percaya]. Dan pemakzulan bisa memutus itu," tegasnya.

Comey sendiri mengaku bahwa ia sempat bertemu dengan Trump saat masih menjabat. Saat itu, Trump menuntut "kesetiaan tertinggi" darinya. Dari situ, Comey menyamakan Trump dengan mafia. "Janji kesetiaan, bos menjadi pusat dominasi dari segalanya, ini tentang bagaimana kamu melayani sang bos, apa yang menjadi kepentingan bos," ujar Comey.

Baca juga: Hinaan 'Wanita Menjijikkan' Trump ke Hillary Clinton Jadi Kampanye Feminis di Internet

2. Comey sempat yakin Hillary Clinton akan memenangkan pilpres

Mantan Direktur FBI: Secara Moral, Trump Tak Pantas Jadi Presiden ANTARA FOTO/REUTERS/Brian Snyder

Comey seringkali disebut sebagai salah satu tokoh kunci yang menyebabkan kekalahan Hillary Clinton pada pilpres 2016 lalu. Pasalnya, menjelang November, Comey memberitahu Kongres bahwa FBI tengah menginvestigasi kebocoran email Clinton.

Masalah email adalah satu dari sekian isu yang membuat warga Amerika Serikat tidak percaya kepada Clinton. Email yang dimaksud, misalnya, berisi dukungan Partai Demokrat kepada mantan Ibu Negara itu. Demokrat juga disebut sengaja menyingkirkan kandidat lainnya yaitu Bernie Sanders.

"Rasanya menyebalkan," kata Comey ketika ditanya tentang tuduhan bahwa ia membuat Clinton kalah. Ia mengaku mengumumkan investigasi itu karena percaya Clinton akan menang. "Saat itu aku beroperasi di dunia di mana Hillary Clinton akan mengalahkan Donald Trump. 

"Aku yakin itu penyebabnya. Aku tak ingat benar-benar mengatakannya, tapi pasti karena itu [aku melakukan investigasi]. Bahwa ia akan terpilih jadi presiden, dan jika aku menyembunyikannya dari warga Amerika, dia takkan sah ketika terpilih, momen saat hasil penyelidikan keluar, " tambahnya.

Ironisnya, pada awal November, tepat beberapa hari sebelum pemungutan suara, Comey kemudian menegaskan tak ada yang mencurigakan dari email Clinton sehingga tak perlu ada penyelidikan selanjutnya.

3. Trump mengungkapkan kemarahannya melalui Twitter

Mantan Direktur FBI: Secara Moral, Trump Tak Pantas Jadi PresidenANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria

Dikutip dari BBC, begitu wawancara Comey disirakan, Partai Republik langsung mengeluarkan pernyataan. Mereka menilai tur promosi buku tersebut menunjukkan "loyalti tertingginya yang sebenarnya kepada dirinya sendiri" dan "satu-satunya yang lebih buruk daripada sejarah pelanggaran Comey adalah niatnya untuk berkata apapun demi menjual buku".

Melalui Twitter, Trump membantah bahwa ia pernah meminta Comey untuk menunjukkan loyalitas kepadanya. "Aku bahkan tak seberapa kenal pria ini. [Itu] hanya kebohongannya yang lain," tulis Trump. Ia pun mencemooh buku Comey "palsu" dan berisi "pembenaran terhadap diri sendiri". Trump juga menilai Comey layak dipenjara karena tak meneruskan investigasi email Clinton dan berbohong kepada Kongres.

Baca juga: Mantan Model Playboy Ini Ungkap Hubungan Khususnya dengan Trump

Topik:

Berita Terkini Lainnya