Masalah Gibraltar Selesai, Uni Eropa Siap Lanjutkan Negosiasi Brexit

Spanyol menolak jika tak dilibatkan dalam urusan Gibraltar

Brussels, IDN Times - Setelah sekitar 11 jam berselisih dengan Spanyol terkait Gibraltar, Perdana Menteri Inggris Theresa May akhirnya mengambil keputusan. May menerima tuntutan Spanyol bahwa ketika nanti Inggris resmi berpisah dari Uni Eropa, segala urusan terkait Gibraltar wajib dibicarakan secara bilateral oleh pemerintah di London dan Madrid.

Isu Gibraltar sudah menjadi perdebatan antara Inggris dan Spanyol sejak lama. Namun,  beberapa kali referendum di sana menghasilkan hasil sama: Gibraltar tetap berada di bawah kontrol pemerintah di London. 

1. Spanyol meminta diskusi dengan Inggris mengenai "kedaulatan bersama" Gibraltar

Masalah Gibraltar Selesai, Uni Eropa Siap Lanjutkan Negosiasi Brexitunsplash.com/Ian

Waktu yang kian dekat dengan Pertemuan Tingkat Tinggi Uni Eropa pada Minggu (25/11) membuat Inggris harus rela berunding dengan Spanyol. Dilansir dari The Guardian, Duta Besar Inggris untuk Uni Eropa Sir Tim Barrow mengatakan bahwa urusan Gibraltar takkan dibahas dalam kesepakatan dagang antara negaranya dengan Uni Eropa di masa depan.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menanggapi langkah Inggris itu dengan menuntut adanya diskusi mengenai "kedaulatan bersama" dari Gibraltar. "Begitu Inggris meninggalkan Uni Eropa, hubungan politik, hukum dan bahkan geografis dengan Uni Eropa harus melalui Spanyol," tegas Sanchez.

Inggris sebenarnya sudah mengontrol Gibraltar sejak 1713 ketika Spanyol menyerahkannya melalui Perjanjian Utrecht. Meski begitu, Spanyol tidak bisa merelakan wilayah yang dikenal dengan sebutan The Rock tersebut begitu saja. Madrid ingin merebut Gibraltar kembali. Ini merupakan kebijakan resmi Spanyol sejak era Francisco Franco.

2. Politisi Partai Konservatif Inggris menuding May menyerah pada Uni Eropa

Masalah Gibraltar Selesai, Uni Eropa Siap Lanjutkan Negosiasi BrexitANTARA FOTO/REUTERS/Yves Herman

Saat Spanyol sudah merasa mendapat kejelasan sikap dari Inggris, tantangan dari dalam negeri justru menerpa May. Bloomberg melaporkan bahwa para politisi Partai Konservatif yang skeptis terhadap Uni Eropa mengkritik May dengan keras. Misalnya, Owen Paterson yang merupakan mantan menteri sekaligus pendukung Brexit.

Ia menilai keputusan May itu "sangat memalukan". Paterson memandang Gibraltar "semestinya bebas menikmati keuntungan dari kesepakatan dagang baru apapun yang ditandatangani oleh Inggris yang baru saja merdeka" dari Uni Eropa. Nadine Dorries, politisi lainnya, mengatakan May "meninggalkan" Gibraltar dan "menyerah pada tiap tuntutan Uni Eropa".

Baca Juga: Alasan Kenapa Gibraltar Jadi Ancaman Bagi Negosiasi Brexit

3. May bersikeras tidak ada yang berubah dari posisinya terhadap Gibraltar

Masalah Gibraltar Selesai, Uni Eropa Siap Lanjutkan Negosiasi BrexitANTARA FOTO/Andrew Matthews/Pool via REUTERS

Menariknya, May membantah semua tudingan yang diarahkan kepadanya. Ia menegaskan posisinya terkait kontrol Inggris terhadap Gibraltar tidak akan berubah. "Saya bangga Gibraltar adalah milik Inggris dan saya akan selalu membela Gibraltar. Posisi Inggris terhadap Gibraltar takkan berubah," ucapnya.

"Kami sudah bernegosiasi mewakili Gibraltar, mereka dibahas dalam kesepakatan perpisahan secara keseluruhan dan periode implementasinya. Di masa depan, kami akan terus bernegosiasi dengan mewakili seluruh keluar Kerajaan Inggris, dan itu termasuk Gibraltar."

4. Presiden Dewan Uni Eropa meminta semua fokus pada pertemuan hari Minggu

Masalah Gibraltar Selesai, Uni Eropa Siap Lanjutkan Negosiasi BrexitANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville

Di samping perbedaan pandangan antara May dan anggota Partai Konservatif di Inggris, Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk meyakinkan bahwa masalah dengan Spanyol sudah selesai. Ia pun meminta agar 27 pemimpin negara Uni Eropa fokus pada pertemuan hari Minggu.

Agendanya adalah membahas kesepakatan Brexit secara lebih mendalam. Ia pun mengimbau agar mereka "menyetujui hasil negosiasi Brexit pada hari Minggu". Tusk menambahkan,"Tak ada alasan untuk berbahagia. Namun, setidaknya dalam masa kritis ini 27 pemimpin Uni Eropa berhasil melewati ujian terhadap persatuan dan solidaritas."

5. Ada dua dokumen yang akan dibahas pada Pertemuan Tingkat Tinggi Uni Eropa

Masalah Gibraltar Selesai, Uni Eropa Siap Lanjutkan Negosiasi BrexitANTARA FOTO/REUTERS/Hannah McKay

Sebagaimana dilaporkan oleh BBC, May akan berhadapan dengan 27 pemimpin Uni Eropa untuk membahas dua dokumen penting terkait Brexit. Dokumen pertama adalah deklarasi politik. Deklarasi ini berisi gambaran tentang kemungkinan hubungan Inggris dan Uni Eropa di masa depan. Isu pentingnya berhubungan dengan perdagangan dan keamanan.

Dokumen kedua setebal 585 halaman merupakan persetujuan perpisahan Inggris dengan Uni Eropa. Tak seperti deklarasi politik, dokumen ini bersifat mengikat secara hukum. Halaman-halaman tersebut mengatur tentang persyaratan keluarnya Inggris. 

Misalnya, Inggris harus membayar "biaya perceraian" sebesar Rp 727 triliun kepada Uni Eropa. Kemudian ada juga persoalan perbatasan antara Irlandia Utara yang adalah bagian dari Kerajaan Inggris dengan Irlandia. Inggris sendiri dijadwalkan resmi berpisah dari Uni Eropa pada 29 Maret 2019.

Baca Juga: Waktu Kian Mepet, Inggris Hadapi Tantangan Untuk Brexit

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya