Media AS: Bungkam Pengkritik, Arab Saudi "Ternak" Pasukan Troll Online

Salah satu yang menjadi target adalah Khashoggi

Riyadh, IDN Times - Pemerintah Arab Saudi baru saja mengakui bahwa wartawan sekaligus kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, telah dibunuh.  

Pengakuan itu datang dalam selang waktu yang cukup lama setelah Arab Saudi bersikeras bahwa laki-laki berusia 59 tahun tersebut sudah meninggalkan kantor konsulat di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober lalu. Terungkapnya nasib Khashoggi juga diikuti oleh kisah lain dari Arab Saudi mengenai dugaan bentuk serangan terhadap mereka yang dinilai membangkang.

Dalam laporannya, media asal Amerika Serikat (AS), New York Times, menyebut bahwa serangan itu dikerahkan di media sosial. Media tersebut mengutip dari sejumlah dokumen yang mereka dapatkan. 

1. Arab Saudi membentuk pasukan troll internet untuk menyerang pengkritik

Media AS: Bungkam Pengkritik, Arab Saudi Ternak Pasukan Troll OnlineANTARA FOTO/REUTERS/Osman Orsal

New York Times melaporkan pada Minggu (21/10) bahwa ada upaya sistematis yang dilakukan pemerintah Arab Saudi untuk merespons pengkritik. Respons tersebut berupa pasukan troll internet yang ditugaskan untuk menyerang mereka di media sosial, salah satunya Twitter.

Pasukan troll ini menyeret Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang juga dikenal sebagai MBS. "Ratusan orang bekerja di sebuah tempat yang disebut troll farm di Riyadh untuk membungkam suara-suara pembangkang, seperti Khashoggi," tulis New York Times.

Baca Juga: Siapa Jamal Khashoggi, Wartawan yang Diduga Dihabisi Arab Saudi

2. Salah satu yang menjadi target adalah Khashoggi

Media AS: Bungkam Pengkritik, Arab Saudi Ternak Pasukan Troll OnlineANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis

Maggie Mitchell Salem, teman Khashoggi selama 15 tahun, mengatakan bahwa setiap pagi mendiang wartawan tersebut mengakses akun Twitter pribadinya dan mendapati banyak sekali serangan-serangan verbal yang ditujukan kepadanya. Terkadang ia menganggap serangan itu secara personal.

"Pagi hari adalah waktu terburuk baginya sebab dia akan bangun lalu mendapati apa yang setara dengan tembakan-tembakan peluru secara online," ungkap Salem. Oleh karena itu, tambahnya, teman-teman Khashoggi kerap menghubungi untuk memastikan ia dalam keadaan baik-baik saja.

3. Penasihat utama MBS disebut sebagai otak di balik pasukan troll internet sekaligus kematian Khashoggi

Media AS: Bungkam Pengkritik, Arab Saudi Ternak Pasukan Troll OnlineANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis

Informasi yang diperoleh New York Times juga menyebutkan bahwa ada nama penasihat utama MBS, Saud al-Qahtani, dalam pembentukan serta operasional pasukan troll internet tersebut. Qahtani sendiri baru saja dipecat pada Sabtu lalu (20/10) karena disebut terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.

Ia merekrut ratusan laki-laki muda di atau sekitar Riyadh untuk melancarkan serangan-serangan verbal kepada pengkritik. Mereka yang diserang bukan orang sembarangan sebab otoritas Arab Saudi sudah menyediakan daftarnya. Bahkan, manusia di balik pasukan troll internet itu diberikan jenis hinaan, intimidasi, serta kuota cuitan yang wajib dipenuh setiap hari. Mereka dibayar sekitar Rp45 juta per bulan.

Baca Juga: Saudi: Jamal Khashoggi Berkelahi dengan Orang di Konsulat

4. Ada orang dalam Twitter yang diduga membantu operasi troll internet Arab Saudi

Media AS: Bungkam Pengkritik, Arab Saudi Ternak Pasukan Troll OnlineANTARA FOTO/REUTERS/Osman Orsal

Nama lain yang muncul adalah Ali Alzabarah. Ia merupakan salah satu pegawai di unit engineering Twitter sejak 2013 hingga 2015. Dua tahun sejak Alzabarah bergabung dengan Twitter, intelijen Barat menginformasikan kepada para eksekutif San Francisco tentang adanya pegawai yang juga bekerja untuk Arab Saudi.

Intelijen tersebut mengatakan bahwa si pegawai ditugaskan mengawasi akun-akun pembangkang atau siapapun yang dinilai melawan pemerintah Arab Saudi. Posisi Alzabarah sendiri secara alami memungkinkannya untuk mengakses berbagai informasi personal serta aktivitas pengguna Twitter, termasuk nomor telepon dan alamat IP. Pada 2015, Twitter dilaporkan memecat Alzabarah. Ia kini dikabarkan bekerja untuk pemerintah Arab Saudi.

Seorang juru bicara Twitter menolak berkomentar mengenai Alzabarah. Selain itu, otoritas Saudi juga tidak merespons ketika dimintai keterangan mengenai masalah ini. 

5. Perusahaan konsultan ternama, McKinsey, ikut disebut menyediakan informasi soal pengkritik kepada Arab Saudi

Media AS: Bungkam Pengkritik, Arab Saudi Ternak Pasukan Troll OnlineANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque

Informasi mengejutkan lain yang turut diungkap New York Times adalah soal keterlibatan McKinsey. Perusahaan konsultan yang bermarkas di New York itu dibayar untuk mengukur persepsi warga Arab Saudi terhadap pemerintah usai diberlakukannya kebijakan pengetatan ekonomi pada 2015.

Sederhananya seperti ini: pemerintah Arab Saudi ingin melacak bagaimana kebijakan kontroversial itu diterima oleh masyarakat, tak terkecuali mereka yang dinilai membangkang dan mampu membentuk opini publik. McKinsey kemudian memberikan laporan kepada pemerintah tentang siapa saja tokoh yang paling vokal dalam isu tersebut.

McKinsey menemukan tiga nama yang dianggap memberikan sentimen negatif kepada pemerintah lewat Twitter. Mereka adalah penulis Khalid al-Alkami; pengkritik yang tinggal di Kanada bernama Abulaziz; serta akun anonim bernama Ahmad. Tak lama kemudian, kelompok HAM setempat mengabarkan bahwa Alkami ditahan oleh otoritas Arab Saudi.

Baca Juga: Kata Perpisahan Tunangan untuk Jamal Khashoggi yang Menyayat Hati

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya