Mengklaim Demi Kesopanan, Sekolah di Inggris Larang Murid Pakai Rok

Para orangtua murid gugat sekolah karena larangan ini

London, IDN Times - Sebuah sekolah di Inggris mengeluarkan peraturan yang berisi larangan pemakaian rok kepada seluruh muridnya. Sekolah bernama Priory School yang berlokasi di Sussex atau sekitar satu jam dari London tersebut mulai memberlakukan aturan baru itu pada September mendatang.

Seluruh murid, baik laki-laki, perempuan, maupun transgender, diwajibkan untuk memakai celana. Dilansir dari The Telegraph, pada 2017 pihak sekolah sudah mengumumkan pelarangan ini tapi dikatakan hanya akan berlaku pada murid angkatan baru. Kini aturannya berubah.

1. Demi kesetaraan gender dan kesopanan

Mengklaim Demi Kesopanan, Sekolah di Inggris Larang Murid Pakai Rokunsplash.com/Chen Feng

Seperti tercantum dalam situs resmi sekolah, mulai ajaran baru 2019 ini seluruh murid yang belajar di Priory harus mengikuti peraturan yang berlaku. "Seragam ini didesain secara spesifik untuk merespons berbagai isu dan saran yang diungkapkan oleh para orangtua, siswa dan staf sekolah," tulis mereka.

Isu yang dimaksud, klaim sekolah itu, adalah perkara "ketidaksetaraan gender dan kesopanan". Mereka mengaku salah satunya dalam beberapa tahun terakhir ini muncul "kekhawatiran" mengenai ukuran rok sejumlah siswi yang dianggap tidak sesuai untuk kegiatan belajar. Kemudian, sekolah mengklaim aturan ini akan memudahkan murid transgender.

2. Orangtua murid memprotes aturan ini

Mengklaim Demi Kesopanan, Sekolah di Inggris Larang Murid Pakai Rokunsplash.com/Jeffrey Lin

Sejauh ini tanggapan beberapa orangtua murid tidak seperti yang diharapkan oleh pengurus sekolah. Sebanyak 209 orangtua sudah menandatangani sebuah petisi yang menuntut sekolah membatalkan regulasi baru ini. Mereka yang tak sepakat berpendapat bahwa itu merupakan suatu pemaksaan.

"Ini soal pilihan," kata salah satu orangtua. "Di mana lagi di dunia ini perempuan dikatakan tidak sopan ketika memakai rok? Menurut saya ini bentuk lain dari kontrol," ujar orangtua lainnya.

Baca Juga: Di Selandia Baru Siswa Laki-laki Boleh Pakai Rok, Kok Bisa?

3. Orangtua yang menolak menilai aturan ini kontra-produktif

Mengklaim Demi Kesopanan, Sekolah di Inggris Larang Murid Pakai Rokunsplash.com/Joseph Chan

Ketika sekolah mengklaim peraturan baru diambil demi kesetaraan, orangtua yang tidak sejalan justru menganggapnya sebagai pembatasan. Dalam petisi dituliskan bahwa peraturan itu kontra-produktif karena melenceng dari tujuan yang dikatakan sekolah.

"Memaksa setiap orang untuk memakai celana adalah pembatasan pilihan, ini mencegah orang memiliki kemampuan memilih untuk memakai rok atau celana dan oleh karena itu mencegah keberagaman."

Argumen lainnya adalah soal lingkungan di mana para pelajar yang menuntut ilmu di sekolah itu harus membuang seragam mereka. Harapannya akan semakin banyak orangtua murid yang ikut menolak. Salah satu wakil wali murid mengatakan mereka menargetkan ada 500 orangtua yang menandatangani petisi.

4. Salah satu orangtua menilai ini diskriminatif

Mengklaim Demi Kesopanan, Sekolah di Inggris Larang Murid Pakai Rokunsplash.com/A Perry

Pada Selasa (23/7), kepala sekolah sendiri telah menerima surat legal dari salah satu orangtua yang keberatan dengan peraturan ini. Ia bahkan mengirimkan surat yang sama kepada pemerintah lokal. Menurut orangtua yang enggan menyebutkan identitasnya ini sekolah bersikap tidak masuk akal karena tidak memberlakukan masa transisi terutama bagi siswa senior.

Bagi yang mengalami masalah finansial, membeli seragam baru yang hanya akan dipakai sebentar sebelum kelulusan adalah kendala tersendiri merupakan sesuatu yang diskriminatif. Sang orangtua mengancam akan menggugat sekolah bila tidak membatalkan peraturan ini dalam 14 hari.

5. Netizen pun menyuarakan protes mereka

Beberapa netizen mengungkapkan kekecewaan mereka atas adanya peraturan tersebut. "Ini tak adil terhadap mereka yang memilih memakai rok," tulis salah seorang netizen. "Ini pendapat saya. Hapuskan seragam. Mungkin pakai kode warna jika mau. Pergi lah ke sekolah dengan perilaku baik. Belajar yang giat. Ciptakan sesuatu tak peduli pilihan pakaian atau kebenaran politikmu," tulis yang lain.

Baca Juga: SD Negeri di Tokyo Diprotes Usai Pilih Seragam Senilai Rp 10 Juta

Topik:

Berita Terkini Lainnya