Merasa Kalah Pemilu, Ini Peringatan Tiongkok kepada Hong Kong

Kandidat pro-demokrasi hampir sapu bersih hasil Pemilu

Hong Kong, IDN Times - Pemerintah Tiongkok mendapatkan hasil buruk dalam Pemilu Distrik yang dilangsungkan di Hong Kong pada Minggu (24/11). Berdasarkan hasil yang diumumkan sehari setelahnya, dari hampir 1.100 kandidat yang mengincar 452 kursi, ada lebih dari 300 yang dimenangkan oleh para aktivis pro-demokrasi.

Sementara itu, menurut laporan Reuters, hanya ada 41 kandidat pendukung pemerintah yang berhasil terpilih. Tiongkok pun mengeluarkan pernyataan, yang bisa diartikan sebagai peringatan kepada Hong Kong, bahwa Beijing tidak akan tinggal diam ketika ada yang mencoba mengancam kedaulatan nasional.

1. Pejabat Kementerian Luar Negeri Tiongkok buka suara

Merasa Kalah Pemilu, Ini Peringatan Tiongkok kepada Hong KongSalah satu kandidat Pemilu Distrik, Jimmy Sham, melambai kepada pendukung di tempat pemungutan suara di Hong Kong pada 24 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi

Dalam sebuah kesempatan langka, Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, memberikan responsnya di hadapan pada reporter ketika menghadiri pertemuan G20 di Jepang. "Usaha apa pun untuk mengganggu Hong Kong dan merusak stabilitas serta kemakmurannya takkan berhasil," ujar Wang, seperti dilansir dari NBC News.

Sedangkan Geng Shuang, juru bicara Kementerian Luar Negeri, menegaskan kembali bahwa masalah Hong Kong adalah urusan internal Tiongkok. Kepada koran pemerintah, Global Times, ia berkata bahwa Beijing tetap berkomitmen untuk menjaga kepentingan nasional, kedaulatan, keamanan dan pembangunan negara.

2. Media pemerintah Tiongkok turut memberikan tanggapan

Merasa Kalah Pemilu, Ini Peringatan Tiongkok kepada Hong KongCalon yang didiskualifikasi dan aktivis pro-demokrasi Joshua Wong berbicara kepada media setelah memberikan suara dalam pemilhan dewan distrik di Hong Kong pada 24 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Laurel Chor

Media pemerintah lainnya, People's Daily, tidak ketinggalan untuk menerbitkan komentar mereka terhadap kekalahan pemerintah di kotak suara. Melalui publikasi yang diterbitkan di hari yang sama dengan Pemilu, media tersebut menuding pemungutan suara dilakukan di bawah "bayang-bayang teror gelap".

"Orang-orang yang mencintai Tiongkok dan Hong Kong harus fokus terhadap keuntungan Hong Kong dalam jangka panjang dan secara keseluruhan, tetap bersatu untuk menghadapi kesulitan ini serta melanjutkan untuk mengemban tanggung jawab mengembalikan ketertiban publik dan menjaga kemakmuran Hong Kong," tulis People's Daily.

Baca Juga: Dituding Separatis, Aktivis Hong Kong Didiskualifikasi dari Pemilu

3. Tiongkok diprediksi sedang malu karena hasil Pemilu tersebut

Merasa Kalah Pemilu, Ini Peringatan Tiongkok kepada Hong KongPemilih mengantri untuk memberikan suara di tempat pemungutan suara dalam pemilihan lokal dewan distrik di Hong Kong pada 24 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha

Menurut analisis Kenneth Chan, seorang profesor di Departemen Ilmu Hubungan Internasional dan Pemerintahan di Hong Kong Baptist University, hasil Pemilu tersebut membuat pemerintah sekaligus para pendukung Bejing merasa sangat malu.

"Saya sudah berbicara dengan beberapa dari mereka dan mereka sedang berjuang untuk keluar dengan sebuah jawaban. Keputusan sudah diambil dan pemerintah tak bisa lagi tidak peduli pada pendapat publik," ujarnya kepada NBC News.

4. Amerika Serikat diperkirakan segera menguatkan dukungan kepada Hong Kong

Merasa Kalah Pemilu, Ini Peringatan Tiongkok kepada Hong KongKepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam memberikan suaranya di tempat pemungutan suara dalam pemilihan lokal dewan distrik di Hong Kong pada 24 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Dengan hasil ini, Huang Jing dari Beijing Language and Culture University, memperkirakan bahwa Amerika Serikat akan menguatkan dukungan kepada para aktivis pro-demokrasi Hong Kong.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kongres di Washington telah meloloskan legislasi untuk menyokong HAM dan demokrasi di pulau tersebut sehingga membuat Beijing geram. Fokus selanjutnya, menurut Huang, adalah Pemilu Legislatif pada 2020 yang akan jadi pertaruhan antara pendukung demokrasi melawan pemerintah.

Kepada South China Morning Post, Huang memperkirakan kedua pihak akan memperhatikan dengan seksama Pemilu Dewan Legislatif Hong Kong pada tahun depan sebab Hong Kong ternyata menjadi titik baru antara kedua negara.

Baca Juga: Kegeraman Beijing Usai Washington Loloskan Legislasi Dukung Hong Kong 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya