Mercedes hingga Airbus Berlomba Produksi Ventilator yang Langka

Ventilator sangat penting bagi banyak pasien COVID-19

Washington DC, IDN Times - Ventilator merupakan alat medis yang sangat krusial dalam membantu menyelamatkan para pasien COVID-19 yang menderita masalah pernapasan. Namun, justru alat tersebut saat ini berjumlah sangat langka sebab total pasien yang membutuhkannya melonjak sangat drastis di seluruh dunia.

Oleh karena itu, pemerintah di beberapa negara mulai memikirkan bagaimana caranya untuk mengamankan suplai ventilator demi menekan jumlah kematian akibat virus corona baru. Salah satunya adalah dengan meminta bantuan korporasi-korporasi yang dalam situasi normal memproduksi mesin pesawat atau mobil balap Formula 1.

1. Inggris andalkan Mercedes, Airbus hingga Rolls Royce untuk membuat ventilator

Mercedes hingga Airbus Berlomba Produksi Ventilator yang LangkaSeorang staf medis berdiri di depan seorang pasien COVID-19 di unit perawatan intensif (ICU) Rumah Sakit San Raffaele, Milan, Italia, pada 27 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Flavio Lo Scalzo

Reuters melaporkan bahwa otoritas kesehatan Inggris (NHS) telah memberi lampu hijau kepada konsorsium yang terdiri dari Ford, Airbus dan Rolls Royce untuk memproduksi sebanyak 10.000 ventilator. NHS sendiri mengaku hanya ada kurang lebih 8.000 ventilator di rumah sakit seluruh Inggris.

Sebelumnya, pemerintah mengungkap telah mencapai kesepakatan dengan produsen vacuum cleaner, Dyson, untuk menambah persediaan hingga 10.000 ventilator. Mercedes High Performance Powertrains yang selama ini bertanggung jawab atas mesin mobil balap Formula 1 juga turun tangan.

Mengutip laman resmi Formula 1, Mercedes HPP yang tergabung dalam Project Pitlane mengerahkan para engineer di University College London (UCL) untuk bekerja sama dengan para ilmuwan di Rumah Sakit UCL, Inggris, guna membuat alat bantu pernapasan itu. Direktur Pelaksana Mercedes HPP, Andy Cowell, mengaku bangga dengan adanya proyek ini.

"Komunitas Formula 1 menunjukkan sebuah respons mengesankan terhadap panggilan untuk mendukung, bekerja sama secara kolektif dalam 'Project Pitlane' untuk menyokong kebutuhan nasional saat ini dalam sejumlah proyek berbeda," kata Cowell.

Baca Juga: [BREAKING] Perdana Menteri Inggris Positif Virus Corona

2. Amerika Serikat meminta General Motors untuk membantu, Virgin Orbit juga bersedia memproduksi ventilator

Mercedes hingga Airbus Berlomba Produksi Ventilator yang LangkaSuasana dalam ruang isolasi Rumah Sakit Palang Merah Wuhan di Wuhan, di tengah pandemik COVID-19, di provinsi Hubei, China, pada 16 Februari 2020. ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS

Setelah memperlihatkan kegamangan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya menggunakan Undang-undang Produksi Pertahanan untuk meminta General Motors (GM) membuat ventilator. The New York Times menyebut GM bekerja sama dengan produsen ventilator Ventec Life Systems untuk memenuhi permintaan tersebut.

GM berharap produksi akan dimulai pada pertengahan April dan gelombang ventilator pertama bisa dikirimkan pada akhir bulan. Ventec dilaporkan normalnya memproduksi sebanyak 200 ventilator dalam 30 hari, tapi karena situasi mendesak, perusahaan tersebut diminta berpikir untuk meningkatkannya hingga 10 kali lipat untuk kurun waktu yang sama.

Sedangkan Virgin Orbit, cabang bisnis Richard Branson yang bergerak di bidang pembuatan roket, mengumumkan siap berkontribusi. Dikutip dari CNBC, Virgin Orbit yang bermarkas di Amerika Serikat bekerja sama dengan para peneliti medis di University of California Irvine serta University of Texas untuk memenuhi kebutuhan ventilator di negara itu.

"Biasanya kami mengerjakan mesin dan sistem peluncuran roket yang membawa satelit mengorbit," kata CEO Virgin Orbit, Dan Hart. "Namun, dengan krisis COVID-19 di depan mata, kami menghubungi Gubernur [California] Newsom dan bertanya 'apa yang bisa kami lakukan untuk membantu?'" tambahnya.

3. Ventilator memberi peluang hidup lebih besar bagi pasien COVID-19

Mercedes hingga Airbus Berlomba Produksi Ventilator yang LangkaPetugas ambulans membawa seorang pasien COVID-19 di Rumah Sakit Severo Ochoa, Leganes, Spanyol, pada 26 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Susana Vera

Sebelum berbicara vaksin, dokter dan perawat di rumah sakit yang menangani para pasien COVID-19 dengan gangguan pernapasan akut membutuhkan ventilator agar bisa memperbesar peluang hidup mereka. Secara sederhana, ventilator dapat membantu proses bernapas pasien saat virus corona menyebabkan paru-paru gagal melakukan fungsinya.

Begitu ventilator dipasang, pasien punya kesempatan lebih banyak untuk melawan virus dan sembuh. WHO mengatakan satu dari enam pasien COVID-19 menderita gangguan pernapasan sehingga sangat memerlukan ventilator. Bukan hanya jumlah ventilator selama ini terbatas, tapi dengan pandemik COVID-19, artinya banyak yang sudah digunakan, sedangkan angka kasus terus bertambah.

Secara global, ada total lebih dari 800.000 kasus COVID-19 di 178 negara dan teritori. Sebanyak lebih dari 38.000 meninggal dunia, sedangkan lebih dari 172.000 orang dinyatakan sembuh.

Baca Juga: Mengenal Ventilator, Alat Bantu Pernapasan Bagi Penderita COVID-19

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya