Militer Israel Serang Gaza, Klaim Target Markas Hamas

Hamas mengaku sudah ada gencatan senjata dengan Israel

Gaza, IDN Times - Pasukan militer Israel dan kelompok Hamas saling serang dengan tembakan roket pada Senin malam waktu setempat (25/3). Israel mengklaim telah membombardir Jalur Gaza dengan markas Hamas sebagai target utama.

Saling serang ini terjadi setelah sebuah roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke Tel Aviv pada Senin pagi. Roket tersebut menghancurkan sebuah rumah milik warga dan melukai tujuh orang. The Jerusalem Post melaporkan para korban luka ini adalah keluarga Robert Wolf, warga keturunan Inggris-Israel.

1. Israel mengaku menarget rumah pemimpin Hamas

Militer Israel Serang Gaza, Klaim Target Markas HamasANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem

Militer Israel sendiri mengaku bahwa pihaknya menyasar rumah pemimpin Hamas Ismail Haniyeh serta sebuah bangunan lima lantai di pusat kota Gaza. Israel menyebut bangunan itu merupakan kantor keamanan Hamas. Menurut kelompok ini, ada lima orang mengalami luka.

Sementara itu, kelompok militan di Gaza membalas serangan Israel dengan menembakkan setidaknya 10 roket yang mengarah ke kota Sderot yang berlokasi di Israel bagian selatan. Tidak ada laporan korban jiwa maupun terluka dari serangan ini.

Baca Juga: 4 Organisasi Penting di Palestina Ini Wajib Kamu Tahu

2. Benjamin Netanyahu memutuskan mempersingkat kunjungan ke Amerika Serikat

Militer Israel Serang Gaza, Klaim Target Markas HamasANTARA FOTO/REUTERS/Yair Sagi

Saling serang antara Israel dan Hamas ini terjadi ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tengah melakukan lawatan ke Amerika Serikat untuk bertemu Donald Trump. Begitu mendengar ada serangan roket dari Gaza, ia memutuskan mempersingkat kunjungan. Trump pun menyatakan dukungannya.

Usai serangan pertama, Netanyahu sebenarnya sudah menyampaikan kepada publik bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam dan menjanjikan "respons secara militer". Selain membalas dengan roket, Israel juga dilaporkan menambah jumlah tentara di perbatasan Gaza, termasuk dengan mengirimkan pasukan cadangan.

3. Hamas mengaku Mesir berkontribusi dalam gencatan senjata

Militer Israel Serang Gaza, Klaim Target Markas HamasANTARA FOTO/REUTERS/Mohamad Torokman

Pada Senin pukul 10 malam, Hamas mengumumkan ada gencatan senjata dengan Israel. Ini terjadi setelah Mesir melakukan mediasi. Meski begitu, menurut laporan The Guardian, sebuah tembakan roket bisa kembali didengar di Gaza dan membuat sirene di Israel selatan menyala.

Para petinggi Hamas sendiri dikabarkan bersembunyi. Namun, Haniyah sempat mengimbau warga Palestina di Jalur Gaza untuk bersatu melawan serangan Israel. "Perjuangan Palestina sedang diserang dari berbagai sisi--baik di Yerusalem, Tepi Barat dan Gaza, maupun di dalam penjara-penjara Israel," kata Haniyah, dikutip dari Al Jazeera.

Sedangkan keluarga Wolf yang berasal dari London dan melihat rumahnya hancur lebur mengaku sangat terguncang. Dilansir The Telegraph, ketika serangan dari Gaza terjadi, ia sedang berada di rumah bersama istri, anak-anak serta cucu-cucu mereka.

Begitu mendengar sirene, mereka langsung bersembunyi. "Jika kami tidak lari ke tempat perlindungan dari bom tepat waktu, saya akan menguburkan seluruh anggota keluarga saya sekarang. Kami semua pasti sudah mati jika tak melakukan apa yang seharusnya kami lakukan," ucapnya.

4. Hamas menyerang ketika Israel akan melangsungkan pemilu

Militer Israel Serang Gaza, Klaim Target Markas HamasANTARA FOTO/REUTERS/Mussa Qawasma

Sementara itu, media di Palestina mulai memberitakan bahwa langkah Hamas yang menembakkan roket ke Israel kemarin sebagai hal yang "fatal". Pasalnya, Israel akan menyelenggarakan pemilu pada 9 April mendatang. Setiap serangan dari Hamas diprediksi menguntungkan Israel.

Netanyahu sendiri tidak ingin kehilangan momentum dan berniat menunjukkan kepada warga Israel mengapa ia adalah pemimpin yang tepat untuk menghadapi Hamas. Ia pun meminta warga untuk berlindung karena sewaktu-waktu Hamas bisa kembali mengirimkan serangan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pun mengaku "sangat khawatir" dengan apa yang terjadi di Israel dan Jalur Gaza. Melalui juru bicara PBB Stephane Dujarric, Guterres meminta semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin demi menghindari adanya konflik baru.

Baca Juga: Inilah Arti Voting PBB Soal Yerusalem yang Wajib Kamu Tahu

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya