Momen Terakhir George Floyd, Merintih 'Tak Bisa Napas' hingga 20 Kali

Transkrip insiden ungkap kondisi Floyd saat ditindih polisi

Jakarta, IDN Times - Kematian laki-laki kulit hitam Amerika Serikat George Floyd masih menyisakan tanda tanya. Ia diketahui meninggal di tangan polisi Minneapolis dalam posisi ditindih. Berdasarkan transkrip yang baru dirilis, terungkap bahwa Floyd mengatakan kepada para polisi yang menindihnya bahwa dia tidak bisa bernapas sebanyak lebih dari 20 kali.

"Saya tidak bisa bernapas," kata Floyd, sembari berusaha membebaskan diri dari momen penyiksaan oleh aparat yang seharusnya melindunginya itu. Namun, salah satu polisi yang kini menjadi tersangka, yaitu Derek Chauvin, justru menekan leher Floyd dengan lututnya lalu berkata: "Butuh banyak sekali oksigen untuk berbicara." 

1. Floyd sempat memanggil ibunya yang telah meninggal dunia

Momen Terakhir George Floyd, Merintih 'Tak Bisa Napas' hingga 20 KaliMural George Floyd, laki-laki Afrika-Amerika yang tewas di tangan polisi Minneapolis, di wilayah kumuh Kibera, Nairobi, Kenya, pada 4 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Baz Ratner

Melalui transkrip setebal 82 halaman yang dikutip The New York Times itu juga diketahui saat-saat Floyd sekarat dan memanggil ibunya. "Ibu, saya mencintaimu. Katakan pada anak-anak saya bahwa saya mencintai mereka. Saya mati," tangis Floyd.

Laki-laki 46 tahun itu kemudian mengembuskan napas terakhirnya setelah Chauvin menekan lehernya dengan lutut selama lebih dari delapan menit. Setelahnya, ia sama sekali tidak bergerak.

Sebelum transkrip dirilis, publik mendapatkan sekelumit informasi tentang detik-detik terakhir Floyd dari video yang direkam oleh seorang warga yang ada di lokasi. Saat Floyd dalam kondisi tidak sadarkan diri, seseorang bertanya apakah dia masih bernapas.

"Dia bahkan tidak bernapas sekarang, bro, kalian pikir itu keren?" tanya dia. Salah satu polisi yang turut menindih Floyd, Thomas Lane, menanyakan kepada Chauvin apakah dia bisa mendeteksi detak jantung laki-laki tersebut. Chauvin hanya menjawab "Huh", tanpa melepaskan lututnya dari leher Floyd.

Baca Juga: Jenazah George Floyd Dimakamkan di Samping Nisan Ibunya di Texas

2. Salah seorang polisi berusaha lolos dari tuduhan pembunuhan terhadap Floyd

Momen Terakhir George Floyd, Merintih 'Tak Bisa Napas' hingga 20 KaliSebuah tanda jalan Black Lives Matter di Washington, Amerika Serikat, pada 5 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria

Chauvin menjadi polisi selama 19 tahun hingga akhirnya dikenai pasal pembunuhan tingkat dua. Jika ia terbukti menghabisi nyawa Floyd, ia bisa mendekam selama 40 tahun di balik jeruji besi.

Tiga rekannya yang lain yang turut berada di lokasi, Lane, J. Alexander Kueng, dan Tou Thao turut diancam dengan hukuman yang sama apabila terbukti membantu Chauvin dalam membunuh Floyd. Begitu muncul protes besar-besaran untuk menuntut keadilan bagi Floyd di Minneapolis, empat polisi itu dipecat.

Namun, Lane mencoba untuk lolos dari jeratan tersebut. Transkrip peristiwa mengungkap bahwa ia yang pertama kali mendekati Floyd yang sedang berada di dalam sebuah mobil dengan dua orang lainnya. "Saya minta maaf," kata Floyd berulang kali.

Ia kemudian memohon agar tidak ditembak begitu melihat Lane membawa senjata api. "Saya pernah ditembak. Saya ditembak dengan cara yang sama, Pak Polisi, sebelumnya. Pak Polisi, tolong jangan tembak saya," tambahnya.

Lane pun bertanya kepada seseorang di dalam mobil itu mengapa Floyd "bersikap gugup dan tidak mengangkat tangannya dan tampak aneh begitu?". Orang tersebut menjawab: "Karena dia pernah ditembak sebelumnya. Dia punya masalah, saya katakan pada Anda, soal polisi."

Saat diinterogasi polisi, pengacara Lane memintanya tidak menjawab pertanyaan tentang apakah dia merasa dirinya atau Chauvin menyebabkan Floyd meninggal dunia. Si pengacara juga berupaya mencitrakan kliennya sebagai seorang junior yang percaya kepada seniornya yaitu Chauvin.

3. Floyd dituduh memberikan uang palsu

Momen Terakhir George Floyd, Merintih 'Tak Bisa Napas' hingga 20 KaliSeniman Mister Alek, membuat mural George Floyd di Palm Springs, California, Amerika Serikat, pada 10 Juni 2020. ANTARA FOTO/USA TODAY NETWORK via Reuters Co/Jay Calderon/The Desert Sun

Tragedi yang menimpa Floyd sendiri bermula dari adanya laporan yang berasal dari karyawan toko yang menuding dirinya membayar dengan uang palsu sebesar USD20 atau Rp289 ribu pada 25 Mei lalu.

Chauvin dan rekan-rekannya pun mendatangi lokasi untuk memeriksa. Menurut pengacara Lane, pihaknya menemukan ada dua uang kertas USD20 palsu di dalam mobil Floyd. Pembelaan Lane juga berisi klaim bahwa ambulans yang dipanggil ke lokasi saat Floyd sudah sekarat tidak langsung merespons, bahkan sempat melaju ke titik yang salah.

Baca Juga: Putri George Floyd: Ayahku Telah Mengubah Dunia

Topik:

  • Anata Siregar
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya