Mulai Jumat Ini, Demonstran Hong Kong Dilarang Pakai Penutup Wajah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hong Kong, IDN Times - Pemerintah Hong Kong melarang pengunjuk rasa turun ke jalan dengan memakai masker atau penutup wajah apa pun. Bahkan, mereka juga tidak diizinkan menggunakan cat wajah. Ini merupakan aturan terbaru dari pemerintah setelah demonstrasi pro-demokrasi hampir memasuki empat bulan.
Pemerintah mengklaim ini langkah yang diperlukan untuk mengembalikan stabilitas di Hong Kong. Dalam konferensi pers pada Jumat (4/10), Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengatakan aturan itu menyasar pengunjuk rasa yang menggunakan kekerasan, tapi ada pengecualian bagi mereka yang sungguh-sungguh memerlukan penutup wajah.
1. Ada tiga alasan yang dikemukakan pemerintah soal larangan memakai masker
Seperti dilaporkan South China Morning Post, sebelum konferensi pers dimulai, pemerintah membagikan selebaran yang berisi informasi soal larangan memakai masker dibutuhkan saat ini. Ada tiga larangan, yakni:
- Melarang penggunaan penutup wajah apa pun dalam kondisi-kondisi tertentu yang kemungkinan bisa mencegah identifikasi dan memberi kesempatan untuk melakukan pelanggaran.
- Mendorong petugas kepolisian untuk mewajibkan masyarakat di ruang publik agar melepas masker dan menetapkan penolakan sebagai sebuah pelanggaran.
- Menetapkan perpanjangan batas waktu persekusi untuk pelanggaran terkait sampai 12 bulan dimulai dari tanggal ketika pelanggaran dilakukan.
Baca Juga: Polisi Hong Kong Dilaporkan Tembak Demonstran di bagian Dada
2. Lam mengklaim hampir semua pelaku pelanggaran memakai masker
Lam memberikan latar belakang mengapa aturan ini diberlakukan. Menurutnya, hampir semua pengunjuk rasa yang berkumpul secara ilegal memakai masker untuk menghindari hukuman. "Kami harap aturan ini bisa dibuat sebagai efek jera," ucapnya, sambil menambahkan bahwa "ini bukan keputusan mudah, tapi diperlukan".
Klaim Lam diamini oleh Menteri Keamanan, John Lee Ka-chiu. "Kita bisa lihat dalam empat bulan terakhir, mayoritas orang yang terlibat aksi-aksi kekerasan memakai masker, merusak fasilitas publik dan melempar bom molotov," ujarnya. Ia menilai peraturan ini akan mencegah orang melakukan pelanggaran serta memudahkan penegak hukum untuk mengumpulkan informasi.
3. Aturan tersebut berlaku mulai Jumat malam
Editor’s picks
Lam pun menegaskan pelarangan akan mulai efektif pada Jumat malam. "Kita tak bisa lagi membiarkan eskalasi kekerasan terjadi dan telah mengeksplorasi berbagai aturan yang memungkinkan untuk menekan angka kekerasan," kata Lam.
"Pagi ini, saya mengadakan pertemuan khusus dengan pemerintah eksekutif dan memutuskan untuk memberlakukan Aturan Larangan Memakai Penutup Wajah. Aturan ini akan berlaku mulai Jumat tengah malam ini."
4. Wartawan diizinkan untuk tetap menggunakan masker ketika meliput
Sementara itu, John Lee menegaskan bahwa ada orang-orang tertentu yang dibebaskan dari pelarangan tersebut. Mereka adalah orang yang membutuhkan masker karena kepentingan pekerjaan, keagamaan dan kesehatan. Oleh karena itu, wartawan diizinkan untuk tetap memakai penutup wajah ketika meliput.
Lam juga menambahkan bahwa pelarangan tersebut bisa dicabut ketika sudah tidak dibutuhkan. Menurut pemerintah, polisi berseragam maupun tidak, bisa diidentifikasi karena mereka menggunakan atribut tertentu.
Sedangkan demonstran tidak demikian, sehingga pemakaian masker akan semakin menyulitkan polisi untuk mengenali mereka. "Jika tidak ada perusuh yang melanggar hukum, kita tak perlu polisi untuk menegakkan hukum," kata John Lee.
5. Seorang pelajar mengaku akan menggugat aturan tersebut
Ketika konferensi pers berlangsung, pemerintah mengaku belum ada informasi terkait gugatan hukum terhadap keputusan untuk melarang pemakaian masker. Akan tetapi, salah satu pelajar yang memimpin unjuk rasa, Lester Shum, mengaku dirinya akan memasukkan permintaan judicial review pada pukul 17:00 waktu setempat.
Pemimpin Partai Liberal, Felix Cheung Kwok-pan, menilai langkah pemerintah itu sebuah kekeliruan. "Pemerintah sekali lagi membuat keputusan yang salah," kata dia. Menurutnya, pelarangan masker itu menunjukkan pemerintah memberlakukan situasi darurat yang mana tidak tepat dipaksakan saat ini.
Baca Juga: Dianggap Tak Aman, Media Hong Kong Tarik Semua Reporter dari Lapangan