Pakai Helm Kuning dan Masker, Demonstran Hong Kong Jumpa Pers

Mereka tak mau pemerintah memonopoli percakapan politik

Hong Kong, IDN Times - Sebanyak tiga orang demonstran Hong Kong muncul ke depan publik untuk melakukan jumpa pers resmi untuk pertama kalinya pada Selasa siang (6/8). Dua laki-laki dan satu perempuan tersebut tampil dengan memakai kostum khas protes anti-pemerintah yaitu helm kuning dan masker.

Seperti dilaporkan Channel News Asia, ketiganya menuntut demokrasi, kemerdekaan dan kesetaraan. Mereka juga mengecam para pemimpin Hong Kong yang bersikap pro-Beijing. Keputusan mereka untuk menyembunyikan identitas tersebut diambil sebagai antisipasi adanya aksi balas dendam dari pemerintah.

1. Ketiganya menolak ruang diskusi publik dimonopoli pemerintah

Elaine Yu, koresponden kantor berita AFP di Hong Kong, menginformasikan melalui akun Twitter pribadinya tentang beberapa poin yang mereka sampaikan. Salah satu demonstran mengatakan diadakannya konferensi pers "bertujuan sebagai pengimbang terhadap monopoli pemerintah di ranah percakapan politik" serta "untuk mengekspresikan pendapat-pendapat berbeda kepada publik".

Mereka menyebut jumpa pers itu sebagai forum "dari rakyat, untuk rakyat". Mereka pun menyampaikan,"Kami menyerukan kepada pemerintah untuk mengembalikan kekuatan kembali kepada rakyat dan berbicara tentang tuntutan warga Hong Kong." Pernyataan disampaikan melalui Bahasa Kanton dan Inggris.

2. Ketiganya menilai pemerintah memberi retorika kosong

Pakai Helm Kuning dan Masker, Demonstran Hong Kong Jumpa PersANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha

Mereka sendiri tidak menyebutkan berasal dari kelompok mana sebab demonstrasi sejauh ini berjalan tanpa pemimpin. Mereka hanya menggarisbawahi bahwa yang mereka wakili adalah rakyat Hong Kong yang suaranya tidak didengar selama ini. "Warganet telah menginisiasi konferensi pers rakyat untuk memberitahu publik soal suara masyarakat yang tidak didengarkan," kata salah satu demonstran.

Mereka pun menambahkan bahwa ini dilakukan untuk "menyoroti kecaman berulang dan retorika kosong yang ditunjukkan oleh pemerintah wilayah administratif khusus Hong Kong". Untuk semakin menyebarluaskan pesan mereka, jumpa pers dilangsungkan dengan turut mengajak penerjemah bahasa isyarat.

Baca Juga: Pemerintah Hong Kong Sematkan Label 'Radikal' kepada Demonstran

3. Pemerintah lakukan konferensi pers sehari sebelumnya

Pakai Helm Kuning dan Masker, Demonstran Hong Kong Jumpa PersANTARA FOTO/REUTERS/Edgar Su

Jumpa pers tiga demonstran tersebut terjadi sehari setelah Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, menemui media untuk memberikan sejumlah poin pernyataan serta tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan para jurnalis. Lam mengecam perilaku para demonstran yang ia sebut sebagai "radikal" dan telah menghancurkan kehidupan kelas pekerja dengan "merusak mangkok nasi" mereka melalui aksi protes yang tiada henti.

"Gangguan luas seperti itu yang terjadi atas nama tuntutan-tuntutan tertentu atau pergerakan tidak kooperatif telah secara serius melemahkan hukum dan tata tertib Hong Kong, mendorong kota kita, kota yang kita semua cintai dan banyak dari kita bantu untuk bangun, ke ujung situasi yang sangat berbahaya," kata Lam, seperti dilansir dari South China Morning Post.

4. Demonstran menilai pemerintah harus bertanggung jawab

Pakai Helm Kuning dan Masker, Demonstran Hong Kong Jumpa PersANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Tidak terima atas komentar Lam, salah satu demonstran merespons dalam Bahasa Inggris,"Pemerintah saat ini seharusnya bertanggung jawab atas teriakan publik tapi mereka memilih untuk menjauh dari tanggung jawab itu. Perilaku memalukan tersebut semestinya mendapat kecaman."

Mereka juga tidak lupa untuk menyinggung tentang sikap aparat kepolisian dalam merespons demonstrasi yang telah memasuki minggu sembilan. Menurut mereka, polisi sudah menunjukkan "kehilangan disiplin diri sepenuhnya" dan "ketidakmampuan dalam menjalankan tugas resmi mereka".

5. Mereka menuntut pemerintah menjamin kebebasan masyarakat

Pakai Helm Kuning dan Masker, Demonstran Hong Kong Jumpa PersANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu

Poin penting lainnya dari jumpa pers itu adalah tuntutan untuk menjamin masyarakat Hong Kong bisa memilih pemimpin mereka sendiri. Dalam perjanjian dengan Inggris pada 1997, Tiongkok mengatakan Hong Kong akan bisa menggunakan hak pilih mereka. Hanya saja, sampai kini, ini belum terwujud.

Posisi tertinggi di Hong Kong sendiri diputuskan oleh sebuah komite yang para anggotanya pro-Beijing. Ini membuat demonstran geram. "Pengejaran terhadap demokrasi, kemerdekaan dan kesetaraan adalah suatu hak rakyat yang tidak dapat dicabut. Oleh karena itu, kami menyerukan kepada pemerintah untuk menahan diri dari membinasakan hak kami mengejar nilai-nilai universal ini."

Baca Juga: Beijing Kecam Demonstran dan Tegaskan Dukungan pada Otoritas Hong Kong

Topik:

Berita Terkini Lainnya