PBB: Putra Mahkota Arab Saudi Terlibat Pembunuhan Jamal Khashoggi

Ahli dari PBB menilai MBS harus diinvestigasi

New York, IDN Times - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) merilis laporan terkait kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada Rabu (19/6). Di dalamnya, PBB menilai bahwa Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, terlibat dalam eksekusi yang terjadi pada Oktober tahun lalu.

The Guardian melaporkan, kesimpulan setebal 100 halaman tersebut berisi analisis ahli dari PBB dan ada "bukti kredibel" bahwa laki-laki yang dikenal sebagai MBS itu terlibat dalam pembunuhan Khashoggi di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Selain Khashoggi, pejabat senior Arab Saudi juga bertanggung jawab atas insiden keji itu.

1. Pembunuhan Khashoggi adalah "kejahatan internasional"

PBB: Putra Mahkota Arab Saudi Terlibat Pembunuhan Jamal KhashoggiANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Penyelidik PBB, Agnes Callamard, menyampaikan melalui laporan itu bahwa kematian kolumnis Washington Post itu merupakan "sebuah kejahatan internasional". Callamard juga menyimpulkan bahwa pembunuhan Khashoggi dilakukan secara "sengaja".

"Kesimpulan penyelidik khusus PBB adalah bahwa Khashoggi adalah korban dari sebuah eksekusi yang disengaja, direncanakan, sebuah pembunuhan ekstrayudisial yang mana Arab Saudi bertanggung jawab di bawah hukum hak asasi manusia internasional," kata Callamard.

Baca Juga: Putra Mahkota Saudi Berjanji Menghukum Pembunuh Jamal Khashoggi

2. Barang bukti termasuk rekaman dari dalam kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul

PBB: Putra Mahkota Arab Saudi Terlibat Pembunuhan Jamal KhashoggiANTARA FOTO/REUTERS/Osman Orsal

Penyelidik khusus PBB memakai rekaman-rekaman percakapan dari dalam gedung konsulat Arab Saudi sebagai barang bukti. Rekaman-rekaman yang ada memperdengarkan momen-momen terakhir Khashoggi hingga akhirnya dibunuh. Salah satu momen yang terekam adalah ketika seorang pejabat Arab Saudi berkata,"Kami datang untuk menangkap Anda."

Khashoggi diketahui menolak menurutinya. Kemudian, terdengar keributan, termasuk suara nafas yang sangat terengah-engah. "Penilaian terhadap rekaman-rekaman tersebut oleh petugas intelijen di Turki dan negara-negara lain menyimpulkan bahwa Khashoggi bisa jadi disuntik dengan suatu senyawa sedatif dan kemudian dibekap menggunakan sebuah kantong plastik," tambah Callamard.

3. Muncul dugaan kuat tubuh Khashoggi dimutilasi

PBB: Putra Mahkota Arab Saudi Terlibat Pembunuhan Jamal KhashoggiANTARA FOTO/REUTERS/Osman Orsal

Al Jazeera yang juga mendapatkan hasil analisis memberitakan bahwa pembantu dekat MBS, Maher Abudlaziz Mutreb, terdengar memberikan pertanyaan kepada rekannya,"Apakah mungkin memasukkan kantong ini di bagasi mobil?".

Kemudian, untuk merespons Mutreb, dokter forensik Arab Saudi bernama Salah Mohammed Abdah Tubaigy, menjawab,"Tidak bisa. Terlalu berat." Ia pun mengungkapkan harapan pembunuhan Khashoggi "akan berjalan mudah". 

"Sendi-sendi akan dipisah. Tidak jadi masalah. Tubuhnya berat. Pertama saya potong di tanah. Kalau kita pakai kantong plastik dan memotongnya ke beberapa bagian, selesai urusan. Kita akan membungkus masing-masing kantong," tambah Tubaigy.

4. Beberapa bagian tubuh Khashoggi masih belum ditemukan

PBB: Putra Mahkota Arab Saudi Terlibat Pembunuhan Jamal KhashoggiANTARA FOTO/A News/Handout via REUTERS

Callamard berpendapat bahwa pelibatan seorang dokter forensik untuk kejahatan semacam itu adalah sesuatu yang "sangat sulit dibayangkan". Bagian-bagian tubuh jenazah pun banyak yang masih belum diketahui keberadaannya. Menurut Callamard, "orang-orang yang berada di ruangan tersebut" dan "orang-orang yang membuang tubuhnya" adalah pihak yang mengetahuinya.

"Ada 15 orang yang terlibat," kata Callamard. "Bagian-bagian tubuhnya belum diketahui berada di mana dan saya harus menggarisbawahi fakta bahwa rekaman itu perlu diinterpretasikan karena tak berisi cerita yang sangat jelas. Apa yang dilakukan kepada tubuhnya, saya tidak bisa mendeduksi dari suara yang saya dengarkan."

Baca Juga: Potret Kasus Jamal Khashoggi Masuk Nominasi Foto Pers Dunia Tahun Ini

Topik:

Berita Terkini Lainnya