Negara Ini Terancam Alami Kelaparan Terbesar di Dunia

Tuan, tolonglah tuan.... perang dihentikan....

New York, IDN Times - Pejabat senior PBB untuk urusan kemanusiaan, Mark Lowcock, mengingatkan bahwa konflik Yaman berpotensi menyebabkan jutaan orang menderita kelaparan. Dikutip dari BBC, Lowcock menyebut itu akan menjadi kelaparan terbesar yang pernah dilihat dunia, terutama jika bantuan kemanusiaan tidak diberikan kepada para warga Yaman.

Arab Saudi memblokir semua akses menuju Yaman.

Negara Ini Terancam Alami Kelaparan Terbesar di DuniaANTARA FOTO/REUTERS/Khaled Abdullah

Lowcock menyebut tragedi kemanusiaan itu sangat berpotensi terjadi apabila pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi di Yaman tak mengakhiri blokade. Pasalnya, Arab Saudi menutup semua akses darat, laut dan udara ke Yaman usai pemberontak Houthi menembakkan rudal ke Riyadh.

Rudal itu memang berhasil diintersep oleh Arab Saudi, tapi mereka memutuskan untuk menindaklanjutinya dengan memblokir jalur menuju Yaman. Pemblokiran itu, menurut mereka, bertujuan menghentikan Iran yang dituding mengirim persenjataan kepada para pemberontak. Iran sendiri menolak tudingan itu.

Meski demikian, Lowcock khawatir bahwa langkah itu justru memakan korban yang tak kalah banyak, yaitu warga sipil yang tak mendapat bantuan darurat. "Aku telah berkata kepada Dewan Keamanan PBB kecuali langkah-langkah itu dihapus...akan ada kelaparan di Yaman. Itu akan jadi kelaparan terbesar yang pernah dilihat dunia selama berpuluh-puluh tahun dengan jutaan korban," ucap Lowcock.

Baca Juga: PBB: Perang Sipil Siap Runtuhkan Yaman

Di tengah konflik, bantuan kemanusiaan harus tetap diizinkan mengalir.

Negara Ini Terancam Alami Kelaparan Terbesar di DuniaANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed al-Sayaghi

Seperti dilaporkan Reuters, Swedia meminta Lowcock yang mengunjungi Yaman bulan lalu untuk memberikan penjelasan kepada Dewan Keamanan PBB terkait situasi di sana. Berdasarkan catatan PBB, krisis kemanusiaan di Yaman telah mengancam tujuh juta orang. Selain itu hampir 900 ribu orang terinfeksi kolera.

Lowcock sendiri berkata bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir pada Rabu (8/11). Guterres meminta Arab Saudi mengangkat blokade akses terhadap bantuan kemanusiaan untuk warga Yaman.

"Kita perlu menghapus blokade... jadi kita bisa menyelamatkan kehidupan orang-orang itu," kata Lowcock, menyinggung peran agensi PBB World Food Programme. Sedangkan Palang Merah Internasional mengaku bantuan tablet yang sangat vital untuk memerangi kolera telah diblokir oleh Arab Saudi.

 Hal yang sama juga diungkapkan oleh badan top PBB. "Semua anggota Dewan Keamanan PBB menekankan...pentingnya membuka pelabuhan dan bandara Yaman agar tetap berfungsi, termasuk pelabuhan Hodeidah, sebagai sebuah jalur penting untuk bantuan kemanusiaan dan suplai esensial lainnya," kata Duta Besar Italia untuk PBB Sebastiano Cardi.

Lebih dari 8.600 orang tewas akibat konflik.

Negara Ini Terancam Alami Kelaparan Terbesar di DuniaANTARA FOTO/REUTERS/Naif Rahma

Perang sipil Yaman sudah berlangsung selama dua tahun. PBB mencatat ada lebih dari 8.600 warga tewas di mana 60 persen di antaranya adalah dari sipil. Selain itu, 49.960 orang terluka karena serangan udara dan peperangan langsung sejak koalisi Arab Saudi mengintervensi konflik pada Maret 2015.

Semua bermula dari transisi politik dari mantan diktator Ali Abdullah Saleh kepada presiden baru yang bernama Abdrabbuh Mansur Hadi. Karena dianggap tak mampu melawan Al Qaeda, memberantas korupsi warisan pemerintahan sebelumnya, serta menguatnya para pendukung Saleh, konflik pun terjadi.

Negara Ini Terancam Alami Kelaparan Terbesar di DuniaANTARA FOTO/Houthi Military Media Unit via REUTERS TV

Kelompok pemberontak yang dikenal dengan Houthi menyerbu ibu kota Sanaa hingga membuat Presiden Hadi melarikan diri ke Arab Saudi di mana Raja Salman memberikan dukungan kepadanya. Houthi sejatinya hanya memanfaatkan situasi untuk keuntungan sendiri.

Mereka lalu beraliansi dengan Saleh untuk menguasai Yaman. Tanpa strategi yang jelas, penggunaan kekerasan, hingga bombardir dari Arab Saudi, rakyat Yaman menjadi pihak yang paling menderita hingga saat ini.

Baca juga: Putra Mahkota Arab Saudi Janjikan Negara Islam yang Terbuka

Topik:

Berita Terkini Lainnya