Pemerintah Tiongkok Serang Balik Demonstran Hong Kong

Mereka sebut aksi demonstran "sangat tak bisa ditoleransi"

Hong Kong, IDN Times - Pemerintah Tiongkok geram terhadap para demonstran Hong Kong yang dianggap rusuh dengan merusak emblem kebangsaan. Kegeraman tersebut disampaikan sejumlah pejabat kantor perwakilan Tiongkok pada Senin (22/7).

Beijing melabeli aksi mereka sebagai tindakan yang "sangat tidak bisa ditoleransi", menurut laporan AFP. Ini karena pada malam sebelumnya ratusan pengunjuk rasa memadati gedung tempat mereka berkantor dan melemparinya dengan telur sampai merusak simbol Tiongkok.

1. Tiongkok menilai aksi itu melukai perasaan rakyat

Pemerintah Tiongkok Serang Balik Demonstran Hong KongANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu

Wang Zhimin, kepala kantor perwakilan Tiongkok, mengatakan kepada para reporter,"Aksi-aksi tersebut secara serius merusak semangat penegakan hukum di Hong Kong yang sangat dihormati." Kantor berita milik pemerintah Tiongkok, Xinhua, mengutip komentar pejabat lainnya yang menyebut tindakan para demonstran "sangat tidak bisa ditoleransi".

Ini bukan pertama kalinya Tiongkok memprotes berlangsungnya demonstrasi di Hong Kong. Sebelumnya, Beijing mengingatkan Hong Kong bahwa reputasi pulau tersebut sebagai pusat bisnis akan hancur jika unjuk rasa masih berlangsung. 

2. Tiongkok ingin Hong Kong menghukum para kriminal

Pemerintah Tiongkok Serang Balik Demonstran Hong KongANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu

Kantor Urusan Hong Kong dan Makau yang merupakan bagian dari Dewan Negara turut mengecam aksi tersebut. Xinhua  juga mengutip salah seorang juru bicara organ Partai Komunis tersebut yang mengatakan itu adalah "perilaku jahat oleh beberapa demonstran radikal".

"Kami sangat mendukung pemerintah Hong Kong dalam mengambil semua langkah yang diperlukan sesuai dengan hukum untuk memastikan keamanan organ-organ pemerintah pusat yang berbasis di Hong Kong, menjaga ketertiban hukum di Hong Kong, dan menghukum para penjahat."

Baca Juga: Protes Hong Kong: Kelompok Laki-laki Bertopeng Serang Demonstran

3. Demonstran dan warga sipil diserang kelompok bertopeng

Pemerintah Tiongkok Serang Balik Demonstran Hong KongANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu

Sementara itu, demonstrasi Minggu malam berakhir dengan kerusuhan ketika sekelompok laki-laki bertopeng menyerang pengunjuk rasa yang telah membubarkan diri di salah satu stasiun. Mereka juga secara membabi-buta melukai warga sipil. Dalam beberapa video yang beredar di media sosial, mereka juga memaksa masuk ke dalam gerbong kereta dan membuat penumpang ketakutan.

Mereka menggunakan pentungan dari bambu untuk melakukan serangan. Rumah sakit Hong Kong mengatakan ada setidaknya 45 orang berusia antara 18 hingga 64 tahun yang mengalami luka-luka. Dilansir The Guardian, sebanyak empat laki-laki dan seorang perempuan berada dalam kondisi serius. Target serangan adalah warga sipil, aktivis, jurnalis serta pengunjuk rasa.

4. Kelompok aktivis menduga pemerintah di balik serangan tersebut

Satu dari beberapa penyelenggara demonstrasi, Civil Human Rights Front, mengkritik polisi atas keterlambatan dalam merespons insiden tersebut. Melalui sebuah pernyataan resmi, kelompok itu menegaskan kekecewaan mereka. "Preman-preman sudah menyerang warga yang tak bersalah, jurnalis dan anggota parlemen, melukai mereka dengan parah, tapi polisi gagal menegakkan hukum," tulis mereka.

Lebih lanjut, Civil Human Rights Front menuduh "otoritas berkuasa" menggunakan "para preman" untuk menyerang demonstran, tidak hanya kali ini, tapi sejak 2014 ketika unjuk rasa pro-demokrasi terjadi. "Warga Hong Kong harus bersatu untuk melawan kekerasan personal dan struktural," lanjut kelompok tersebut.

5. Unjuk rasa meluas ke soal tuntutan adanya demokrasi di Hong Kong

Pemerintah Tiongkok Serang Balik Demonstran Hong KongANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha

Demonstrasi yang awalnya untuk memprotes Rancangan Undang-undang (RUU) Ekstradisi ini sudah berlangsung selama lebih dari sebulan. Walau Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengatakan RUU Ekstradisi sudah mati, pengunjuk rasa tetap turun ke jalan karena merasa pengaruh Beijing masih sangat kuat dan dirasa mengancam kebebasan warga.

Dalam aksi unjuk rasa minggu lalu, aliansi jurnalis Hong Kong ikut angkat suara untuk meminta jaminan kebebasan berpendapat. Anak-anak muda lainnya menuntut pemerintah tidak mengusik gaya hidup mereka seperti yang terjadi di bawah kontrol Beijing. Mereka juga ingin adanya demokrasi yang memungkinkan warga Hong Kong menggunakan hak pilih untuk menentukan pemimpin sendiri.

Baca Juga: Protes di Hong Kong Berakhir Ricuh, Demonstran Tuntut Demokrasi

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya