Pemilu Inggris: Partai Konservatif Diprediksi Menang, Brexit Terjadi

Boris Johnson diprediksi kembali jadi Perdana Menteri

London, IDN Times - Pemilu Inggris yang berlangsung pada Kamis (12/12), diprediksi membawa Partai Konservatif kembali memenangi kancah politik dengan perolehan 368 kursi. Berbagai exit poll menunjukkan bahwa Perdana Menteri Boris Johnson mengalahkan Jeremy Corbyn dari Partai Buruh, yang mendapatkan tempat kedua dengan 191 kursi.

Brexit menjadi agenda paling panas yang diperdebatkan selama kampanye berlangsung, dan jika Partai Konservatif dinyatakan menang, artinya rakyat Inggris telah menyatakan sikap ingin benar-benar keluar dari Uni Eropa. Johnson sendiri dalam janjinya mengatakan, Brexit akan terjadi pada 2020 jika dia kembali menghuni Downing Street 10.

Baca Juga: Brexit atau Tidak Brexit: 5 Hal Penting soal Pemilu Inggris

1. Johnson mendapat pujian dari sayap kanan

Pemilu Inggris: Partai Konservatif Diprediksi Menang, Brexit TerjadiPerdana Menteri Inggri Boris Johnson tiba dengan anjingnya Dilyn di tempat pemungutan suara di Aula Pusat Metodis untuk memberikan suaranya pada pemilihan umum di London, Inggris, pada 12 Desember 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Mukoya

Menanggapi exit poll tersebut, mantan kanselir Partai Konservatif George Osborne memuji keberhasilan Johnson dalam memimpin. Kepada ITV, Osborne melihat Inggris saat ini sedang "memasuki politik Inggris era Boris Johnson", di mana ia disandingkan dengan mendiang Margareth Thatcher yang pernah memimpin Partai Konservatif.

"Dia memenangkan mayoritas yang besar, kemenangan Konservatif terbesar sejak Margaret Thatcher, jika poling ini benar. Ini adalah pemilunya dengan dirinya berada di pusatnya. Anda belum melihat banyak soal kabinet dan pertaruhannya, dalam memutuskan mengadakan pemilu berisiko ini, akan berbuah manis jika ini akurat," kata George Osborne. 

Baca Juga: Brexit atau Tidak Brexit: 5 Hal Penting soal Pemilu Inggris

2. Partai Buruh terbelah dengan adanya prediksi tersebut

Pemilu Inggris: Partai Konservatif Diprediksi Menang, Brexit TerjadiKetua partai Buruh Jeremy Corbyn berpose bersama pendukung saat kampanye pemilihan umum di Upper Gornal Pensioners Club di Dudley, Inggris, pada 21 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Phil Noble

Sementara itu, Partai Buruh yang sejak isu Brexit muncul babak belur, tengah menjadi sorotan tajam baik dari luar maupun dalam tubuh partai. Salah satu kandidat dari partai itu, Sue Hayman, meyakini Corbyn harus bertanggung jawab atas kegagalan ini.

"Jika exit poll ini dipercaya [benar], maka saya pikir kita perlu melihat adanya seorang pemimpin baru secepatnya daripada terlambat," ujarnya kepada The Independent. Mantan penasihat partai, Ayesha Hazarika, mengatakan kepada BBC bahwa kesalahan juga ada di tangan Corbyn, apalagi ini adalah hasil terburuk sejak 1935.

Para pendukung setia Corbyn berpendapat lain. Mereka percaya masalah yang dihadapi Partai Buruh adalah besarnya keinginan warga Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa, karena propaganda sayap kanan bahwa Brexit sama dengan mengontrol perbatasan dan sistem imigrasi.

3. Jika Johnson memenangi mayoritas sehingga punya kekuasaan lebih besar

Pemilu Inggris: Partai Konservatif Diprediksi Menang, Brexit TerjadiPerdana Menteri Inggris Boris Johnson mengepel lantai untuk menolong pembersihan di toko kacamata saat kunjungan ke kota terkena banjir Matlock, Derbyshire, Inggris, pada 8 November 2019. ANTARA FOTO/Danny Lawson/Pool via REUTERS

Sedangkan menurut exit poll, tiga partai lainnya yaitu Liberal Demokrat, Brexit, dan Partai Nasional Skotlandia masing-masing mendapatkan 13, nol, dan 55 kursi. Seandainya hasil ini akurat, maka Johnson memenangi mayoritas sehingga tak perlu berkoalisi dengan partai-partai lainnya untuk membentuk pemerintahan.

BBC menyebut, Johnson akan mendapat dukungan penuh untuk mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa pada Januari 2020. Ini juga berarti Inggris telah didominasi oleh politik sayap kanan dalam hampir satu dekade terakhir, dan bisa berlangsung terus hingga lima tahun berikutnya.

Baca Juga: Boris Johnson: Dipecat 2 Kali sebagai Jurnalis Sampai Jadi PM Inggris

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya