Pemilu Israel: Netanyahu Kembali jadi Perdana Menteri

Warga Palestina pesimis dengan masa depan mereka

Tel Aviv, IDN Times - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sangat kuat diprediksi untuk kembali berkuasa kelima kalinya. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Israel mengumumkan hasil sementara pada Rabu malam waktu setempat (10/4). Setelahnya, penantang Netanyahu, Benny Gantz, telah mengumumkan pidato kekalahan.

Koalisi yang dibentuk Netanyahu, terdiri dari Likud dan sejumlah partai sayap kanan kecil lainnya, berhasil mendominasi Knesset (parlemen Israel) dengan mengamankan 65 dari 120 kursi yang direbutkan.

1. Netanyahu mengklaim kemenangannya "kolosal"

Pemilu Israel: Netanyahu Kembali jadi Perdana MenteriANTARA FOTO/REUTERS/Ronen Zvulun

Netanyahu sudah melakukan pidato kemenangan pada Selasa tengah malam waktu setempat (9/4). Times of Israel melaporkan Netanyahu mengklaim "sebuah kemenangan kolosal" di depan para pendukungnya. Ia pun meyakinkan posisi kabinet yang akan dibentuknya.

"Ini akan jadi sebuah pemerintahan sayap kanan, tapi saya akan menjadi perdana menteri untuk semuanya," ucapnya di markas Likud. "Saya sangat tersentuh bahwa masyarakat Israel memberikan kepercayaan mereka untuk kelima kalinya, dan bahkan sebuah dukungan kepercayaan yang lebih besar dibandingkan pada Pemilu sebelumnya."

2. Netanyahu menang karena mampu meyakinkan pendukungnya soal keamanan Israel

Pemilu Israel: Netanyahu Kembali jadi Perdana MenteriANTARA FOTO/REUTERS/Ronen Zvulun

Partai Likud dan koalisinya yang terdiri dari kelompok nasionalis sayap kanan dan relijius pun dipastikan segera merancang pemerintahan. Dengan kemenangan yang sudah hampir tak terbantahkan, para pendukung Netanyahu mengeluarkan yel-tel untuk memujinya. "Bibi, Raja Israel!" teriak mereka.

Kemenangan Netanyahu dipengaruhi oleh narasi yang disuarakannya selama kampanye. Netanyahu dan partainya mengklaim sebagai penjamin keamanan Israel. Ia mengingatkan para pendukungnya bahwa Gantz, si penantang, adalah politisi sayap kiri yang didukung partai-partai Israel-Arab. Netanyahu menyebut Gantz akan membuat Palestina berdiri sebagai negara resmi.

Baca Juga: Netanyahu dan Gantz Kompak Klaim Kemenangan di Pemilu Israel

3. Trump mengucapkan selamat kepada Netanyahu

Pemilu Israel: Netanyahu Kembali jadi Perdana MenteriANTARA FOTO/REUTERS/Ronen Zvulun

Menyusul pengumuman sementara KPU Israel yang hampir lengkap, Trump mengirimkan cuitan untuk memberikan selamat kepada Netanyahu. "Bendera Trump dikibarkan saat perayaan KEMENANGAN Bibi @Netanyahu semalam!" cuit Trump.

Ia kemudian membalas cuitan Netanyahu yang menulis telah ditelepon presiden Amerika Serikat itu dari Air Force One. "Bicara dengan Bibi @Netanyahu untuk mengucapkan selamat untuk kemenangan besarnya. Amerika Serikat bersamanya dan masyarakat Israel," balas Trump.

4. Masyarakat Palestina bereaksi

Pemilu Israel: Netanyahu Kembali jadi Perdana MenteriANTARA FOTO/REUTERS/Mohamad Torokman

Kemenangan Netanyahu dan koalisi sayap kanannya membuat warga Palestina pesimis terhadap masa depan mereka. Seorang pejabat resmi Palestina, Hanan Ashrawi, mengatakan kepada The Guardian bahwa warga Israel "memilih kandidat yang berkomitmen menguatkan status quo opresi, pendudukan, aneksasi dan perampasan di Palestina".

"Mereka memilih parlemen sayap kanan, xenofobik, dan anti-Palestina untuk mewakili mereka. Warga Israel memilih menguatkan dan memperluaskan apartheid," tambahnya. Sedangkan pembantu Presiden Palestina Mahmoud Abbas bernama Ahmed Majdalani mengungkap pihaknya akan mencari dukungan global untuk menghalangi rencana aneksasi Israel.

5. Netanyahu menegaskan takkan menempuh two-state solution

Pemilu Israel: Netanyahu Kembali jadi Perdana MenteriANTARA FOTO/REUTERS/Amir Cohen

Kemenangan Netanyahu untuk kelima kalinya mengesankan bahwa rakyat mendukung keyakinannya terkait status Israel dan Palestina. Mayoritas tak lagi menginginkan adanya negara Israel yang bersandingan dengan Palestina seperti yang terdapat dalam proposal two-state solution.

Pada masa akhir kampanye, Netanyahu juga menegaskan ini. Ia mengumumkan bahwa pemerintahan baru yang dipimpinnya akan menganeksasi pemukiman Yahudi di Tepi Barat. Padahal, pemukiman tersebut dianggap ilegal di bawah hukum internasional.

Baca Juga: Memahami "Two-State Solution", Solusi Israel-Palestina yang Dilanggar Trump

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya