Peringatan PBB, 2050 Krisis Air Bersih Dunia

Masih ada 33 tahun lagi untuk mencegahnya terjadi.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengangkat isu tentang air bersih di hadapan para anggota Dewan keamanan PBB pada Selasa (6/5). Dikutip dari TIME, Guterres menyebut pada 2050 permintaan terhadap air bersih diproyeksikan meningkat sebanyak lebih dari 40 persen. Ia menambahkan bahwa saat itu, setidaknya seperempat populasi dunia akan hidup di negara-negara dengan krisis air bersih yang sangat kronis.

Guterres menyebut tiga perempat negara anggota PBB saling berbagi sumber air.

Peringatan PBB, 2050 Krisis Air Bersih DuniaTamiru Legesse/FAO via UN.org

Saat ini sendiri dunia sudah mengalami ancaman krisis air bersih. Salah satu tandanya, menurut Guterres, adalah fakta bahwa tiga perempat dari 193 negara anggota PBB berbagi sumber air, seperti sungai atau danau, dengan negara tetangga mereka.

Duta Besar Inggris untuk PBB Matthew Rycroft menambahkan kekeringan yang terjadi di Somalia juga menjadi peringatan bahwa dunia sedang mengarah kepada krisis air bersih. PBB memiliki agenda pembangunan 2030 yang salah satunya berisi peningkatan akses ke air bersih untuk minum dan sanitasi.

Sayangnya, dunia masih belum mampu memenuhi tuntutan tersebut. Manajemen air belum bisa dijalankan dengan baik. Rycroft menyinggung bahwa ada 1 triliun orang di Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, Tiongkok, India, Nepal dan Pakistan yang semuanya bergantung kepada tiga sungai sekaligus.

Walau negara-negara tersebut memahami bahwa kebutuhan air bersih mereka berasal dari sumber yang terbatas, tapi Rycroft menyayangkan tidak adanya kolaborasi yang komprehensif di antara masing-masing negara untuk mengamankan jumlah air bersih secara berkelanjutan.

Baca Juga: Inovasi & Teknologi: Cara Batam Menjawab Tantangan Krisis Air

Indonesia juga tak luput dari dampak buruk ini.

Peringatan PBB, 2050 Krisis Air Bersih DuniaDesmond Kwande/FAO via UN.org

Menurut hasil penelitian World Research Institute (WRI) pada 2015 mengenai kondisi ketersediaan air bersih, ada proyeksi bahwa pada 2040 saja dunia sudah berada dalam situasi krisis. Seperti yang dikatakan Guterres, kebutuhan air akan meningkat pesat per tahun karena adanya kebutuhan dari manusia, pertanian, dan industri.

WRI juga mengingatkan bahwa perubahan iklim akan membuat beberapa area kering, sedangkan area lainnya semakin basah. Akibatnya, ada ancaman kekeringan dan banjir di mana kondisi keduanya tak menguntungkan siapapun.

WRI memetakan negara-negara mana saja yang memiliki suplai air bersih cukup, sedang, hingga sangat kekurangan. Misalnya, negara-negara dengan suplai air bersih memadai adalah Kanada, Rusia, serta negara-negara Nordic seperti Finlandia dan Swedia.

Sementara Indonesia, Filipina, Singapura, India, serta kawasan Timur Tengah akan berhadapan dengan krisis air bersih. Guterres juga mengingatkan bahwa krisis air bersih meningkatkan potensi konflik. Pasalnya, air bersih adalah kebutuhan pokok bagi kehidupan makhluk hidup.

"Air, perdamaian dan keamanan saling berhubungan dengan satu sama lain. Tanpa manajemen sumber air yang efektif, kita menghadapi risiko peningkatan konflik antar masyarakat dan antar sektor dan tensi antar negara pun semakin intensif," tegasnya.

Baca Juga: Ternyata 5 Kota Ini Sudah Lebih Maju dari Jakarta dalam Menghadapi Perubahan Iklim!

Topik:

Berita Terkini Lainnya