Petugas PBB Ditembaki, Tim Anti Senjata Kimia Tertahan di Damaskus

Mereka belum bisa masuk ke lokasi tujuan untuk melakukan penyelidikan.

Damaskus, IDN Times - Kelompok petugas keamanan PBB yang bertanggung jawab atas keamanan Tim Pencari Fakta (FFM) Organisasi Anti Senjata Kimia (OPCW) menjadi sasaran tembak di Douma, Suriah. Ini menyebabkan FMM harus menunda penyelidikan dugaan penggunaan senjata kimia di kota tersebut.

1. Mereka juga diserang dengan peledak

Petugas PBB Ditembaki, Tim Anti Senjata Kimia Tertahan di DamaskusANTARA FOTO/REUTERS/Omar Sanadiki

Direktur OPCW, Ahmet Uzumcu, menyampaikan kondisi terkini dari timnya di lapangan dalam sebuah pertemuan di The Hague, Belanda, pada Rabu (18/4). Uzumcu melaporkan bahwa tim sekuriti PBB yang mendahului FFM untuk memastikan situasi di Douma sudah aman justru mendapatkan serangan.

Di lokasi pertama, tim langsung diserbu oleh kerumunan berjumlah besar sehingga terpaksa pergi. Di lokasi kedua, mereka diserang dengan senjata api dan peledak. "Tim harus kembali ke Damaskus," katanya seperti dalam pernyataan yang dirilis di situs resmi OPCW.

Baca juga: Suriah Akhirnya Izinkan Badan Anti Senjata Kimia ke Douma

2. FFM belum bisa masuk ke Douma

Petugas PBB Ditembaki, Tim Anti Senjata Kimia Tertahan di DamaskusANTARA FOTO/REUTERS/Alkis Konstantinidis

Dengan perkembangan terbaru itu, Uzumcu mengaku bahwa OPCW "tidak tahu kapan tim FFM akan diberangkatkan ke Douma". Uzumcu menegaskan bahwa pihaknya masih perlu persetujuan dari tim sekuriti PBB yang masih berkoordinasi dengan Otoritas Keamanan Suriah.

"Insiden itu sekali lagi menyoroti lingkungan yang sangat tak menentu di mana FFM harus bekerja dan apa yang harus dihadapi staf tanggap darurat kami," ujar Uzumcu. Menurut jadwal, FFM sendiri semestinya sudah bisa bekerja pada Senin (16/4).

3. Penundaan lebih lanjut berpotensi menurunkan kepercayaan publik internasional

Petugas PBB Ditembaki, Tim Anti Senjata Kimia Tertahan di DamaskusANTARA FOTO/Bozoglu/Pool via REUTERS

Ini adalah penundaan kedua yang dialami oleh FFM yang sampai di Suriah pada Sabtu (14/4). Di awal pekan, otoritas Suriah dan Rusia tak mengizinkan mereka ke Douma karena "masalah keamanan". Kemudian, mereka membatalkan larangan tersebut.

Kepala Unit Radiologi, Biologi dan Kimia Rusia, Igor Kirillov mengatakan bahwa "Rabu adalah saat kami menjadwalkan kedatangan pakar-pakar OPCW". Namun, Kirillov menegaskan bahwa jalanan di Douma harus diinspeksi terlebih dahulu oleh petugas keamanan PBB, baru mereka bisa masuk dengan aman.

Serangan yang diduga menggunakan senjata kimia itu sendiri terjadi pada Sabtu (7/4). Artinya, meski sudah lebih dari 10 hari terjadi, tapi tim OPCW masih belum bisa memastikan apakah ada senjata kimia yang benar-benar dipakai.

Mereka perlu mengambil sample urine korban, tanah di lokasi, serta wawancara dengan para saksi mata. Waktu yang lama dikhawatirkan membuat bukti yang solid kian sulit didapat. Ada juga pertanyaan tentang kemungkinan pihak-pihak tertentu menghilangkan jejak-jejak mereka.

Baca juga: Temui Menlu Retno, Tiga Dubes Membela Diri Soal Serangan ke Suriah

Topik:

Berita Terkini Lainnya