Politisi Jepang Sebut Ayah Tak Wajib Mengasuh Anak

Menurutnya anak-anak takkan bahagia ketika diasuh ayah. Benarkah?

Tokyo, IDN Times - Di abad 21 ini, tentu tak menjadi pemandangan aneh jika ada seorang ayah yang menemani anaknya bermain atau mengantarnya ke sekolah. Namun, bagi politisi Jepang Koichi Hagiuda, laki-laki tak seharusnya menjalankan tugasnya sebagai ayah—dalam hal ini mengasuh anak-anak mereka.

1. Menurutnya anak-anak tak bahagia ketika diasuh ayah mereka

The Asahi Shimbun/Daizo Teramoto

"Jika anak-anak berusia hingga tiga tahun ditanya,’siapa yang kamu lebih sukai, ibumu atau ayahmu?’, anak-anak itu pasti akan memilih ibu mereka," kata Hagiuda dalam sebuah kuliah pada 27 Mei kemarin. Dilansir dari Asahi Shimbun, politisi Partai Liberal Demokratik itu mengklaim bahwa anak-anak tidak akan bahagia jika diasuh oleh ayah mereka.

"Kecuali kita menaikkan level sistem sosial berdasarkan asumsi bahwa beban jatuh lebih banyak di pundak ibu, anak-anak akan merasa tak nyaman meski ada keyakinan sosial bahwa laki-laki juga harus mengasuh mereka," ujar pria yang menduduki posisi sebagai Sekretaris Jenderal di partainya tersebut.

Baca juga: Anggota Parlemen Jepang Sebut Perempuan Single adalah Beban Negara

2. Ia berkata bahwa ayah mengasuh anak itu bukan ide bagus

unsplash.com/Mi Pham

Hagiuda meyakini bahwa sudah menjadi tanggung ibu untuk mengasuh anak-anak mereka. Ia tak percaya pada bahwa ayah juga punya tanggung jawab yang sama. "Kita bicara tentang ide-ide keren seperti masyarakat yang punya kesetaraan gender dan laki-laki merawat anak-anak mereka, tapi ini adalah pikiran yang tak diterima oleh anak-anak," ucapnya, seperti dilaporkan oleh The Mainichi.

Ia sendiri mengaku tidak ada data valid yang bisa menjustifikasi klaimnya tersebut. Ironisnya, ia tetap menyampaikannya di depan publik. "Anak-anak butuh lingkungan di mana mereka bisa tinggal bersama ibu mereka. Anak-anak pasti menginginkan ibu mereka. Tak peduli bagaimana kalian melihatnya, aneh saja kalau mereka memilih ayah."

3. Pemerintah Jepang tengah menggalakan kesetaraan gender

unsplash.com/Jude Beck

Pernyataan Hagiuda secara umum kontras dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah Jepang. Perdana Menteri Shinzo Abe sendiri sedang berjuang untuk mewujudkan masyarakat yang setara secara gender, terutama di bidang politik yang sejauh ini masih didominasi kaum Adam.

Abe juga berharap bisa meningkatkan peran perempuan dalam lapangan pekerjaan untuk menumbuhkan perekonomian di tengah populasi yang semakin menua. Pemerintah meluncurkan program bernama "Ikumen Project" yang berarti "laki-laki membesarkan anak-anak mereka".

Dikutip dari South China Morning Post, data pemerintah Jepang menunjukkan bahwa per 2012 hanya ada 1,9 persen ayah yang mengambil cuti ketika anak mereka baru lahir. Abe sendiri berambisi persentase itu akan meningkat sampai 13 persen pada 2020.

Baca juga: Pejabat Tinggi Jepang Mundur Usai Diduga Lakukan Pelecehan Seksual

Topik:

Berita Terkini Lainnya