Presiden Evo Morales Mundur, 5 Hal Terkini Soal Krisis Politik Bolivia

Meksiko menawarkan suaka kepada Evo Morales

La Paz, IDN Times - Evo Morales, politisi yang dinyatakan kembali memenangkan Pilpres Bolivia, mengumumkan pengunduran diri pada Minggu (10/11). Situasi di Bolivia sendiri sudah memanas sejak pemungutan suara pada Oktober lalu. Ia mengaku bahwa dirinya terpaksa mundur setelah menjabat selama 14 tahun.

Meksiko, negara yang pemerintahannya berada di spektrum kiri, menawarkan suaka kepada Morales. Ini karena muncul kekhawatiran bahwa keselamatan politisi berusia 60 tahun itu akan terancam, apalagi Morales sempat mengindikasikan apa yang terjadi kepadanya adalah "kudeta sipil".

Berikut ini adalah lima hal yang perlu kamu tahu soal krisis politik di Bolivia:

1. Ada 20 pejabat Bolivia yang sudah meminta suaka ke Meksiko

Presiden Evo Morales Mundur, 5 Hal Terkini Soal Krisis Politik BoliviaPresiden Bolivia Evo Morales mengumumkan pengunduran dirinya di Lauca N. Cochabamba, Bolivia, pada 10 November 2019. Gambar diambil dari rekaman video TV Pemerintah Bolivia. ANTARA FOTO/Bolivian Government TV via REUTERS

Menteri Luar Negeri Meksiko, Marcelo Ebrard C., menyampaikan melalui akun Twitter pribadinya bahwa saat ini ada 20 pejabat Bolivia yang meminta suaka kepada negaranya. Permintaan disampaikan melalui perwakilan diplomatik Meksiko di ibu kota Bolivia.

"Meksiko, sesuai dengan tradisi pemberian suaka dan non-intervensi, telah menerima 20 orang dari eksekutif dan legislatif di Bolivia di kediaman resmi di La Paz, jadi kami juga memutuskan untuk menawarkan suaka kepada Evo Morales," tulis Ebrard.

Baca Juga: [BREAKING] Presiden Bolivia Evo Morales Mundur, Warga Kibarkan Bendera

2. Morales mengklaim ada surat perintah penangkapan terhadap dirinya

Presiden Evo Morales Mundur, 5 Hal Terkini Soal Krisis Politik BoliviaWarga berpartisipasi dalam sebuah protes terhadap Presiden Evo Morales di La Paz, Bolivia, pada 8 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

"Saya mengundurkan diri, dengan mengirimkan surat pengunduran diri kepada Majelis Legislatif," kata Morales dalam siaran langsung yang ditayangkan sejumlah stasiun televisi.

Ia berujar bahwa keputusannya itu merupakan sebuah "kewajiban sebagai presiden warga asli dan presiden seluruh rakyat Bolivia untuk mencari perdamaian".

Selanjutnya, Morales mengunggah cuitan yang berisi klaim bahwa polisi Bolivia sudah mengeluarkan surat perintah penangkapan ilegal terhadap dirinya. Ia juga menyebut ada kelompok yang sengaja menyerang kediamannya.

"Kudeta ini telah menghancurkan prinsip hukum," tambahnya.

Baca Juga: [BREAKING] Presiden Bolivia Evo Morales Mundur, Warga Kibarkan Bendera

3. Kepala otoritas penyelenggara Pemilu ditangkap

Presiden Evo Morales Mundur, 5 Hal Terkini Soal Krisis Politik BoliviaDemonstran menggunakan masker gas dan membawa barikade berlari saat terjadi bentrokan antara penentang Presiden Bolivia Evo Morales dengan pendukung pemerintah, di La Paz, Bolivia, pada 7 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Kai Pfaffenbach

Sementara itu, TelesurEnglish melaporkan bahwa kepala otoritas penyelenggara Pemilu Bolivia (TSE), Maria Eugenia Choque Quispe, sudah ditangkap oleh kepolisian. Beberapa jam sebelumnya, Quispe memutuskan mengikuti langkah Morales untuk mundur dari jabatannya.

Selain Quispe, seorang anggota TSE lainnya, Antonio Costas, juga ditangkap. Dalam sebuah konferensi pers, kepala kepolisian Bolivia, Yuri Calderon, menyebut keduanya berusaha melarikan diri. Bahkan, Quispe dikatakan menyamar sebagai laki-laki untuk mengelabuhi aparat yang mencarinya.

4. Kemenangan Morales ditunding sebagai sebuah kecurangan

Presiden Evo Morales Mundur, 5 Hal Terkini Soal Krisis Politik BoliviaPendukung menghadiri penutupan reli kampanye Presiden Bolivia yang mencalonkan diri kembali dari partai Pergerakan untuk Sosialisme (MAS), Evo Morales, di Santa Cruz, Bolivia, 15 Oktober 2019 ANTARA FOTO/REUTERS/Rodrigo Urzagasti

Dilansir dari media lokal Confidencial, kantor Jaksa Agung Bolivia telah mengeluarkan sebuah pernyataan resmi usai pengunduran Morales. Jaksa Agung menginstruksikan "dimulainya segala tindakan legal dengan segera terhadap seluruh anggota otoritas Pemilu, TSE, dan semua yang terlibat dalam dugaan aksi kecurangan".

Salah satu entitas yang keras menuding kemenangan Morales adalah hasil kecurangan adalah Organization of American States (OAS). Organisasi yang beranggotakan 35 negara benua Amerika itu bertindak sebagai pengamat dalam penyelenggaraan Pemilu pada 20 Oktober lalu.

Dalam laporannya, OAS menyatakan tidak bisa memverifikasi hasil pemungutan suara setelah menemukan adanya "manipulasi" selama audit. "Manipulasi sistem komputer begitu luar biasa sehingga harus diselidiki secara mendalam oleh Bolivia untuk sampai ke dasar persoalan dan meminta pertanggungjawaban dalam kasus serius ini," tulis OAS.

5. Politisi oposisi menggantikan Morales untuk sementara waktu

Presiden Evo Morales Mundur, 5 Hal Terkini Soal Krisis Politik BoliviaMantan presiden Bolivia Carlos Mesa dan calon presiden untuk Citizen Community melambaikan tangan dalam sebuah reli di La Paz, Bolivia, pada 27 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/David Mercado

Morales sendiri sempat mengusulkan untuk melakukan Pilpres ulang setelah mengetahui laporan OAS tersebut. Bahkan, ia berjanji untuk mengganti seluruh penyelenggara.

Rivalnya, Carlos Mesa, menilai Morales dan Wakil Presiden Alvaro Garcia Linera tidak seharusnya mengawasi proses pemungutan suara atau jadi kandidat.

Rupanya, tawaran Morales tidak dianggap cukup. Ia juga tidak menjelaskan apakah dirinya akan kembali beradu dengan Mesa jika Pilpres dilaksanakan ulang. Demonstran yang menolak Morales turun lagi ke jalan untuk memprotes keputusan pemerintah.

Sementara itu, kursi kepresidenan yang saat ini kosong diisi oleh Jeanine Anez yang merupakan anggota legislatif dari partai oposisi. Ia berjanji akan mengumumkan adanya pemilihan ulang pada Senin (11/11).

Anez menjadi Presiden sementara Bolivia karena Wakil Presiden, Pemimpin Senat Mayoritas dan Wakil Pemimpin Senat Mayoritas ikut mundur bersama Morales.

Baca Juga: Wali Kota di Bolivia Diarak, Disemprot Cat dan Dipangkas Rambutnya

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya