Rasisme saat COVID-19: Warga Kanada Percaya Orang Asia Pembawa Virus
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Toronto, IDN Times - Pandemik COVID-19 mampu memperlihatkan sisi baik dan buruk dalam diri seseorang. Misalnya, tingkat rasisme terhadap warga Asia atau keturunan Asia bertambah dalam beberapa waktu terakhir. Dalam sebuah survei terbaru, satu dari lima warga Kanada mengaku tidak aman duduk di dekat orang Asia atau keturunan Tiongkok saat di dalam bus.
Survei yang dilakukan oleh Corbett Communications atas permintaan Chinese Canadian National Council for Social Justice itu juga menemukan sebanyak 21 persen warga Kanada merasa tak aman jika yang di dekat mereka adalah orang Asia yang tidak memakai masker pelindung. Sedangkan 24 persen lainnya mengaku tidak yakin.
1. Perwakilan organisasi warga keturunan Tiongkok di Kanada menilai hasil itu menyedihkan
Mengutip The Star, Amy Go selaku Presiden Chinese Canadian National Council for Social Justice berkata dalam sebuah wawancara bahwa temuan survei tersebut "mematahkan harapan dan mengganggu". Ia menambahkan: "Kami tahu situasinya buruk, tapi itu [hasil survei] jauh lebih buruk daripada yang kami antisipasi."
Seperti dipublikasikan di situs resmi organisasi tersebut, Corbett Communications sendiri melakukan survei secara acak melalui panggilan telepon yang melibatkan 531 responden di Toronto, 315 di Vancouver, dan 284 di Montreal. Ketiganya merupakan kota-kota besar di Kanada sehingga hasil itu terbilang merisaukan.
Baca Juga: Begini Cara PM Kanada Kontrol Warga di Tengah Lockdown karena COVID-19
2. Sebanyak 14 persen percaya orang Asia membawa virus corona
Editor’s picks
Temuan berikutnya yang tak kalah mengejutkan adalah adanya empat persen warga Kanada di tiga kota itu yang percaya semua orang Tiongkok atau Asia membawa virus corona. Pada saat yang sama, sebanyak 10 persen mengaku tidak tahu atau tidak yakin soal itu. Hasil ini konsisten dengan serangan rasis kepada warga Asia di Kanada di tengah pandemik COVID-19.
"Hasil tersebut mengonfirmasi apa yang kami lihat dan dengar di tengah komunitas kami, dengan lebih dan lebih banyak warga Kanada keturunan Tiongkok dan Asia mengungkap dan menceritakan pengalaman mereka dikucilkan, dicemooh, dan bahkan diserang," ujar Avvy Go, seorang direktur di klinik hukum untuk warga keturunan Tiongkok dan Asia Tenggara di Kanada.
3. Rasisme terhadap orang Asia juga terjadi di negara-negara lain
Apa yang dialami warga keturunan Asia di Kanada turut dirasakan oleh mereka yang tinggal di negara-negara lain. Media Hungaria, Napi.hu, melaporkan pada awal Februari lalu bahwa Universitas Teknologi dan Ekonomi Budapest mengeluarkan surat edaran berbahasa Inggris, kepada mahasiswa dari Tiongkok.
Surat tersebut berisi larangan kepada masuk kelas sampai 16 Februari, tidak peduli apakah mereka baru kembali dari Tiongkok atau tidak. Salah satu mahasiswa secara terbuka menilai keputusan kampus rasis.
Sedangkan koran Prancis Courrier Picard mempublikasikan tajuk utama yang sarat stereotip terhadap orang Asia Timur, dan meminta pembaca mewaspadai mereka agar tidak tertular virus corona. Kemudian di Hong Kong, Korea Selatan, dan Vietnam, pemilik usaha memasang tanda bertuliskan "pelanggan dari Tiongkok daratan dilarang masuk".
Baca Juga: Rasisme kepada Orang Asia Meningkat Akibat Virus Corona