Ribuan Warga Hong Kong Kehilangan Pekerjaan Akibat Demonstrasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hong Kong, IDN Times - Ribuan warga Hong Kong yang bekerja di sektor kuliner kehilangan mata pencaharian mereka. Ini akibat demonstrasi menentang RUU Ekstradisi yang kemudian meluas menjadi tuntutan pro-demokrasi selama empat bulan memaksa ratusan restoran tutup.
Dilansir South China Morning Post, Wakil Ketua Institution of Dining Art Henry Ma mengklaim hal tersebut pada Rabu (9/10). Institusinya dan Hong Kong Retail Management Association (HKRMA) pun mendorong pemerintah agar memberikan bantuan kepada pelaku bisnis.
Baca Juga: Mulai Jumat Ini, Demonstran Hong Kong Dilarang Pakai Penutup Wajah
1. Karyawan terpaksa diliburkan tanpa gaji
Menurut pengakuan Ma, anggota-anggota dari institusinya juga mengatakan tak lagi mempekerjakan karyawan lepas. Sedangkan, beberapa pekerja penuh waktu juga terpaksa diliburkan tanpa gaji, karena pemilik restoran kesulitan mengoperasikan bisnis mereka secara normal.
Di masa lalu, jika ada bisnis yang gagal, Ma menyebut, selalu ada yang siap mengambil alih. Tapi kini situasinya sudah berbeda. "Sekarang, sejauh ini tak ada yang mau mengambil alih [tempat-tempat kosong itu] berdasarkan suasana dan situasi ekonomi saat ini," kata dia.
2. Krisis saat ini dianggap tak separah sebelumnya
Sementara, Simon Wong Ka-wo selaku Presiden Hong Kong Federation and Related Trades, menilai apa yang menimpa industri kuliner kini tak seburuk pada 2003, saat ada penyebaran sindrom pernapasan akut parah SARS (severe acute respiratory syndrome). Saat itu, Wong menyebut Hong Kong hampir lumpuh.
Menurut data yang dimilikinya, pada 2003, ada lebih dari 1.000 restoran tutup selama enam bulan krisis kesehatan terjadi. Sedangkan, sejak awal demonstrasi pada Juni hingga September 2019, jumlah restoran yang terpaksa berhenti beroperasi ada lebih dari 200.
3. Sektor lain terkena dampak demonstrasi
Editor’s picks
Wong tidak mau meremehkan dampak dari demonstrasi yang bermula damai kemudian berubah menjadi penuh kekerasan selama empat bulan ini. Menurut dia, banyak sektor lain yang juga terkena dampaknya. Salah satunya pariwisata, di mana otoritas Hong Kong mencatat adanya penurunan kunjungan wisatawan hingga 40 persen selama Agustus 2019.
Tidak hanya jumlah penumpang yang merosot, volume kargo pun mengalami nasib serupa, di mana ada penurunan 11,5 persen. Selain karena protes di Hong Kong, ini juga dilatarbelakangi situasi perdagangan internasional yang melemah dalam beberapa waktu terakhir.
4. Penurunan di sektor pariwisata memengaruhi bisnis retail
Dengan menurunnya jumlah wisatawan, industri retail juga merasakan akibatnya. Ini karena Hong Kong populer sebagai destinasi wisata belanja bagi turis-turis dari kawasan Asia. Riset dari S&P Global Ratings yang dirilis pada Selasa (8/10) menemukan penurunan yang dialami industri retail kali ini merupakan yang terburuk sejak 1981.
Penelitian itu juga memprediksi bahwa kondisi pada Oktober 2019 akan lebih buruk bagi pusat-pusat perbelanjaan. "Anjloknya belanja wisatawan untuk barang-barang mewah seperti perhiasan mendorong penurunan, sedangkan konsumsi domestik, yang lebih mengarah ke belanja barang pokok seperti kebutuhan rumah tangga masih stabil," tulis laporan itu.
5. Kunjungan dari Tiongkok daratan menurun
Dampak lain akibat demonstrasi kunjungan dari Tiongkok daratan menurun. Ini bisa terlihat sejak liburan yang berlangsung mulai 1 Oktober lalu. Biasanya, selama seminggu, bisnis-bisnis di Hong Kong mendapatkan keuntungan dari belanja wisatawan, salah satunya yang berasal dari Tiongkok daratan.
Kali ini, jumlah mereka sekitar 672.000 atau turun 55 persen dari jangka waktu yang sama pada 2018. Sebelum Agustus, 80 persen kedatangan wisawatan adalah dari Tiongkok daratan. Ketua HKRMA Annie Tse Yau On-yee, pun berharap kepada pemerintah untuk membantu dalam bentuk subsidi maupun dorongan kepada pemberi sewa tempat bisnis, agar mengurangi biaya.
Baca Juga: Demonstran Hong Kong Tetap Pakai Masker Walau Dilarang Pemerintah