Sah! Boris Johnson, Mantan Jurnalis Pecatan, Kembali Jadi PM Inggris

Partai Konservatif raih kursi mayoritas di Parlemen

London, IDN Times - Boris Johnson kembali menjadi Perdana Menteri Inggris pada Jumat (13/12). Hasil Pemilu Inggris yang diselenggarakan pada sehari sebelumnya menunjukkan Partai Konservatif memenangkan sebanyak 363 kursi dari persyaratan minimum 326 kursi yang dibutuhkan.

Partai Buruh pimpinan Jeremy Corbyn ada di posisi kedua dengan 203 kursi. Sedangkan di urutan ketiga ada Partai Nasional Skotlandia dengan 48 kursi.

Dilansir dari BBC, usai hasil resmi keluar, Johnson berjanji akan "bekerja siang dan malam" untuk memenuhi kepercayaan para pemilih.

1. Johnson berjanji Inggris akan keluar dari Uni Eropa

Sah! Boris Johnson, Mantan Jurnalis Pecatan, Kembali Jadi PM InggrisPerdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara dalam konferensi pers di London, Inggris, pada 29 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Peter Nicholls

Seperti janjinya selama kampanye, Johnson menegaskan kembali bahwa dengan terpilihnya Partai Konservatif sebagai penguasa, maka artinya rakyat memberikan mandat agar Inggris keluar dari Uni Eropa pada Januari 2020, "tidak ada jika, tidak ada tapi".

Ia juga berterima kasih kepada para pemilih yang sebelumnya mendukung Partai Buruh, tapi pada Pemilu kali ini mengalihkan suaranya kepada partai sayap kanan itu.

"Kalian mungkin berniat kembali ke Partai Buruh lain kali, dan jika itu yang terjadi, saya bersyukur kalian percaya pada saya, dan saya takkan meremehkan dukungan kalian."

Baca Juga: Boris Johnson: Dipecat 2 Kali sebagai Jurnalis Sampai Jadi PM Inggris

2. Johnson pernah dipecat sebagai jurnalis

Sah! Boris Johnson, Mantan Jurnalis Pecatan, Kembali Jadi PM InggrisPerdana Menteri Inggri Boris Johnson tiba dengan anjingnya Dilyn di tempat pemungutan suara di Aula Pusat Metodis untuk memberikan suaranya pada pemilihan umum di London, Inggris, pada 12 Desember 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Mukoya

Johnson sendiri merupakan sosok yang kontroversial di kancah politik Inggris. Ia menjadi penghuni Downing Street 10 pada pertengahan 2019 lalu setelah Theresa May yang gagal mewujudkan Brexit terpaksa mengundurkan diri.

Sebelumnya, dia pernah dipecat dua kali ketika menjadi seorang jurnalis.

Lahir dari keluarga kaya Inggris, Johnson memilih berprofesi sebagai jurnalis. Kantor media pertama yang menerimanya adalah The Times di London. Akan tetapi, kariernya di sana tak lama setelah ditendang karena terbukti mengarang kutipan soal Raja Edward II dan orientasi seksualnya.

Karena latar belakang keluarganya juga Johnson masih dipercaya sebagai jurnalis di kantor berikutnya. Ia diangkat sebagai koresponden Uni Eropa di Brussels oleh The Daily Telegraph pada 1989. Di era ini, Uni Eropa sedang dalam tahap pembentukan awal.

Beberapa tahun kemudian, Johnson direkrut sebagai editor The Spectator. Pada 2000, lolos ke parlemen walau di dunia jurnalistik di Inggris, ia sudah dikenal sebagai orang yang tidak bisa dipercaya. Posisinya di parlemen juga diwarnai skandal. Salah satunya saat terungkap bahwa ia menyelingkuhi istri keduanya (ya, Johnson menikah dua kali) dengan rekannya di The Spectator.

Johnson sempat berbohong dengan mengatakan itu hanya rumor. Ketika terbukti, menurut laporan The Guardian, ia pun mengatakan kepada publik bahwa berbohong adalah sesuatu yang bisa diterima dan ditoleransi. The Spectator pun memecatnya sebagai kolumnis sekaligus editor.

3. Corbyn mengaku takkan memimpin Partai Buruh lagi

Sah! Boris Johnson, Mantan Jurnalis Pecatan, Kembali Jadi PM InggrisKetua partai Buruh Jeremy Corbyn berpose bersama pendukung saat kampanye pemilihan umum di Upper Gornal Pensioners Club di Dudley, Inggris, pada 21 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Phil Noble

Sementara itu, Corbyn yang pada Pemilu sebelumnya kalah dari May, mengumumkan pengunduran dirinya.

"Saya takkan lagi memimpin partai di Pemilu apa pun di masa depan," tuturnya, seperti dikutip The Telegraph. Corbyn menambahkan hasil saat ini membuatnya "merefleksikan" nasib partai.

"Saya akan mendiskusikan dengan partai kami untuk memastikan ada sebuah proses refleksi terhadap hasil ini dan kebijakan-kebijakan yang akan diambil partai ke depan. Saya akan memimpin partai selama periode tersebut untuk menjamin diskusi berlangsung sembari kita bergerak maju," tambahnya.

Baca Juga: Analisis: Brexit Akan Bikin Inggris Lebih Miskin

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya