Sebut Yesus Bereinkarnasi Jadi Perempuan, Anggota Sekte Ini Ditahan

Sekte itu terkenal melakukan kekerasan.

Kepolisian Tiongkok menahan 18 orang yang diduga merupakan bagian dari sebuah sekte agama terlarang di Tiongkok. Sekte tersebut bernama Gereja Tuhan Maha Kuasa yang dibentuk pada 1990an. Menurut media Tiongkok, Xinhua News, ini bukan pertama kalinya kepolisian melakukan penangkapan terhadap pengikut sekte tersebut.

Sekte tersebut pernah melakukan kekerasan kepada perempuan hingga meninggal.

Sebut Yesus Bereinkarnasi Jadi Perempuan, Anggota Sekte Ini Ditahanfindshepherd.com

BBC melansir Xinhua News yang menyebutkan bahwa sekte Gereja Tuhan Maha Kuasa dikenal melakukan sejumlah kekerasan. Misalnya, pada 2014 lalu beberapa anggota menghajar seorang perempuan hingga meninggal di restoran cepat saji McDonald's.

Akar permasalahannya adalah perempuan tersebut menolak memberikan nomor handphone. Mereka kemudian menuding bahwa dia telah dirasuki iblis. Akhirnya, beberapa anggota memukulinya dengan meja dan kursi restoran. Kepolisian pun menangkap beberapa pelaku dan mengeksekusi dua di antaranya. 

Baca Juga: Jadi Bahan Meme, Pemerintah Tiongkok Blokir Winnie The Pooh

Mereka anti-komunis dan percaya Yesus reinkarnasi sebagai perempuan Tiongkok.

Sebut Yesus Bereinkarnasi Jadi Perempuan, Anggota Sekte Ini Ditahanhearthymn.com

Banyak yang meyakini bahwa penangkapan tersebut tak murni disebabkan oleh kekerasan yang dilakukan. Pada 2012, ada hampir 100 anggota yang diciduk dan dihukum penjara. Pasalnya, sekte Gereja Tuhan Maha Kuasa secara terbuka mengklaim mereka anti-komunis dan Partai Komunis Tiongkok sendiri.

Selain itu, mereka juga menyebarkan kepercayaan bahwa Yesus telah melakukan reinkarnasi dan turun ke bumi sebagai perempuan Tiongkok untuk menyebabkan kehancuran dunia. Zhao Weishan disebut-sebut sebagai satu-satunya orang yang mengklaim pernah berhubungan langsung dengan perempuan tersebut.

Ia kemudian mendirikan sekte Gereja Tuhan Maha Kuasa, lalu kabur ke Amerika Serikat. Situsnya yang berbahasa Inggris mempublikasikan testimoni dari para anggota juga mengaku bahwa pemerintah Tiongkok telah melakukan penyiksaan terhadap mereka.

Kebebasan beragama di Tiongkok terbilang terbatas. Pemerintah komunis meyakini bahwa agama memiliki dampak positif dan negatif. Misalnya, agama bisa mengajarkan seseorang untuk meraih kedamaian.

Namun, berdasarkan ideologi Marxisme-Leninisme-Maoisme yang dianut Tiongkok, agama juga dikhawatirkan bisa dijadikan senjata oleh lawan politik yang menyebabkan rakyat membangkang. Oleh karena itu, semua pegawai negara wajib menganut atheisme dengan dalih menjaga netralitas.

Baca Juga: Tiongkok Larang Orangtua Beri Nama Islam kepada Anak

Topik:

Berita Terkini Lainnya