Selfie Telanjang Jadi Jaminan Utang Para Perempuan di Tiongkok 

Begini banget ya biar tetap bisa belanja...

Beijing, IDN Times - Di era ketika konsumerisme kian didorong oleh kemajuan teknologi, sejumlah marketplace menyediakan beragam opsi agar publik tidak kesulitan dalam berbelanja. Hanya saja, tidak semua orang dengan keinginan besar untuk membeli melakukannya dengan uang sendiri. Di Tiongkok, ini jadi fenomena yang cukup mengkhawatirkan.

1. Generasi muda Tiongkok rela berutang demi membeli barang

Selfie Telanjang Jadi Jaminan Utang Para Perempuan di Tiongkok unsplash.com/Artem Bali

Menurut pengamatan Dorrit Chen dari Euromonitor International's Consumer Finance, anak muda Tiongkok sekarang ini tidak lagi memandang utang sebagai hal tabu. Kepada ABC, Chen mengatakan mereka bersedia berutang demi membeli barang-barang tertentu, mulai dari yang sangat mahal seperti mobil baru hingga biskuit dan sarapan.

Ini bertolak belakang dibandingkan orangtua mereka. Sebuah riset dari Ant Financial milik Alibaba menunjukkan lebih dari 45 juta dari 170 juta anak muda yang lahir setelah tahun 1990 memiliki akun berutang di Ant Check Later. Selain lebih ringkas daripada uang tunai, ini juga memudahkan mereka membeli saat tak punya tabungan.

Baca Juga: Partai Pemerintah Kalah Pemilu, Taiwan Masih Dibayangi Tiongkok

2. Sebungkus biskuit bisa dicicil dalam waktu beberapa tahun

Selfie Telanjang Jadi Jaminan Utang Para Perempuan di Tiongkok unsplash.com/rawpixel

Saking nyamannya dengan utang, marketplace melihat kesempatan ini untuk membuka kesempatan menyicil. Misalnya adalah Lexin Fintech yang mengizinkan konsumen menyicil sepaket biskuit selama 36 kali. Contoh paling ekstrem adalah 475 gram biskuit Oreo seharga Rp103 ribu bisa dibayar selama tiga tahun dengan cicilan sekitar Rp4.000 per bulan.

Jangka waktu cicilan yang sangat lama untuk barang dengan harga yang terbilang murah, dan bukan merupakan kebutuhan primer, membuat publik tertarik. Namun, salah satu marketplace yaitu Fenqile memberlakukan bunga lebih dari 20 persen per tahun sejak September 2018. 

3. Kemudahan berutang harus dikompensasi dengan aturan pembayaran yang berbahaya

Selfie Telanjang Jadi Jaminan Utang Para Perempuan di Tiongkok Weibo/Hulixiaoniangzi

Dikutip dari South China Morning Post, anak-anak muda di Tiongkok punya kecenderungan menggantungkan diri kepada layanan pinjaman yang semudah mendekatkan layar telepon genggam ke mesin pemindai. Per 2016, Fenqile, salah satu yang menyediakan layanan ini, punya 29,2 juta anggota terdaftar dan 95 persen dari mereka berusia di bawah 30 tahun.

Kemudahan sejenis itu tidak disediakan dengan konsekuensi murah. Sejumlah penyedia layanan utang di Tiongkok memaksa gadis-gadis mengirimkan selfie telanjang dengan menunjukkan kartu identitas mereka sebagai jaminan. Jika tak bisa membayar utang tepat waktu, foto-foto itu akan diunggah ke internet.

4. Semakin banyak utang, konsekuensinya bertambah besar

Selfie Telanjang Jadi Jaminan Utang Para Perempuan di Tiongkok unsplash.com/Keagan Henman

Media milik pemerintah China Youth Daily memberitakan pada 2016 ada sebanyak 10 gigabit selfie telanjang milik para perempuan muda yang disebarkan di internet oleh beberapa penyedia pinjaman. Mayoritas berusia 19 hingga 23 tahun yang merupakan mahasiswi biasa. 

Semakin besar uang yang mereka pinjam, maka kian banyak juga selfie yang harus mereka kirimkan. Seorang perempuan bernama Xue Chen melaporkan bahwa untuk mendapatkan pinjaman, ia wajib mengirimkan beberapa selfie telanjang. Saat utangnya melonjak hingga Rp200 juta, sudah tak terhitung berapa selfie telanjang yang ia kirimkan.

5. Pemerintah berusaha menginvestigasi kasus ini

Selfie Telanjang Jadi Jaminan Utang Para Perempuan di Tiongkok unsplash.com/Chuttersnap

Komisi Pusat Keamanan Publik Tiongkok berusaha menghentikan praktik yang dikenal sebagai 'layanan pinjaman telanjang' ini sejak semakin tingginya laporan pada Desember 2016. Meski begitu, masih banyak yang mengatakan praktik tersebut tetap ada dan tumbuh subur.

Euromonitor sendiri menilai situasinya sudah lebih baik sejak akhir 2017. Ini karena regulator keuangan Tiongkok melarang organisasi-organisasi tak terdaftar maupun individu-individu melakukan bisnis peminjaman seperti itu.

Baca Juga: Bayi Pertama yang Dimodifikasi Genetiknya Dilahirkan di Tiongkok

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya