Senator Haiti Tembak Pewarta Foto di Depan Gedung Parlemen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Port au Prince, IDN Times - Seorang pewarta foto dari Associated Press ditembak oleh senator Haiti di depan gedung parlemen pada Senin (23/9). Penembakan terjadi di tengah kekacauan ketika parlemen berusaha mengonfirmasi penetapan Perdana Menteri Haiti yang baru.
Dilansir dari The Guardian, pewarta foto bernama Chery Dieu-Nalio itu bukan satu-satunya korban. Senator Jean Marie Ralph Fethiere juga melukai seorang warga sipil setempat bernama Leon Leblanc yang berprofesi sebagai petugas keamanan sekaligus sopir.
1. Jurnalis foto tersebut mengalami luka
Menurut keterangan medis yang diberikan oleh dokter, peluru mengenai wajah Dieu-Nalio. Saat ini, pecahan-pecahannya sudah berhasil diambil dan dibersihkan. Ia sendiri mengalami luka yang menurut dokter tidak mengancam nyawanya. Kondisi yang sama juga disimpulkan dokter terhadap Leblanc.
Dalam sebuah foto yang dipublikasikan Reuters, Dieu-Nalio tampak memegang kain perban untuk menutup lukanya. Fethiere mengaku tidak tahu bahwa ada wartawan di lokasi. Padahal, saat insiden, Dieu-Nalio mengenakan rompi bertuliskan "pers" dan helm pelindung untuk menegaskan bahwa ia sedang bertugas dan tidak boleh diserang.
Baca Juga: PSK di Haiti Mengaku Pekerja Kemanusiaan Beri Bayaran Tinggi
2. Sang senator mengklaim ia diserang sehingga harus membela diri
Associated Press merilis pernyataan resmi mereka terkait insiden yang menimpa sang juru foto. "Meski ini tidak tampak seperti dia menjadi target, ini adalah sebuah pengingat tentang bahaya yang dihadapi wartawan di seluruh dunia setiap hari ketika melakukan pekerjaan, bahkan saat dalam penugasan rutin."
Editor’s picks
Direktur Hubungan Media Associated Press, Lauren Easton, mengatakan kepada CNN bahwa Dieu-Nalio, warga Haiti, memang sedang mendapat tugas meliput di luar gedung parlemen pada hari itu. Ia diharapkan segera membaik.
Sementara itu, Leblanc mengatakan kepada reporter bahwa ia melihat Fethiere mengacungkan senjata api ketika berusaha meninggalkan gedung di tengah lautan demonstran. Senator lain, Patrice Dumont, mengaku mendengar Fethiere mengancam akan menembak jika tak membiarkannya pergi.
Fethiere sendiri tidak merasa dirinya bersalah. "Saya diserang oleh kelompok militan yang menggunakan kekerasan. Mereka mencoba mengeluarkan saya dari kendaraan. Jadi, saya membela diri. Membela diri adalah hak yang sakral," ucapnya ketika diwawancara Radio Mega. "Orang-orang bersenjata mengancam saya. Itu proporsional. Kekuatan setara, respons setara."
3. Haiti tengah dilanda krisis politik
Apa yang menjadi latar belakang dari insiden penembakan itu adalah usaha Senat Haiti untuk memutuskan status Fritz-William Michel yang dicalonkan sebagai Perdana Menteri yang baru.
Presiden Jovenel Moise sendiri berupaya mendorong pengesahan Michel agar ia bisa segera berangkat ke New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB. Di saat yang sama, demonstrasi besar-besaran menentang Moise dan pemerintah terjadi di Haiti.
Di parlemen, Michel menjadi bahan pertentangan sampai terjadi aksi saling pukul di antara para Senator. Rakyat sendiri tidak percaya kepada Moise yang dianggap bertanggung jawab membuat perekonomian Haiti memburuk. Inflasi saat ini menyentuh angka 19 persen. Harga bahan bakar dan pangan melonjak. Protes tak bisa dihindarkan.
Ketua Senat, Carl Murat Cantave, mengingatkan polisi bahwa yang boleh masuk ke ruang sidang hanya senator dan seorang sopir serta dua petugas keamanannya. Ia menuding polisi tak bisa melakukan tugas karena massa berhamburan ke halaman gedung parlemen.
Baca Juga: Makin Memanas, Anggota Parlemen Venezuela Babak Belur