Spanyol Lockdown Nasional, Austria Batasi Kerumunan Maksimal 5 Orang

Tapi warga Paris justru piknik pada akhir pekan

Madrid, IDN Times - Spanyol menjadi negara kedua di Eropa setelah Italia yang melaporkan kasus virus corona baru atau COVID-19 terbanyak. Hingga Senin (16/3), ada 7.844 total kasus yang terkonfirmasi di mana 7.035 di antaranya masih aktif dan 517 orang dinyatakan sembuh. Sedangkan total kematian mencapai 517.

Pada Sabtu (14/3), Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez mengumumkan bahwa pemerintah memberlakukan lockdown parsial atau penutupan separuh secara nasional. Dengan ini, 47 juta penduduk Spanyol dilarang untuk meninggalkan rumah selama 15 hari kecuali untuk bekerja atau membeli kebutuhan pokok dan obat-obatan.

1. Berbagai titik yang normalnya dipadati turis kini sangat sepi

Spanyol Lockdown Nasional, Austria Batasi Kerumunan Maksimal 5 OrangKendaraan polisi ibu kota terlihat di lapangan Puerta del Sol yang luar biasa sepi di pusat kota Madrid, Spanyol, pada 13 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Sergio Perez

Spanyol adalah negara yang sepanjang tahun sangat dinikmati oleh para wisatawan. Namun, pemandangan berbeda tampak begitu pandemik COVID-19 melanda. Bahkan sebelum pemerintah mengumumkan lockdown parsial, berbagai titik terlihat sepi sekali.

Dilaporkan Reuters, dalam keadaan darurat ini pemerintah menginstruksikan penutupan semua toko, bar, restoran, kafe, bioskop dan lapangan sepak bola. Toko yang boleh beroperasi hanya yang menjual barang-barang esensial bagi warga, tempat pengisian bahan bakar dan apotek.

Tak sedikit yang merasa langkah ini sudah terlambat, apalagi pada 8 Maret lalu jalanan di kota-kota besar Spanyol dipadati oleh parade Hari Perempuan Internasional. Kemudian, ada juga reli partai sayap kanan yang diikuti sebanyak 9.000 orang. Mereka membentuk kerumunan yang juga menjadi tempat para turis asing berada.

"Minggu lalu, area di mana saya tinggal benar-benar kacau oleh ribuan dan ribuan dan ribuan orang di jalanan," kata warga Madrid bernama Eric Steinhauser kepada The Guardian. "Dan saya tak percaya pemerintah tak terpikir, dari apa yang terjadi di Italia, bahwa ini akan menyebabkan situasi yang meledak."

Baca Juga: Flu Spanyol, Pandemik Serupa Virus Corona yang Menyerang 1 Abad Lalu

2. Austria hanya izinkan warga keluar sendiri atau dengan yang satu tempat tinggal

Spanyol Lockdown Nasional, Austria Batasi Kerumunan Maksimal 5 OrangKanselir Austria Sebastian Kurz memberikan keterangan media mengenai COVID-19 di Wina, Austria, pada 13 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Leonhard Foeger

Sedangkan, Austria mengumumkan pembatasan bepergian secara domestik dan internasional bagi para warga sejak Minggu (15/3). Berkumpul lebih dari lima orang di ruang publik sudah dilarang, begitu juga dengan beraktivitas di luar ruangan yang dianggap tidak penting.

Dikutip Bloomberg, Kanselir Sebastian Kurz mengatakan hanya ada tiga alasan bagi warga untuk berada di luar yaitu pergi bekerja karena karakteristik pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan di rumah, berbelanja kebutuhan pokok dan obat-obatan, dan menolong orang. Selain itu, mereka diimbau untuk mengisolasi diri.

"Saya meminta seluru warga Austria untuk mengisolasi diri," cuit Kurz. "Kami mengerti itu adalah pembatasan masif, tapi itu penting untuk mempertahankan kesehatan masyarakat Austria dan mengusir COVID-19."

3. Prancis dilaporkan bersiap implementasikan lockdown setelah warga Paris bersikap bandel dengan melakukan piknik ria

Spanyol Lockdown Nasional, Austria Batasi Kerumunan Maksimal 5 OrangSeorang perempuan memakai masker pelindung saat ia berjalan di lapangan terbuka Trocadero di depan Menara Eiffel di Paris, Prancis, pada 1 Februari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Gonzalo Fuentes

Prancis sendiri melaporkan ada 36 kematian dalam 24 jam pada Minggu (15/3). Ini membuat total kematian akibat COVID-19 menjadi 127 jiwa. Di saat bersamaan masih ada 5.284 kasus aktif, sedangkan hanya 12 orang dinyatakan sembuh. Namun, warga Prancis sendiri tidak gentar dalam menolak mengacuhkan semua peringatan pemerintah.

AFP melaporkan pada akhir pekan warga di Paris justru menikmati cuaca dengan berpiknik atau berkumpul ria salah satunya di pinggir Kanal Saint-Martin. Foto-foto pun beredar di media sosial yang memperlihatkan mereka merasa rileks saat duduk di taman atau mengunjungi pasar tradisional yang ramai.

"Virus sedang bersirkulasi...ini bersirkulasi dan mengancam nyawa manusia," kata Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran, dalam sebuah wawancara TV. "Saya meminta warga Prancis menghormati langkah-langkah sosial yang ketat."

Prancis dilaporkan bersiap untuk memberlakukan lockdown. Dewan Keamanan dijadwalkan bertemu dengan Presiden Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Edouard Philippe pada Senin sore (16/3).

Baca artikel menarik lainnya di IDN App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Karena Virus Corona Melanda Spanyol, Final Copa del Rey Resmi Ditunda

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya