Spanyol Pertegas Undang-undang Soal Perkosaan

Kalau dia bilang "gak", artinya "gak".

Madrid, IDN Times - Pemerintah Spanyol berencana untuk mempertegas undang-undang mengenai kasus perkosaan. Seperti dilaporkan BBC, Perdana Menteri Pedro Sanchez menegaskan bahwa hubungan seks tanpa persetujuan eksplisit masing-masing pihak yang terlibat akan dikategorikan sebagai perkosaan.

1."Iya" berarti "iya, "tidak" berarti "tidak"

Spanyol Pertegas Undang-undang Soal Perkosaanunsplash.com/MihaiSurdu

Berdasarkan undang-undang yang tengah digodok di parlemen, ambiguitas yang selama ini ada dalam hubungan seks menjadi sorotan utama. Sanchez mengatakan kepada parlemen Spanyol bahwa persetujuan yang jelas adalah faktor kunci dalam menentukan apakah hubungan seks itu dipaksakan sehingga tergolong perkosaan.

"Agar lebih jelas, saudara-saudara sekalian, jika mereka berkata tidak maka artinya tidak, dan jika mereka tidak berkata iya, artinya adalah tidak," kata Sanchez. Dengan kata lain, seseorang harus secara langsung mengucapkan kata "iya" sebagai bentuk persetujuan untuk melakukan seks.

2.Rancangan undang-undang dilatarbelakangi protes terhadap putusan pengadilan

Spanyol Pertegas Undang-undang Soal Perkosaanunsplash.com/Marcelo Matarazzo

Dikutip dari Euronews, langkah tersebut didasari oleh protes publik terhadap putusan pengadilan dalam kasus yang dikenal dengan La Manada atau Sekelompok Serigala dan terjadi pada Festival San Fermin tahun 2016. Saat itu, lima orang laki-laki terbukti melakukan kekerasan seksual terhadap seorang perempuan berusia 18 tahun.

Namun, ia tidak dikenai pasal tentang perkosaan setelah hakim menggunakan video-video dari telepon genggam sebagai barang bukti. Ini karena dalam video tersebut korban dinyatakan tidak menunjukkan rasa keberatan. Dalam hukum Spanyol, seseorang dinyatakan sebagai korban perkosaan jika menerima "intimidasi" atau "kekerasan".

3.Tanpa persetujuan eksplisit, sebuah kasus akan dinyatakan sebagai perkosaan

Spanyol Pertegas Undang-undang Soal Perkosaanunsplash.com/Sarah Cervantes

Publik mengatakan bahwa putusan pengadilan tersebut tidak adil. Apalagi kelima laki-laki itu dibebaskan dari ancaman sembilan tahun penjara. "Kita tak bisa kembali lagi ke situasi di mana, melalui interpretasi, apa yang dipahami sebagai sebuah kejahatan serius terhadap perempuan tidak dipertimbangkan sebagai demikian," ujar Wakil Perdana Menteri Carmen Calvo.

Menurutnya, dengan menjadikan persetujuan eksplisit sebagai faktor kunci untuk memutuskan sebuah kasus, Calvo menyebut Spanyol berusaha melakukan pendekatan yang memastikan "kemerdekaan, kebebasan dan penghormatan terhadap seseorang dan seksualitasnya".

Selain Spanyol, Swedia sudah terlebih dulu meresmikan aturan tersebut di mana seseorang harus menunjukkan persetujuan verbal dan fisik sebelum melakukan hubungan seks yang legal.

Baca juga: Rumah Sakit di Swedia Sediakan Layanan Khusus Bagi Pria Korban Perkosaan

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya