Terjawab, Ternyata Ini Sebab Makin Banyaknya Perempuan Berselingkuh

"Orang yang tersakiti dalam perselingkuhan tak selalu merupakan korban dalam pernikahan"

Secara tradisional, pernikahan dianggap sebagai sesuatu yang sangat sakral. Kesetiaan dan komitmen menjadi mata uang utama yang mengikat sepasang individu dalam pernikahan. Pada kenyataannya, kesetiaan dan komitmen itu tak datang secara natural. Butuh kerja keras untuk mendapatkan dan mempertahankannya.

Sayangnya, tak sedikit yang kemudian merasa sudah berada di 'zona aman' setelah menikah dan berhenti berusaha untuk saling membahagiakan. Salah satu akibatnya adalah perselingkuhan. Setidaknya ini yang dipaparkan Esther Perel, penulis buku State of Affairs: Rethinking Infidelity, seperti dikutip oleh The Cut.

Jumlah perempuan yang selingkuh kian meningkat.

Terjawab, Ternyata Ini Sebab Makin Banyaknya Perempuan BerselingkuhScott Webb via Unsplash

Menurut studi yang dilakukan Perel, sejak 1990 ada peningkatan jumlah perempuan yang selingkuh sebanyak 40 persen. Uniknya, jumlah laki-laki yang melakukannya tidak mengalami perubahan. Bahkan, semakin banyak perempuan yang tak malu lagi mengaku bahwa mereka menyelingkuhi suami mereka.

Namun, Perel tak memungkiri bahwa ada orang-orang yang belum sepakat mengenai apa yang disebut dengan tindakan perselingkuhan. "Definisi perselingkuhan terus meluas. Sexting, menonton film porno, terus menggunakan aplikasi kencan secara sembunyi-sembunyi," ujarnya pada forum Ted Talks.

Ia pun merumuskan tiga elemen kunci yang bila dilakukan itu berarti merupakan sebuah perselingkuhan. Ketiganya adalah hubungan yang dilakukan secara diam-diam, koneksi emosional di titik tertentu, dan ketertarikan seksual.

"Dan ketertarikan merupakan kata kunci di sini. Sebab, gairah erotik itu bisa menyebabkan bayangan berciuman saja sama kuatnya dan mendebarkannya seperti hubungan seksual selama berjam-jam. Seperti kata Marcel Proust, imajinasi kita yang bertanggungjawab atas rasa cinta, bukan orang lain," tegasnya.

Baca juga: Tak Dibuatkan Toilet, Perempuan Ini Berani Ceraikan Suaminya

Bukan hanya rasa bosan, kurangnya perhatian pun bisa menyebabkan perselingkuhan.

Terjawab, Ternyata Ini Sebab Makin Banyaknya Perempuan BerselingkuhUnsplash

"Perselingkuhan adalah salah satu yang paling dilarang secara universal, tapi perselingkuhan juga sering dilakukan secara universal," ujar Perel untuk menggarisbawahi kontradiksi terkait penyelewengan ini. Sebagai psikoanalis, Peler menyinggung cerita-cerita pasiennya yang terlibat perselingkuhan.

"Mereka seringkali adalah orang-orang yang setia secara keyakinan, dan setidaknya kepada pasangan. Tapi mereka mendapati diri mereka sendiri memiliki pertentangan antara nilai yang dianut dan perilaku mereka," ucap Perel.

"Kontras dari apa yang kalian pikirkan, perselingkuhan tidak sepenuhnya soal seks, tapi lebih banyak soal gairah: gairah untuk mendapat perhatian, gairah untuk merasa spesial, gairah untuk merasa penting.

Dan struktur utama perselingkuhan adalah fakta bahwa kamu takkan pernah bisa memiliki selingkuhanmu sehingga membuatmu terus mengharapkannya. Ini adalah mesin gairah karena kekurangannya, ambiguitasnya, yang membuatnya ingin memiliki yang tak kamu punya," jelas Perel terkait alasan mengapa seseorang bisa selingkuh.

Bentuk sederhana dari kurangnya perhatian adalah ketika pasangan bersikap pelit.

Terjawab, Ternyata Ini Sebab Makin Banyaknya Perempuan BerselingkuhAyo Ogunseinde via Unsplash

The Independent pernah mempublikasikan hasil riset yang menunjukkan bentuk paling praktis dari kurangnya perhatian. Menurut riset itu, 74 persen perempuan yang selingkuh melakukannya karena didasari oleh sifat pasangan yang terlalu pelit.

Riset yang mengikutsertakan lebih dari 5.000 perempuan itu menemukan fakta bahwa kurangnya hadiah, bunga, jalan-jalan atau makan malam di restoran mewah bisa menyebabkan masalah. Mayoritas perempuan mengaku bahwa hadiah yang diberikan bukan dinilai semata-mata dari harganya, melainkan arti di baliknya dan perasaan diapresiasi.

Jarang memberikan kejutan kepada istri bisa diinterpretasikan sebagai kurangnya usaha dari pihak suami. Tak sedikit juga menganggap itu bukti suami tak lagi peduli kepada istri. Perasaan lain yang timbul dari ini adalah rasa bosan.

Meski demikian, Perel tak ingin masyarakat menimpakan semua kesalahan kepada pihak yang berselingkuh. 

"Pengkhianatan dalam sebuah hubungan itu datang dalam berbagai bentuk. Ada banyak cara kita mengkhianati pasangan kita: dengan menganggapnya tak berharga, dengan tidak mempedulikannya, dengan tidak tertarik ketika melihatnya, dengan kekerasan. Pengkhianatan seksual hanyalah satu cara untuk menyakiti pasangan. Dengan kata lain, orang yang tersakiti dalam perselingkuhan tak selalu merupakan korban dalam pernikahan," tegasnya.

Baca juga: Usai Rayakan Ultah Pernikahan ke-75, Pasangan Ini Meninggal

Topik:

Berita Terkini Lainnya