Sudan, Badak Putih Jantan Terakhir di Dunia Telah Mati

Para pemburu mengincar culanya yang dihargai hingga ratusan juta rupiah.

Nairobi, IDN Times - Seekor badak putin berjenis kelamin jantan bernama Sudan mati di usia 45 tahun. Kematian Sudan menjadi pemberitaan internasional karena ia merupakan badak putih jantan terakhir di dunia. Sudan mati di Taman Konservasi Ol Pejeta, Kenya, pada Senin (20/3).

1. Kondisi kesehatan Sudah memburuk selama beberapa bulan

Sudan, Badak Putih Jantan Terakhir di Dunia Telah MatiAmi Vitale National Geographic Creative via Scientific American

Sejumlah pihak sudah mengantisipasi kematian Sudan sejak jauh hari. Ia telah mengalami serangkaian infeksi serta masalah kesehatan yang kian memburuk selama beberapa bulan terakhir. Scientific American melaporkan bahwa tim dokter hewan yang menanganinya di saat-saat terakhir tak punya pilihan lain selain harus melakukan prosedur euthanasia kepada Sudan.

Sudan sendiri lahir di sebuah wilayah bernama Shambe yang terletak di Sudan Selatan. Sebelum dipindahkan ke Kenya, Sudan sempat ditangkap setelah dua tahun berkeliaran di alam bebas. Ia juga pernah tinggal di Republik Ceko.

Baca juga: Badak Sumatera, Penjaga Hutan yang Terancam Punah

2. Sepanjang hidupnya, Sudan menerima berbagai ancaman

Sudan, Badak Putih Jantan Terakhir di Dunia Telah MatiThe New York Post

Badak putih yang malang itu menjadi target dari para pemburu. Maka tak heran bila kabar kematiannya menjadi pembicaraan di mana-mana. "Sudan adalah simbol ekstrem dari ketidakpedulian manusia terhadap alam," kata Jan Stejskal, direktur proyek internasional di kebun binatang yang pernah ditinggali Sudan di Ceko, seperti dikutip dari The New York Times.

Sejak 2008, para peneliti mengaku sudah tak bisa lagi menemukan adanya badak putih di alam liar. Banyak ancaman yang datang kepada spesies tersebut, mulai dari konflik, peperangan, musnahnya habitat hingga perburuan liar. Peneliti yang masih peduli pun mencoba beragam cara untuk menyelamatkan populasi mereka.

Salah satunya adalah dengan menciptakan teknik reproduksi gabungan yang inovatif. Sayangnya, mereka masih mengalami kebuntuan sebab tak ada betina yang berhasil hamil dari cara tersebut. Tragisnya, saat ini hanya ada dua badak putih yang masih tersisa—keduanya betina—yaitu Najin dan Fatu. Mereka adalah anak dan cucu dari Sudan.

3. Perburuan liar terhadap spesies langka seperti Sudan terjadi karena dilatarbelakangi urusan finansial

Sudan, Badak Putih Jantan Terakhir di Dunia Telah MatiAssociated Press via LA Times

Para pelaku perburuan badak putih rela melakukan segala macam cara untuk menghabisi nyawa spesies langka itu karena, salah satunya, dilatarbelakangi oleh insentif finansial. Area tempat mereka hidup bukanlah sebuah tempat dengan perekonomian stabil.

Pemburu bisa menjual cula badak putih dengan harga sekitar Rp 688 juta per kilo. Cula tersebut dianggap lebih bernilai daripada emas. Oleh karena itu, sulit bagi mereka menolak berburu jika itu bisa menghasilkan uang.

Heather Sohl, penasihat organisasi WWF, mengatakan kepada HuffPost,"Kematian Sudan sangat menyedihkan. Kita melihat kepunahan dari badak putih terjadi di depan mata, didorong oleh permintaan cula mereka yang tanpa henti." Sohl pun menilai harus ada upaya holistik untuk memutus rantai permintaan dan suplai serta peningkatan penegakan hukum.

Baca juga: 5 Gajah di India Tertabrak Kereta Hingga Mati

Topik:

Berita Terkini Lainnya