Takut Penyebaran COVID-19 Meluas, Beijing Lockdown 10 Area Permukiman

Ada 79 kasus COVID-19 baru di Beijing selama 4 hari terakhir

Beijing, IDN Times - Pemerintah Beijing memutuskan memberlakukan lockdown di 10 area permukiman warga menyusul terjadinya gelombang kasus COVID-19 baru dalam empat hari terakhir. Sejak Kamis (11/6) hingga Minggu (14/6), otoritas kesehatan Beijing melaporkan total 79 kasus.

Padahal, dalam 55 hari terakhir, kasus COVID-19 yang dikonfirmasi terjadi di ibu kota Tiongkok tersebut hanya berasal dari warga setempat yang baru pulang dari luar negeri. Sedangkan kasus terbaru disebut bermula dari pasar buah, sayur dan ikan bernama Xinfadi yang berlokasi di Distrik Fengtai.

1. Pemerintah mengaku perlu mengambil langkah tegas

Takut Penyebaran COVID-19 Meluas, Beijing Lockdown 10 Area PermukimanSuasana di Beijing, Tiongkok, pada 4 Juni 2020, saat 31 tahun insiden Lapangan Tiananmen 1989. ANTARA FOTO/REUTERS/The Yomiuri Shimbun

Karena tidak mau kembali mengalami wabah seperti beberapa bulan sebelumnya, pemerintah Beijing memutuskan untuk segera menerapkan lockdown. "Risiko pandemik menyebar luas sangat tinggi, maka kami wajib mengambil langkah-langkah pasti dan tegas," ujar Xu Hejian selalu juru bicara pemerintah kota Beijing, seperti dikutip The Guardian.

Pada Minggu tengah malam, 10 area permukiman di sekitar pasar Yuquandong di Haidian pun ditutup total. Menurut pejabat setempat, ini karena ada kasus positif COVID-19 asimtomatik yang dikonfirmasi di pasar itu dan berkaitan dengan Xinfadi. Alhasil, warga harus berdiam diri di rumah sampai waktu yang belum ditentukan.

Baca Juga: Uni Eropa Tuding Tiongkok Lakukan Kampanye Hoaks Soal Virus Corona

2. Tes massal dilakukan untuk secepatnya memutus mata rantai virus

Takut Penyebaran COVID-19 Meluas, Beijing Lockdown 10 Area PermukimanWartawan melakukan tes COVID-19 sebelum menghadiri penutupan Kongres Rakyat Nasional di Beijing, Tiongkok, pada 28 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

Pasar, sekolah dan taman kanak-kanak sudah ditutup mulai akhir pekan kemarin. "Beijing memasuki periode luar biasa," ucap Xu.

Berdasarkan laporan media pemerintah Global Times, Wakil Premier Tiongkok Sun Chunlan memerintahkan diadakannya tes COVID-19 massal kepada warga.

Seluruh pemilik usaha juga diperintahkan mengawasi karantina mandiri selama 14 hari yang dilakukan oleh para karyawan mereka yang mengunjungi Xinfadi atau yang pernah kontak dengan siapa pun yang ke lokasi tersebut. 

Media pemerintah menginformasikan bahwa hingga Minggu, pemerintah telah melakukan sebanyak 76.499 tes COVID-19 di mana 59 di antaranya memberikan hasil positif. Sementara itu, ada 41.510 sampel untuk tes yang dikumpulkan pemerintah dari 11 kawasan perumahan warga di sekitar Xinfadi. Sebanyak 6.284 dinyatakan negatif.

3. Beijing pecat pejabat setempat karena adanya kasus baru ini

Takut Penyebaran COVID-19 Meluas, Beijing Lockdown 10 Area PermukimanSuasana di suatu bar di Shanghai, Tiongkok, pada 22 Mei 2020. Foto diambil tanggal 22 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Munculnya gelombang kasus baru ini membuat pemerintah Beijing memecat petinggi distrik dan menghukum sejumlah pejabat lainnya. Mengutip CGTN, salah satu dengan posisi tinggi yang dipecat adalah Zhou Yuqing selaku Deputi Kepala Distrik Fengtai karena dianggap gagal dalam tugasnya untuk mencegah serta mengendalikan COVID-19.

Berikutnya ada Wang Hua yang dipecat dari jabatannya sebagai Sekretaris Partai Komunis di distrik itu, kemudian Zhang Yuelin yang merupakan manajer umum dari perusahaan yang mengoperasikan pasar Xinfadi. 

Hingga kini, total ada 499 kasus COVID-19 di Beijing di mana sebanyak 411 pasien dinyatakan sudah sembuh. Sedangkan jumlah kematian di kota tersebut adalah sembilan orang.

Baca Juga: Flu Usai dari Beijing, Mahasiswa Kedokteran Dirawat di Ruang Isolasi 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya