Tengah Malam, Korea Utara Bantah Alasan Trump Soal Kesepakatan Nuklir

Jadi, siapa yang berkata jujur? Siapa yang berbohong?

Hanoi, IDN Times - Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho membantah pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump soal alasan mengapa keduanya tak bisa mencapai kesepakatan pada Kamis (28/2).

Ri, dalam sebuah momen langka saat Korea Utara mau melakukan konferensi pers, mengatakan bahwa pihaknya hanya meminta penghentian sanksi ekonomi parsial sebagai ganti ketika pemerintahnya menghancurkan kompleks nuklir utamanya.

1. Korea Utara mengklaim hanya meminta penghapusan lima sanksi

Tengah Malam, Korea Utara Bantah Alasan Trump Soal Kesepakatan NuklirYTN

Konferensi pers dilakukan tengah malam waktu Vietnam dan terkesan sangat mendadak serta mengejutkan. Seperti dilaporkan kantor berita Korea Selatan, Yonhap, Ri mengklaim negaranya hanya meminta penghapusan lima sanksi, terutama yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat Korea Utara.

"Apa yang kami tawarkan bukan penghapusan seluruh sanksi, tapi hanya parsial," ujar Ri di salah satu ruangan Melia Hotel di mana Kim menginap. Ini berbeda dengan pernyataan Trump pada konferensi pers yang dilakukan sekitar pukul dua siang usai bertemu Kim.

2. Trump sebelumnya mengatakan Korea Utara ingin semua sanksi dihapus

Tengah Malam, Korea Utara Bantah Alasan Trump Soal Kesepakatan NuklirYouTube/WhiteHouse

Dari tempat pertemuan di Metropole Hotel, Trump bergegas menuju Marriott Hotel untuk bertemu awak media yang sudah menanti. Di sana, ia mengatakan alasan tidak adanya kesepakatan antara dirinya dan Kim adalah perkara sanksi.

"Pada dasarnya mereka mau sanksi dihapuskan semuanya, dan kami tak bisa melakukan itu," kata Trump. "Dia mau melakukan denuklirisasi, hanya saja dia mau itu di area yang kurang penting dibandingkan apa yang kami inginkan," ucapnya.

Menlu Amerika Serikat Mike Pompeo yang menemani Trump dalam konferensi pers menyebut Kim "tidak siap" untuk mengikuti persyaratan dari pihaknya. Oleh karena itu, keduanya memilih untuk meninggalkan meja negosiasi di Metropole Hotel.

"Kami tak mendapatkan sesuatu yang masuk akal bagi Amerika Serikat. Saya kira Chairman Kim sempat berharap kami akan menerima. Kami memintanya melakukan lebih. Dia tidak siap melakukan itu. Namun, saya masih optimistis," kata Pompeo.

Baca Juga: Trump dan Kim Tak Capai Kesepakatan Soal Nuklir, Apa yang Salah?

3. Korea Utara mengaku sudah menawarkan penghancuran fasilitas nuklir utama kepada Amerika Serikat

Tengah Malam, Korea Utara Bantah Alasan Trump Soal Kesepakatan NuklirANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis

Salah satu yang menjadi hambatan dalam pertemuan Trump dan Kim adalah fasilitas nuklir Yongbyon. Trump mengatakan bahwa Korea Utara menolak untuk menghentikan operasional di area tersebut jika Amerika Serikat tak bersedia menghapus seluruh sanksi terlebih dulu.

Berbeda dengan Trump, Ri justru mengatakan bahwa pihaknya menawarkan "untuk secara permanen dan total menhancurkan seluruh fasilitas produksi bahan nuklir di Yongbyon, termasuk plutonium dan uranium".

Ia bahkan menambahkan negaranya bersedia melakukan itu dengan "pengawasan pakar Amerika dan melalui operasi gabungan antara teknisi dua negara jika Amerika Serikat menghapus sebagian sanksi".

Terkait sanksi yang dimaksud, Ri menjelaskan adalah yang "mengganggu perekonomian swasta dan kehidupan masyarakat". Namun, ia menyebutkan sanksi itu dari Dewan Keamanan PBB--yang didukung oleh Amerika Serikat sebagai anggota. Ada 11 sanksi yang sudah dijatuhkan kepada Korea Utara.

Yongbyon sendiri merupakan sebuah kompleks yang terdiri dari belasan gedung untuk program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Area ini terletak sekitar 100 kilometer di utara Pyongyang.

4. Wakil Menlu Korea Utara menyebut Kim mungkin enggan berdialog lagi dengan Trump

Tengah Malam, Korea Utara Bantah Alasan Trump Soal Kesepakatan Nuklirtwitter.com/TheWhiteHouse

Ri juga mengatakan bahwa Korea Utara sebenarnya sudah menawarkan untuk menuliskan komitmen penghentian uji coba senjata nuklir dan rudal jarak jauh secara permanen "demi mengurangi kekhawatiran Amerika Serikat".

Akan tetapi, menurutnya, Trump masih meminta negaranya mengambil "satu langkah lagi" selain soal penghancuran fasilitas Yongbyon. Korea Utara membaca ini sebagai indikasi bahwa Amerika Serikat tak siap untuk mencapai sebuah kesepakatan.

Akibatnya, Ri menambahkan, posisi negaranya takkan berubah meskipun Amerika Serikat menginginkan pertemuan sekali lagi. Wakil Menlu Choe Son-hui kemudian mengatakan Kim tampaknya "kehilangan antusiasme untuk melakukan kesepakatan" di masa depan.

Baca Juga: [Linimasa Pertama] Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un di Vietnam

5. Sulit mengetahui siapa yang berkata jujur

Tengah Malam, Korea Utara Bantah Alasan Trump Soal Kesepakatan NuklirANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato

Baik Trump dan Kim bukan jenis pemimpin yang pernyataan-pernyataannya selalu dapat dipercayai. Oleh karena itu, banyak pihak masih meragukan mana yang mengatakan kejujuran.

Di awal pertemuan, Kim sempat mengatakan kepada para reporter bahwa ia berkomitmen untuk melakukan denuklirisasi. "Jika tidak, saya tidak akan berada di sini," katanya. Atmosfer yang tadinya sempat positif, mendadak berubah menjadi tidak menentu saat Gedung Putih mengumumkan pembatalan makan siang.

Para reporter yang sudah siap di ruangan usai keduanya melakukan pertemuan bilateral pun diarahkan ke Marriott Hotel dan konferensi pers Trump dimajukan kira-kira dua jam lebih awal. Gedung Putih pun mengumumkan Trump dan Kim tidak mencapai kesepakatan.

Baca Juga: [Linimasa Kedua] Trump dan Kim Jong-un Gagal Capai Kesepakatan

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya