Terapung Selama Sebulan di Samudera Pasifik, 4 Orang Ini Selamat!

Mereka bertahan hidup dengan minum air hujan

Honiara, IDN Times - Empat orang berhasil selamat setelah sebuah kapal yang mereka tumpangi terbalik, kemudian terapung, selama 32 hari di kawasan Samudera Pasifik. Namun, delapan orang yang pergi bersama mereka, termasuk seorang bayi, meninggal dunia.

Tragedi ini terungkap pada Selasa (11/2). Keempatnya dibawa ke rumah sakit di Kepulauan Solomon dan masih dirawat hingga saat ini. The Guardian melaporkan 12 warga Kepulauan Bougainville tersebut memulai perjalanan nahas mereka pada 22 Desember 2019.

1. Mereka ingin rayakan Natal di pulau lain

Terapung Selama Sebulan di Samudera Pasifik, 4 Orang Ini Selamat!Ilustrasi kapal tanker pengangkut minyak. (Sumber: tambang.co.id)

Kepulauan Bougainville sendiri terletak di dekat Papua Nugini. Menjelang Natal, 12 orang tersebut berencana menuju Kepulauan Carteret yang berlokasi 100 kilometer dari tempat tinggal mereka.

Akan tetapi, perahu yang mereka gunakan justru terbalik di tengah perjalanan.

Beberapa tenggelam, lainnya bisa naik ke atas perahu dan mengeluarkan air yang memenuhi bagian dalamnya. Sebagian yang tenggelam kemudian meninggal. Sebagian lainnya, termasuk si bayi malang, mengembuskan napas terakhir mereka karena mengalami dehidrasi.

Baca Juga: Hilang 14 Jam, ABK Tongkang Tewas Terapung di Sungai Mahakam

2. Mereka melihat sejumlah perahu selama terapung, tapi tak bisa meminta pertolongan

Terapung Selama Sebulan di Samudera Pasifik, 4 Orang Ini Selamat!Peta yang memperlihatkan lokasi Kepulauan Bougainville dan Kepulauan Carteret. Google Maps

Salah satu yang selamat, Dominic Stally, mengatakan kepada The Guardian bahwa selama sekitar sebulan hanyut di laut, mereka sempat melihat beberapa kapal. Hanya saja, mereka tak bisa membuat sinyal untuk meminta pertolongan.

"Kapal-kapal nelayan melewati kami, tapi terlalu jauh untuk mereka menyadari keberadaan kami. Kami pun hanya melihat mereka berlalu dengan putus asa," ujar Stally dari rumah sakit.

Ia dan tiga orang lainnya diangkut dengan sebuah kapal nelayan pada 23 Januari di perairan Caledonia Baru yang lokasinya hampir 2.000 kilometer dari tempat mereka memulai perjalanan. Para penyelamat merawat mereka selama seminggu sebelum akhirnya membawa ke Kepulauan Solomon.

Menurut The Solomon Star, selain Stally, orang yang selamat adalah perempuan yakni anak perempuannya yang berusia 12 tahun, serta seorang laki-laki berumur 20-an tahun. Mereka dirawat di Rumah Sakit Nasional Honiara yang berlokasi di ibu kota Kepulauan Solomon. Stally sendiri sulit mengidentifikasi berapa usia orang-orang yang meninggal.

3. Mereka bertahan dengan menadah air hujan dan memungut kelapa yang terapung

Terapung Selama Sebulan di Samudera Pasifik, 4 Orang Ini Selamat!Ilustrasi kapal. unsplash.com/Oliver Cole

Sally mengungkap bahwa ia dan tiga lainnya bertahan hidup dengan memakai sebuah wadah yang sebelumnya untuk mengeluarkan air laut dari perahu sebagai tempat menadah hujan. Mereka tak punya pilihan lain selain meminum air hujan untuk menghilangkan dahaga.

Ketika lapar, mereka terpaksa memakan kelapa-kelapa yang terapung-apung di sekitar. "Rasa haus adalah hal yang paling sulit untuk diatasi, tapi kami beruntung sebab ada hujan. Bayangkan jika tidak hujan," ucap Stally.

Menurut keterangan perawat yang mengurus mereka, Stally dan ketiga lainnya merasakan dehidrasi parah dan mengalami trauma. Stally mengaku masih merasa sangat sulit untuk membicarakan dan mengingat" apa yang mereka alami. Ia menyebutnya sebagai "perjalanan bernasib buruk".

"Kami berangkat dengan perasaan senang dan bersemangat untuk bisa pergi ke Kepulauan Carteret ketika liburan dan tak pernah berpikir kami akan berakhir di tempat ini hari ini," tambah Stally.

Meski sudah lakukan referendum, Bougainville masih merupakan bagian dari Papua Nugini. Pemerintah tengah mendiskusikan cara untuk membawa keempatnya kembali.

Baca Juga: Referendum Bougainville: Warga Ingin Merdeka dari Papua Nugini

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya