Terima Suaka dari Meksiko, Evo Morales Resmi Tinggalkan Bolivia

Meksiko kirimkan pesawat untuk menjemput Evo Morales

La Paz, IDN Times - Mantan Presiden Bolivia, Evo Morales, meninggalkan negaranya menuju Meksiko setelah mengundurkan diri pada Minggu (10/11). 

Di tengah krisis politik, sejumlah pendukung Morales khawatir terhadap keamanan politisi berusia 60 tahun tersebut.

Meksiko pun menunjukkan dukungan kepada Morales dengan menawarkan suaka yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Marcelo Ebrard C melalui Twitter.

1. Morales menyampaikan keputusan tersebut lewat media sosial

Morales mengumumkan kepergiannya ke Meksiko melalui akun Twitternya pada Senin (11/11) malam waktu Bolivia.

"Saudara dan Saudari sekalian, saya berangkat ke Meksiko, bersyukur terhadap pendirian teguh dari pemerintah di kota saudara itu yang memberikan kami suaka untuk melanjutkan hidup kami," tulisnya.

"Menyakitkan untuk meninggalkan negara ini karena alasan politik, tapi saya akan selalu memperhatikan. Saya akan kembali segera dengan kekuatan dan energi yang lebih banyak," tambah politisi yang menjadi presiden selama 14 tahun itu.

2. Meksiko mengonfirmasi keberangkatan Morales

Ebrard sendiri mengirimkan cuitan pada sekitar pukul 21.45 waktu La Paz, Bolivia, bahwa Morales memang menerima tawaran suaka dari Meksiko. "Evo Morales sudah berada di atas pesawat yang dikirimkan oleh pemerintah Meksiko untuk memastikan transfernya ke negara kami dengan aman," tulis Ebrard.

Di hari yang sama beberapa jam sebelumnya, Ebrard juga menyampaikan tawaran itu melalui media sosial. Ia menulis, "Meksiko, sesuai dengan tradisi pemberian suaka dan non-intervensi, telah menerima 20 orang dari eksekutif dan legislatif di Bolivia di kediaman resmi di La Paz, jadi kami juga memutuskan untuk menawarkan suaka kepada Evo Morales."

Baca Juga: Presiden Evo Morales Mundur, 5 Hal Terkini Soal Krisis Politik Bolivia

3. Morales menuding rivalnya saat Pemilu sebagai aktor di balik "kudeta"

Terima Suaka dari Meksiko, Evo Morales Resmi Tinggalkan BoliviaPresiden Bolivia Evo Morales mengumumkan pengunduran dirinya di Lauca N. Cochabamba, Bolivia, pada 10 November 2019. Gambar diambil dari rekaman video TV Pemerintah Bolivia. ANTARA FOTO/Bolivian Government TV via REUTERS

Sementara itu, Morales menggunakan media sosialnya untuk menuduh rival-rivalnya, Carlos Mesa dan Luis Fernando Camacho, sebagai otak di balik "kudeta" yang memaksanya untuk mundur. Mesa merupakan lawan Morales pada Pemilu bulan lalu. Sedangkan Camacho adalah oposisi pemerintah yang memimpin protes di Bolivia dalam beberapa waktu terakhir.

"Ini adalah malam pertama saya setelah meninggalkan kepresidenan yang dipaksa oleh kudeta yang dilakukan Mesa dan Camacho dengan bantuan polisi," cuitnya. Sedangkan posisi orang nomor satu yang saat ini kosong diisi oleh Jeanine Anez.

Ia merupakan anggota legislatif dari partai oposisi. Anez menjadi Presiden sementara Bolivia karena Wakil Presiden, Pemimpin Senat Mayoritas dan Wakil Pemimpin Senat Mayoritas ikut mundur bersama Morales.

4. Amerika Serikat mengatakan mundurnya Morales baik bagi demokrasi di Bolivia

Terima Suaka dari Meksiko, Evo Morales Resmi Tinggalkan BoliviaPendukung calon presiden Bolivia Carlos Mesa melakukan reli demonstrasi di La Paz, Bolivia, pada 28 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Manuel Claure

Mundurnya Morales melahirkan sejumlah reaksi dari beberapa pemimpin dunia. Gedung Putih sendiri merilis pernyataan resmi dari Presiden Donald Trump sehari setelah Morales tak lagi menjabat. Trump menyatakan apa yang terjadi di Bolivia saat ini baik bagi demokrasi di negara tersebut.

"Setelah hampir 14 tahun dan upaya terakhirnya untuk mengambil alih konstitusi Bolivia dan keinginan rakyat, mundurnya Morales menjaga demokrasi dan membuka jalan bagi rakyat Bolivia untuk membuat suara mereka didengar," kata Trump.

"Amerika Serikat memberi selamat kepada masyarakat Bolivia karena telah menuntut kebebasan dan militer Bolivia yang menjaga janjinya untuk melindungi tidak hanya satu orang saja, melainkan konstitusi Bolivia."

5. Kemenangan Morales dituding sebagai hasil kecurangan

Terima Suaka dari Meksiko, Evo Morales Resmi Tinggalkan BoliviaPresiden Bolivia untuk partai Pergerakan untuk Sosialisme (MAS) Evo Morales berbicara saat penutupan reli kampanye di Santa Cruz, Bolivia, pada 15 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/David Mercado

Krisis politik di Bolivia dimulai dari adanya tudingan bahwa ada kecurangan Pemilu yang membuat Morales menang. Salah satu entitas yang dengan keras mengeluarkan tuduhan itu adalah Organization of American States (OAS). Organisasi yang beranggotakan 35 negara benua Amerika itu bertindak sebagai pengamat dalam penyelenggaraan Pemilu pada 20 Oktober lalu.

Dalam laporannya, OAS menyatakan tidak bisa memverifikasi hasil pemungutan suara setelah menemukan adanya "manipulasi" selama audit. "Manipulasi sistem komputer begitu luar biasa sehingga harus diselidiki secara mendalam oleh Bolivia untuk sampai ke dasar persoalan dan meminta pertanggungjawaban dalam kasus serius ini," tulis OAS.

Dilansir dari media lokal Confidencial, kantor Jaksa Agung Bolivia telah mengeluarkan sebuah pernyataan resmi usai pengunduran diri Morales. Jaksa Agung menginstruksikan "dimulainya segala tindakan legal dengan segera terhadap seluruh anggota otoritas Pemilu, TSE, dan semua yang terlibat dalam dugaan aksi kecurangan".

Baca Juga: Wali Kota di Bolivia Diarak, Disemprot Cat dan Dipangkas Rambutnya

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya