TFBoys, Boyband Populer Tiongkok yang Jadi Penerus Komunisme
tfent.cn
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di kawasan Asia Timur, utamanya Korea Selatan, format grup seperti boyband maupun girlband masih menjadi senjata untuk menguasai pasar musik dalam beberapa tahun terakhir. Taiwan sendiri pernah sukses dengan F4, padahal tak ada gaya rambut, berpakaian, maupun koreografi ekstrem seperti di K-Pop atau J-Pop.
Tiongkok mungkin sedikit tertinggal dalam tren ini. Namun, kini ada boyband TFBoys yang siap mengejar kesuksesan kawan sejawat dari negara tetangga. Tak hanya itu, TFBoys bahkan diberi tanggungjawab untuk turut menyebarluaskan patriotisme kepada ratusan ribu penggemar mereka yang masih muda.
TFBoys adalah boyband tersukses Tiongkok yang disebut mampu mendefinisikan kembali hubungan antara budaya, politik dan kekuasaan.
news.ifensi.comTFBoys atau The Fighting Boys terdiri dari Karry Wang Junkai, Roy Wang Yuan dan Jackson Yi Yang Qianxi. Memulai debut pada 2013, usia mereka saat ini tak lebih dari 17 tahun. Media lokal menyebut mereka sebagai boyband tersukses Tiongkok.
South China Morning Post bahkan menyandingkan TFBoys dengan grup legendaris The Beatles yang berasal dari Liverpool, Inggris. Menurut media tersebut, layaknya The Beatles, ketiga remaja tersebut mampu mendefinisikan kembali hubungan antara budaya, politik dan kekuasaan.
TFBoys dinilai bisa melunasi janji pemerintah Tiongkok untuk tak hanya mengedepankan kekuatan ekonomi dan militer, tapi juga soft power untuk meningkatkan citra di panggung global. TFBoys diplot untuk menjadi komandan pasukan dari unit budaya Tiongkok untuk merebut perhatian dunia internasional.
Baca Juga: 10 Member Boyband Korea yang Punya Tampang Ganteng Plus Cantik
Mereka punya penggemar yang rela melakukan hal gila.
QuartzPopularitas TFBoys di Tiongkok memang tak diragukan. Salah seorang anggota, Wang Junkai, pernah mendapatkan penghargaan Guinness World Records setelah video ucapan terima kasihnya kepada penggemar yang mengucapkan selamat ulang tahun ke-15 padanya di Weibo (Twitter versi Tiongkok) di repost sebanyak lebih dari 42 juta kali.
Editor’s picks
guinnessworldrecords.comPada 2016 lalu, para penggemar merayakan ulang tahun Jackson Yi dengan cara tak biasa: membeli sebuah video iklan di Times Square New York, menerbangkan balon udara di atas Sungai Thames di Inggris dan di New York. Sejumlah fans juga dikabarkan membeli papan reklame di Hong Kong, Taipei, Tokyo dan London demi memberikan ucapan selamat ulang tahun spesial kepada Jackson.
Di ranah domestik, TFBoys dijadikan alat propaganda pemerintah untuk merangkul anak muda.
South China Morning PostPemerintah Tiongkok nampaknya menyadari bahwa generasi muda saat ini lebih mudah didekati melalui jalur budaya. Saking terkenalnya TFBoys, pemerintah menjadikan mereka alat propaganda untuk merangkul anak muda agar lebih patriot seperti keinginan Partai Komunis.
Di Tiongkok, industri hiburan diberi beban untuk punya nilai dan sisi moral yang ditawarkan. Entah kebetulan atau tidak, TFBoys menjadi simbol bahwa hal tersebut bisa dicapai. Ketiga remaja ini tak hanya menyanyikan lagu cinta, tapi juga soal belajar dengan tekun agar bisa memenangkan penghargaan Nobel.
asian.wikia.comTak berhenti di situ, TFBoys juga menyanyikan kembali sebuah lagu berjudul 'Kami Adalah Penerus Komunisme'. Dalam video musik mereka terlihat memakai syal merah, simbol Pelopor Muda Tiongkok yang merupakan organisasi sayap dari Liga Komunis Muda Tiongkok.
Kementerian Pendidikan Tiongkok pun menggunakan lagu-lagu mereka untuk menyebarluaskan semangat patriotisme Tentara Merah. Terakhir, ketika Roy Wang menjadi pembicara yang mewakili kaum muda Tiongkok di forum PBB, pamor TFBoys pun semakin naik dengan media-media lokal tak henti-hentinya memuji kemampuan Bahasa Inggris Roy yang di atas rata-rata.
Meski mungkin TFBoys belum bisa mengalahkan popularitas dan pengaruh boyband seperti Bigbang atau girlband seperti Girls' Generation dari Korea Selatan, tapi sepak terjang mereka tetap menarik untuk disimak, terutama karena ada campur tangan propaganda politik di dalamnya.
Baca Juga: 15 Boyband dan Girlband K-Pop yang Memiliki Koreografi Paling Sulit
Berita Terkini Lainnya
