Trump Batalkan Pertemuan dengan Kim Jong-un

Dipicu oleh komentar-komentar provokatif dari kedua belah pihak...

Washington, IDN Times - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara resmi mundur dari rencana pertemuan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Keputusan tersebut dianggap sangat mendadak dan mengejutkan, tak terkecuali oleh Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in.

1. Trump mengirimkan surat terbuka kepada Kim Jong-un

Trump Batalkan Pertemuan dengan Kim Jong-unANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria

Untuk menandai bahwa pihaknya tidak bisa bertemu dengan Kim sesuai jadwal, yaitu pada 12 Juni mendatang di Singapura, Trump menulis surat kepada Kim. Dalam surat tersebut, Trump menyatakan ia sebenarnya "sangat menantikan saat berada di sana" bersama putra mendiang Kim Jong-il itu.

"Sayangnya, berdasarkan kemarahan besar dan permusuhan terbuka yang ditunjukan dalam pernyataan terbarumu, aku rasa itu tidak tepat, di saat sekarang, untuk melaksanakan pertemuan yang sudah direncanakan," tulis Trump.

Ia mengingatkan bahwa Amerika Serikat memiliki kapasitas nuklir yang sangat besar meski ia tak berharap akan menggunakannya. Meski begitu, Trump mengaku siap untuk berdialog kembali dengan Kim jika ia menilai ada niat baik dari Korea Utara.

Baca juga: Gedung Putih Rilis Foto Menlu AS yang Baru dan Kim Jong-un

2. Semua diawali oleh perang komentar antara Wakil Presiden Amerika Serikat dan Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara

Trump Batalkan Pertemuan dengan Kim Jong-untwitter.com/WhiteHouse

Dalam beberapa hari terakhir, rencana pertemuan bersejarah antara Trump dan Kim memang sudah diragukan akan terjadi. Namun, dikutip dari The Guardian, momen yang paling menentukan adalah keluarnya pernyataan dari Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son-hui.

Choe mengancam,"Entah Amerika Serikat akan menemui kami di ruang pertemuan atau menghadapi kami dalam perang nuklir benar-benar tergantung kepada keputusan dan perilaku Amerika Serikat." Parahnya, media milik Korea Utara, KCNA, yang menyebarluaskan pernyataan Choe tersebut.

Di sisi lain, Choe sendiri disebut hanya menanggapi Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence. Ketika melakukan wawancara dengan Fox News terkait rencana pertemuan Trump dengan Kim, Pence menggunakan "model Libya" sebagai referensi.

Menurut Pence, pemerintah Amerika Serikat siap mengakhiri Kim Jong-un memakai cara yang telah digunakan terhadap diktator Libya, Muammar Gaddafi, pada 2011 ketika NATO mendukung penggulingannya hingga kemudian ia mati di tangan para pemberontak.

3. Moon Jae-in mengaku "sangat kecewa" dengan batalnya pertemuan tersebut

Trump Batalkan Pertemuan dengan Kim Jong-unANTARA FOTO/Korea Summit Press Pool/Pool via REUTERS

Salah satu orang yang paling bekerja keras untuk berdamai dengan Kim dan mempertemukannya dengan Trump adalah Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in. Setelah terlebih dulu bertemu dengan Kim dalam pertemuan tingkat tinggi pada akhir April lalu, Moon juga rela terbang ke Washington untuk menjadi perantara.

Ia berdialog dengan Trump untuk memastikan rencana itu tetap berjalan pada Selasa (22/5). Maka, ketika Trump resmi membatalkannya, Moon mengaku "sangat kecewa". Sebelum memberikan pernyataan resmi, Yonhap melaporkan Moon sempat bertemu dengan beberapa pejabat tinggi Korea Selatan.

"Aku sangat bingung dan begitu disayangkan bahwa pertemuan Amerika Serikat-Korea Utara takkan diselenggarakan pada 12 Juni saat itu sudah dijadwalkan," kata Moon. Kemudian, ia menegaskan bahwa denuklirisasi Semenanjung Korea harus tetap berjalan meski Trump dan Kim batal berjumpa.

Baca juga: Kim Jong-un dan Moon Jae-in Sepakat Denuklirisasi Semenanjung Korea

Topik:

Berita Terkini Lainnya