Ukraina: Rekaman Buktikan Iran Tahu Serangan Misil ke Pesawat Sipil
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kiev, IDN Times - Sebuah rekaman suara yang berisi percakapan antara pemandu lalu lintas udara dan pilot Iran mengungkap bahwa otoritas negara tersebut tahu pesawat Maskapai Internasional Ukraina salah ditembak dengan misil pada Rabu pagi (8/1).
Rekaman tersebut dibocorkan oleh Kiev kepada media Ukraina, TSN.
Dalam transkrip percakapan, seorang pilot yang akan mendaratkan pesawatnya menghubungi petugas di menara pengawas. Ia melaporkan adanya kilatan cahaya besar di langit dan kemudian disusul oleh sebuah suara ledakan di udara.
1. Pilot memberi tahu bahwa kilatan dan suara ledakan berasal dari misil
"Ada lidah api, seperti berasal dari sebuah misil," ujar pilot itu kepada pengendali lalu lintas di Teheran, seperti diterjemahkan oleh The New York Times.
"Apakah sesuatu seperti ini boleh terjadi di sekitar sini?" tanya pilot itu untuk memastikan.
Petugas menjawab, "Kami tak diinformasikan soal ini. Seperti apa kelihatannya?" Pilot tersebut merespons, "Itu jelas sekali cahaya yang berasal dari sebuah misil."
Pemandu lalu lintas pun mencoba menghubungi kru Maskapai Internasional Ukraina penerbangan 752 yang baru saja tinggal landas, tapi tak ada tanggapan.
Pilot itu pun kembali mencari tahu apakah pesawatnya tetap aman. "Ya," jawab petugas. "Saya pikir takkan ada masalah untuk Anda."
Sang pilot merespons,"Jangan sampai kenapa-kenapa!"
Baca Juga: Jubir Menlu Iran: Jangan Politisasi Jatuhnya Pesawat Ukraina
2. Pemerintah Ukraina mengonfirmasi rekaman itu asli
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, memverifikasi rekaman suara itu asli. Ia mengatakan rekaman tersebut diperoleh dari para investigator Ukraina yang menyelidiki jatuhnya pesawat sipil yang mengangkut 82 warga Iran, 57 warga Kanada, dan 11 orang Ukraina itu. Tidak ada satu pun penumpang dan kru pesawat yang selamat.
Dalam sebuah wawancara, Zelensky menilai rekaman itu menunjukkan pemerintah Iran sebenarnya mengetahui militernya salah tembak dan menyasar penerbangan sipil. Meski begitu, tidak ada bukti bahwa petugas pemandu lalu lintas menyampaikan informasi tersebut kepada pemerintah.
Zelensky mengkritik bagaimana militer yang semestinya tahu situasi tersebut terus memberikan pernyataan keliru, termasuk ketika Amerika Serikat mengatakan kepada media bahwa Iran sudah salah tembak. Iran menuding Amerika Serikat telah menyebarluaskan teori konspirasi.
"Kami mengerti bahwa Iran — kami tak yakin siapa — tapi mereka ingin membela diri dengan cara yang tidak sah, dengan mendorong keluarnya informasi bahwa itu adalah kesalahan teknis," kata Zelensky. Ukraina menolak kompensasi Rp1 miliar per keluarga yang ditawarkan Iran karena alasan jumlah itu "tidak cukup".
3. Iran memprotes Ukraina atas bocornya rekaman itu dan menolak bekerja sama
Bocornya rekaman percakapan itu membuat Iran menghentikan kerja sama investigasi jatuhnya pesawat Maskapai Internasional Ukraina. Kantor berita Mehr yang beralamat di Teheran memberitakan bahwa Iran berharap bukti tersebut tetap dirahasiakan.
"Kami tidak akan menyediakan dokumen apa pun lagi kepada Ukraina," tutur Hassan Rezaeifar, kepala tim investigasi Iran.
Kabar beredar bahwa keputusan untuk membocorkan rekaman itu adalah hasil dari rasa frustrasi Ukraina karena Iran sulit bekerja sama, termasuk dengan menolak menyerahkan kotak hitam pesawat.
Iran sendiri baru mengakui bahwa pihaknya salah tembak tiga hari sesudah insiden yang menewaskan 176 orang tersebut. Presiden Iran, Hassan Rouhani, sempat mengatakan bahwa dirinya tidak diberi tahu mengenai peristiwa sebenarnya baik oleh pejabat pemerintah maupun angkatan udara Korps Garda Revolusi.
Baca Juga: Kapal Nelayan Iran Terdampar di Aceh Barat dan Tak Diizinkan ke Darat