Usai Bom Tewaskan 21 Orang, Gereja di Filipina Larang Jemaah Bawa Tas

Khawatir tragedi yang sama terulang di masa depan

Manila, IDN Times - Wali Kota Davao Sara Duterte-Carpio mengumumkan pelarangan membawa tas dan kotak bagi jemaah gereja di seluruh kota pada Rabu (30/1). Pelarangan tersebut disampaikan usai tragedi bom di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina pada Minggu (27/1).

Tragedi tersebut menewaskan setidaknya 21 orang. Dua korban yang mengalami luka mengatakan bahwa ada seorang perempuan yang sengaja masuk ke dalam gereja dan meninggalkan sebuah tas di salah satu sudut gereja.

1. Pelarangan membawa tas karena kekhawatiran cara yang sama dipakai di gereja lain

Usai Bom Tewaskan 21 Orang, Gereja di Filipina Larang Jemaah Bawa TasANTARA FOTO/Armed Forces of the Philippines -Western Mindanao Command/Handout via REUTERS

Dikutip dari ABS-CBN, Kepala Pusat Keamanan Publik Benito de Leon membenarkan bahwa instruksi Duterte-Carpio sudah sampai kepadanya. Ia pun menginformasikan kepada masyarakat terkait ini.

"Wali Kota sudah menginstruksikan kepada kami bahwa jemaah gereja tidak lagi boleh membawa tas punggung ke dalam tempat ibadah karena alasan keamanan," ujar de Leon. Pemerintah setempat khawatir cara yang sama akan dipakai lagi untuk menarget gereja-gereja di Kota Davao.

2. Keuskupan lokal turut mendukung pelarangan itu

Usai Bom Tewaskan 21 Orang, Gereja di Filipina Larang Jemaah Bawa TasANTARA FOTO/Armed Forces of the Philippines -Western Mindanao Command/Handout via REUTERS

Selain tas, jemaah juga tak diizinkan membawa kotak kardus maupun barang sejenis ke dalam gereja. Keuskupan Davao mendukung keputusan itu. Uskup Besar Kota Davao Romulo Valles berkata,"Saudara dan saudari sekalian, karena situasi saat ini berhadapan dengan dengan ancaman kekerasan, harap diketahui bahwa mulai hari ini, semua jemaah gereja dilarang membawa tas tangan, tas punggung, kotak kardus, dan sejenisnya."

Sebagai gantinya, para jemaah dipersilakan untuk membawa dompet. "Dengan cara ini, kita bisa menghindari sebuah insiden di mana beberapa orang jahat bisa meletakkan alat-alat peledak ke dalam tas, sebuah skema sama yang terjadi di Jolo," tegas de Leon. 

3. Polisi meminta warga kooperatif untuk segera menemukan pelaku

Usai Bom Tewaskan 21 Orang, Gereja di Filipina Larang Jemaah Bawa TasANTARA FOTO/Armed Forces of the Philippines -Western Mindanao Command/Handout via REUTERS

Sementara itu, Juru Bicara Angkatan Bersenjata di Mindanao Barat Kolonel Gerry Besana mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan rekaman kamera pengawas yang memperlihatkan terduga pelaku. Menurut Besana, kemungkinan orang tersebut adalah Alias Kamah.

Ia dikenal sebagai seorang pembuat bom. Dalam rekaman itu, ia tampak lari dari gereja beberapa saat sebelum ledakan terjadi. Sedangkan dua korban luka yang mengaku melihat seorang perempuan meletakkan tas di dalam gereja tak bisa mendeskripsikan ciri-ciri fisiknya. Warga pun diminta untuk bekerja sama menemukan pelaku sebenarnya.

4. ISIS mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab

Usai Bom Tewaskan 21 Orang, Gereja di Filipina Larang Jemaah Bawa TasANTARA FOTO/Armed Forces of the Philippines -Western Mindanao Command/Handout via REUTERS

Organisasi teroris Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas bom yang terjadi di Jolo melalui berbagai saluran, termasuk secara online. Namun, otoritas setempat mengaku masih mencurigai kelompok teroris Abu Sayyaf sebagai pelakunya.

Seperti dilaporkan New York Times, pada 2014 lalu mantan pemimpin Abu Sayyaf yang beroperasi di kawasan Mindanao mengucapkan kesetiaan kepada ISIS. Ia kemudian dikenal sebagai emir atau pemimpin ISIS di kawasan Asia Tenggara.

5. Usai gereja, sebuah masjid di Filipina juga jadi sasaran pelaku bom

Usai Bom Tewaskan 21 Orang, Gereja di Filipina Larang Jemaah Bawa TasANTARA FOTO/Zamboanga Quick Response System/via REUTERS/

Suasana di kawasan Filipina bagian selatan kian mencekam setelah sebuah granat meledak di salah satu masjid pada Rabu pagi (30/1). Sebanyak empat orang terluka akibat ledakan yang terjadi ketika mayoritas orang sedang terlelap tersebut. Situasi terakhir ini melahirkan ketakutan bahwa bom gereja telah menimbulkan aksi balas dendam sektarian dari warga Katolik Filipina.

Sejumlah figur publik pun menggunakan media sosial untuk menyuarakan persatuan antar pemeluk agama. Satu politisi asli Mindanao mengirimkan cuitan, "Mari kita jangan sampai jatuh ke dalam jebakan mereka dan memberi mereka kepuasan karena berhasil menjadikan kita [Muslim dan Kristen] sebagai musuh."

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya