Usai Kematian Suporter, FIFA Minta Iran Izinkan Perempuan ke Stadion

Perempuan itu membakar dirinya di depan gedung pengadilan

Zurich, IDN Times - Badan sepak bola dunia, FIFA, mengatakan bahwa pihaknya telah bertemu dengan pengurus cabang olahraga tersebut di Iran untuk "meyakinkan" agar perempuan diizinkan masuk ke dalam stadion.

Informasi tersebut disampaikan oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino, dalam sebuah konferensi pers soal sepak bola perempuan pada Minggu (22/9). Dilansir dari BBC, Infantino berkata dalam kunjungan ke Tehran baru-baru ini, pihaknya berdiskusi dengan otoritas Iran terkait agar fans perempuan mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki.

Pada awal September ini, seorang perempuan Iran membakar dirinya setelah diadili karena dianggap melanggar hukum dengan menyamar sebagai laki-laki agar bisa masuk ke stadion. Perempuan bernama Sahar Khodayari itu tewas seminggu setelahnya.

1. FIFA meminta perempuan boleh menonton pertandingan Iran berikutnya di stadion

Usai Kematian Suporter, FIFA Minta Iran Izinkan Perempuan ke StadionPara pendukung timnas Iran berpawai di jalan saat Piala Dunia berlangsung pada 25 Juni 2018. twitter.com/TeamMelliIran

FIFA sendiri mengambil sikap bahwa sudah semestinya perempuan tidak dilarang ketika ingin masuk ke stadion. "Kita butuh perempuan untuk datang [ke pertandingan]," ucapnya. "Kami sudah meyakinkan bahwa pada pertandingan internasional timnas Iran berikutnya... perempuan akan diperbolehkan memasuki stadion."

"Ini adalah sesuatu yang sangat penting. Dalam 40 tahun, ini tidak terjadi, dengan sedikit pengecualian saja," tambahnya. Timnas Iran sendiri mengalahkan Hong Kong pada 10 September lalu dengan skor 2-0. Pada 10 Oktober mendatang, Iran akan menjamu Kamboja di Stadion Azadi di Tehran dalam gelaran kualifikasi Piala Dunia.

2. Perempuan sempat boleh menonton di stadion ketika Iran berlaga di ajang Piala Dunia 2018

Usai Kematian Suporter, FIFA Minta Iran Izinkan Perempuan ke StadionPemandangan langka ketika perempuan diizinkan masuk ke dalam stadion saat menyaksikan pertandingan timnas Iran melawan Spanyol di ajang Piala Dunia pada 21 Juni 2018. twitter.com/TeamMelliIran

Dua momen terakhir ketika perempuan diizinkan menonton di stadion adalah selama Piala Dunia 2018 di mana setiap pertandingan Iran ditayangkan melalui live streaming. Berikutnya ketika final kedua ajang Liga Champions Asia berlangsung di Tehran di mana sekelompok perempuan turut menyaksikan langsung dari tribun.

Selama pertandingan reguler di liga domestik, para penikmat sepak bola yang boleh masuk ke dalam stadion hanya yang berjenis kelamin laki-laki. Padahal, seperti dalam laporan Human Rights Watch, tidak ada aturan tertulis yang mengatur tentang ini. Akan tetapi, otoritas Iran sangat ketat dalam memberlakukannya.

Baca Juga: Perempuan Iran Ditahan Usai Memprotes Kewajiban Berhijab

3. Khodayari menjadi salah satu korbannya

Usai Kematian Suporter, FIFA Minta Iran Izinkan Perempuan ke StadionPemandangan langka ketika perempuan diizinkan masuk ke dalam stadion saat menyaksikan timnas Iran berlaga di Piala Dunia 2018. twitter.com/TeamMelliIran

Pemberlakuan aturan sesuka hati itu pun memakan korban. Pada Maret lalu, Khodayari menyamar sebagai laki-laki agar bisa menyaksikan tim favoritnya, Esteghlal Tehran, bertanding. Sayangnya, penyamarannya terbongkar dan ia ditahan selama tiga hari untuk kemudian dibebaskan dengan jaminan.

Khodayari harus menunggu enam bulan untuk persidangan pertamanya. Ketika akhirnya sidang pertama dijadwalkan dan ia hadir di pengadilan, Khodayari justru mendapat pengumuman bahwa itu harus ditunda sebab hakim yang memimpin punya urusan keluarga mendadak.

Dikutip dari BBC, ketika itu ia juga dikabarkan mendengar bahwa jika pengadilan memutusnya bersalah, ia bisa dipenjara selama enam bulan hingga dua tahun. Khodayari berusaha mengakhiri hidupnya dengan membakar diri depan gedung pengadilan dan benar-benar menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit.

4. Doa bersama digelar untuk Khodayari di luar negeri

Usai Kematian Suporter, FIFA Minta Iran Izinkan Perempuan ke StadionPemandangan langka ketika perempuan diizinkan masuk ke dalam stadion saat menyaksikan timnas Iran berlaga di Piala Dunia 2018. twitter.com/TeamMelliIran

Kabar kematian Khodayari sampai membuat warga Iran di luar negeri mengadakan doa bersama. Salah satunya adalah di Toronto, Kanada, di mana foto-foto Khodayari dipajang di lokasi doa. Ia pun dikenal sebagai 'perempuan biru' -- panggilan yang merujuk kepada warna tim favoritnya.

Sementara itu, FIFA memberi tenggat waktu sampai 31 Agustus kemarin bagi Iran untuk menghapus aturan yang diskriminatif itu. Hanya saja, pengurus sepak bola Iran mengaku tidak bisa menjamin bisa melakukannya. Iran sudah melarang perempuan masuk ke stadion sejak Revolusi 1979.

5. Human Rights Watch menyayangkan mengapa FIFA tidak menghukum Iran

Usai Kematian Suporter, FIFA Minta Iran Izinkan Perempuan ke StadionWarga Iran di Toronto, Kanada, melakukan doa bersama untuk mengenang Sahar Khodayari, perempuan yang diadili usai berusaha masuk ke stadion dan memilih membakar dirinya. twitter.com/Ardeshirz

"Kami sadar akan tragedi itu dan sangat menyesalkannya," tulis FIFA dalam sebuah pernyataan resmi soal kematian Khodayari.

"FIFA menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarga dan teman-teman dari Sahar dan menegaskan kembali permintaan kami kepada otoritas untuk memastikan kebebasan dan keamanan setiap perempuan yang ikut serta dalam perjuangan sah demi mengakhiri pelarangan masuk ke stadion bagi perempuan di Iran."

Namun, Human Rights Watch menilai ini tidak cukup. "Larangan Iran jelas merupakan pelanggaran peraturan dalam konstitusi, statuta dan kebijakan HAM FIFA. Pasal 4 Statuta FIFA menyebutkan diskriminasi terhadap perempuan 'sangat dilarang dan bisa dikenai hukuman berupa penangguhan atau pengeluaran paksa," tulis Human Rights Watch.

"Penundaan FIFA yang sudah lama dalam menegakkan peraturannya sendiri berarti memungkinkan pelarangan berlanjut dan menjadikan perempuan-perempuan berani di Iran yang menantang larangan itu rentan menerima pelecehan, pemukulan dan penangkapan oleh otoritas iran.

"FIFA perlu segera menjunjung aturan HAM, mengakhiri diskriminasi gender, dan menghukum pelanggar." Tidak jelas apa sikap yang akan diambil FIFA jika Iran tetap menolak untuk mematuhi peraturan tersebut.

Baca Juga: White Wednesday, Perlawanan untuk Kewajiban Berhijab

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya