Usai Rekaman Suaranya Bocor, Pemimpin Hong Kong Bantah Ingin Mundur
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hong Kong, IDN Times - Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, membantah dirinya punya keinginan untuk mundur dari jabatannya. Dalam konferensi pers pada Selasa (3/9), Lam mengatakan dia "tidak pernah menawarkan pengunduran diri" apa pun kepada pemerintah Tiongkok.
Sehari sebelumnya, berbagai media internasional memberitakan isi rekaman suara Lam yang bocor. Dalam rekaman yang diambil ketika melakukan pertemuan tertutup dengan kelompok pengusaha pada minggu lalu, Lam mengatakan jika memungkinkan, dia memilih untuk mundur.
1. Lam mengaku tak pernah memikirkan untuk berhenti
"Saya tidak pernah menawarkan pengunduran diri kepada pemerintah pusat," ucapnya di hadapan para wartawan, seperti dilansir dari BBC. "Saya bahkan belum memikirkan untuk membicarakan suatu pengunduran diri dengan pemerintah pusat."
"Pilihan untuk tidak berhenti adalah keputusan saya sendiri," tegasnya. Lam mengaku ingin "membantu Hong Kong yang sedang berada dalam situasi sangat sulit dan melayani warga Hong Kong".
2. Ia tak suka pembicaraan privat itu direkam dan kemudian bocor
Mengetahui percakapan itu direkam dan bocor ke publik, Lam menyebutnya sebagai sesuatu yang "tidak layak" dan "sangat tidak bisa diterima". Saat itu, menurutnya, dirinya sedang berusaha menawarkan perspektif "individual" di mana pengunduran diri "mungkin menjadi pilihan mudah".
"Akan tetapi, saya katakan pada diri saya berkali-kali dalam beberapa bulan terakhir bahwa saya dan tim harus bertahan untuk membantu Hong Kong. Inilah keputusan saya. Saya tahu ini takkan menjadi jalan yang mudah," tuturnya.
Baca Juga: Jika Memungkinkan, Pemimpin Hong Kong Mengaku Pilih Mundur
3. Lam tak menampik keaslian rekaman ituUsai Rekaman Suaranya Viral, Pemimpin Hong Kong Bantah Ingin Mundurmembenarkan
Reuters menjadi media massa internasional yang memperoleh bocoran rekaman suara itu untuk pertama kalinya. Lam sendiri tak menampik keaslian rekaman itu. Di dalamnya terdengar suaranya yang berkata, "Jika saya punya sebuah pilihan, hal pertama [yang akan saya lakukan] adalah mundur, membuat sebuah permintaan maaf yang mendalam."
Editor’s picks
Lam mengaku dirinya telah menyebabkan "malapetaka tak termaafkan" dengan memulai wacana pemberlakuan Rancangan Undang-undang (RUU) Ekstradisi yang kemudian menyulut krisis politik di Hong Kong. Demonstrasi di kota itu sudah berlangsung hampir tiga bulan.
4. Lam beranggapan ia melayani dua tuan sekaligus
Dengan naiknya level krisis ke tingkat nasional yaitu menyangkut kepentingan nasional Tiongkok, Lam berpendapat "ruang politik untuk bermanuver" bagi dirinya "sangat, sangat terbatas".
Posisi seorang Pemimpin Eksekutif menurut konstitusi, kata Lam, "sayangnya mengharuskannya untuk melayani dua tuan" sekaligus yaitu pemerintah pusat di Beijing dan rakyat di Hong Kong.
5. Muncul lima tuntutan dari demonstran
Menurut para pengunjuk rasa, demonstrasi yang masih bertahan hingga saat ini tidak akan berhenti kecuali pemerintah Hong Kong memenuhi lima tuntutan mereka. Selain meminta Lam untuk mundur, tuntutan-tuntutan tersebut adalah:
1. Pencabut RUU Ekstradisi sepenuhnya
2. Pemerintah mencabut penggunaan kata "kerusuhan" dalam kaitannya dengan aksi demonstrasi
3. Pembebasan para pengunjuk rasa tanpa syarat dan pencabutan segala tuduhan terhadap mereka
4. Penyelidikan independen terhadap perilaku kepolisian sepanjang demonstrasi berlangsung
5. Implementasi hak suara universal yang sebenar-benarnya.
Demonstrasi di Hong Kong sendiri sudah berlangsung hampir tiga bulan dan belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir.
Baca Juga: Jimmy Lai, Satu-satunya Miliarder Pendukung Demonstrasi Hong Kong