UU Masa Perang Bisa Paksa Perusahaan AS Bantu Penanganan Virus Corona

Jika diaktifkan, Tesla wajib produksi perlengkapan medis

Washington DC, IDN Times - Amerika Serikat mulai kewalahan dalam menangani pasien virus corona baru.  Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sampai menganjurkan para staf medis untuk bersiap memakai "masker buatan sendiri" jika tidak ada masker pelindung yang tersedia.

Ini karena negara tersebut melihat lonjakan pasien positif COVID-19 yang tidak dibarengi dengan melimpahnya persediaan perlengkapan medis. Apalagi mayoritas perlengkapan, misalnya masker dan sarung tangan, tidak bisa dipakai berulang kali.

Pemerintah pun didesak untuk mengaktifkan sebuah undang-undang yang dinilai bisa membantu para pekerja garis terdepan untuk menangani wabah virus corona dengan lebih baik. Aturan tersebut bernama Undang-undang Produksi Pertahanan (DPA). Apa isi dan konsekuensi dari undang-undang itu?

1. Undang-undang Produksi Pertahanan dibuat pada masa Perang Korea

UU Masa Perang Bisa Paksa Perusahaan AS Bantu Penanganan Virus CoronaPerawat memakai pakaian pelindung di lokasi tes drive-thru COVID-19 di University of Washington's Northwest Outpatient Medical Center di Seattle, Washington, Amerika Serikat, pada 17 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Brian Snyder

DPA dibuat berdasarkan undang-undang pada era Perang Dunia II. DPA sendiri pertama kali diberlakukan pada tahun 1950 ketika Perang Korea. Saat itu, Presiden Harry S. Truman menggunakannya untuk membentuk infrastruktur dan segala keperluan mobilisasi pertahanan Amerika Serikat.

Berdasarkan DPA juga lah ada wewenang pemerintah untuk mengendalikan harga produk sampai mengatur barang apa saja yang wajib dibuat oleh industri Amerika Serikat. Truman memerintahkan pabrik-pabrik swasta untuk memproduksi besi dan baja, material yang sempat mengalami kelangaan, guna dipakai membuat segala perlengkapan perang.

Sebagai imbalan, pemerintah melalui Departemen Pertahanan menyediakan modal dan pinjaman tanpa bunga. DPA sempat diaktifkan ketika Perang Dingin, meski dinilai tidak terstruktur dengan baik seperti era Perang Korea. Begitu Perang Dingin hampir mencapai akhir, Departemen Pertahanan memakainya untuk keperluan riset dan inovasi teknologi pertahanan. 

Baca Juga: Gedung Putih: Presiden Donald Trump Negatif Virus Corona

2. Donald Trump sempat mengatakan akan mengaktifkannya di tengah pandemik virus corona

UU Masa Perang Bisa Paksa Perusahaan AS Bantu Penanganan Virus CoronaPresiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan penjelasan pada penyuluhan singkat dengan anggota Satuan Tugas COVID-19 di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, pada 14 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Yuri Gripas

Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat mengatakan dirinya akan mengaktifkan DPA mengingat banyak laporan tentang potensi kelangkaan alat-alat medis yang sangat vital di tengah pandemik COVID-19. "Saya melihatnya -- kurang lebih sebagai seorang presiden di masa perang," ujar Trump saat konferensi pers di Gedung Putih pada Rabu (18/3), seperti dikutip CNN.

Hanya saja, ia kemudian mengambil jalur putar balik sehingga DPA masih belum bisa digunakan. Desakan-desakan terus bermunculan agar ia memakai kekuatan DPA untuk membantu negara dalam menangani krisis medis, termasuk dari petinggi Partai Demokrat sekaligus Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi.

Badan Manajemen Darurat Federal Amerika Serikat (FEMA) menyebut undang-undang itu bisa menjadi "sumber utama bagi otoritas presiden untuk memperlancar dan memperluas suplai sumber daya dari basis industrial Amerika Serikat guna mendukung program-program militer, energi, ruang angkasa dan keamanan dalam negeri". Pandemik COVID-19 dianggap masuk ke dalam salah satu kategori itu.

3. Jika diaktifkan, pemerintah bisa memerintahkan Tesla untuk memproduksi ventilator atau Apple untuk membuat masker

UU Masa Perang Bisa Paksa Perusahaan AS Bantu Penanganan Virus CoronaPerawat melaksanakan tes COVID-19 kepada seorang pasien melalui drive-through di University of Washington's Northwest Outpatient Medical Center di Seattle, Washington, Amerika Serikat, pada 17 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Brian Snyder

Di masa Perang Dunia II, Ford Motor Company yang normalnya memproduksi mobil jadi turut membuat tank perang untuk dipakai angkatan bersenjata Amerika Serikat. Jika diaktifkan sekarang, Trump bisa memerintahkan Tesla untuk memproduksi ventilator, atau Apple untuk membuat masker.

Semua tergantung pada asesmen pemerintah terhadap perlengkapan medis vital mana saja yang harus diprioritaskan untuk segera diproduksi. Ini dilakukan Gedung Putih melalui Departemen Pertahanan yang kemudian akan menjadi pihak pengawas sekaligus penanggung jawab.

Bos Tesla dan SpaceX, Elon Musk, mengatakan lewat Twitter: "Kami akan membuat ventilator jika terjadi kekuarangan." Ia melanjutkan: "Tesla membuat mobil dengan sistem hvac mutakhir. SpaceX membuat pesawat ruang angkasa dengan sistem pendukung kehidupan. Ventilator tak sulit [dibuat], tapi tak bisa diproduksi secara instan."

4. Tiongkok sudah lebih dulu menggunakan cara tersebut untuk mengatasi kelangkaan alat-alat medis

UU Masa Perang Bisa Paksa Perusahaan AS Bantu Penanganan Virus CoronaPerawat membawa alat uji di lantatur pengujian COVID-19, flu dan RSV, di UW Medical Center Northwest di Seattle, Washington, Amerika Serikat, pada 9 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Lindsey Wasson

Masuknya perusahaan swasta yang tadinya memproduksi barang lain dan berubah membuat produk perlindungan diri sudah lebih dulu terjadi di Tiongkok. Kini, negara itu dilaporkan mampu memproduksi 200 juta masker per hari, mulai dari yang ringan hingga jenis N95 yang dipakai para pekerja kesehatan.

Berbagai produsen yang tadinya membuat iPhone atau mobil dialihkan untuk memasok kebutuhan masker, sarung tangan sampai ventilator. Seperti dilaporkan NPR, ini bisa terjadi karena pemerintah yang memerintahkan, dengan memberi imbalan subsidi kepada yang melakukannya.

Salah satunya adalah Shengjingtong yang awalnya memproduksi 10.000 masker N95 per hari kini jadi 200.000. Ini juga yang memungkinkan miliarder Tiongkok, Jack Ma, bisa mendonasikan sampai satu juta masker masing-masing ke Filipina dan Amerika Serikat. Ia membeli semuanya dari produsen-produsen lokal di Tiongkok.

Baca Juga: Kabar Baik! Vaksin Virus Corona Mulai Diujicobakan di Amerika Serikat!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya