Waktu Kian Mepet, Inggris Hadapi Tantangan Untuk Brexit

Spanyol ancam tak setuju Brexit karena isu Gibraltar

London, IDN Times - Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan rancangan kesepakatan perceraian negaranya dengan Uni Eropa "sudah tepat". Ini diungkapkan May usai bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker di Brussels pada Rabu (21/11).

Lalu, apa saja isi kesepakatan keluarnya Inggris dari Uni Eropa itu?

1. Rancangan kesepakatan itu dilaporkan mengatur kerja sama ekonomi antara Inggris dan Uni Eropa

Waktu Kian Mepet, Inggris Hadapi Tantangan Untuk BrexitANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville

Dikutip dari BBC, rancangan kesepakatan yang masuk ke dalam deklarasi politik itu secara garis besar membahas tentang seperti apa hubungan dagang dan keamanan antara Inggris dan Uni Eropa pasca Brexit. Dewan Uni Eropa mengatakan bahwa "secara prinsip" rancangan kesepakatan itu sudah disepakati.

Perdana Menteri Theresa May meyakinkan para politisi dari Partai Konservatif bahwa "kesepakatan sudah di genggaman kita". Ia sendiri akan kembali ke Brussels pada akhir pekan ini untuk berjumpa dengan Jean-Claude Juncker  dan Komisi Uni Eropa dalam pertemuan tingkat tinggi.

Baca Juga: Ini 3 Hal yang Perlu Kamu Tahu Soal Brexit

2. May berjanji memenuhi keinginan warga Inggris yang ingin berpisah dengan Uni Eropa

Waktu Kian Mepet, Inggris Hadapi Tantangan Untuk BrexitANTARA FOTO/REUTERS/Yves Herman

May mencoba untuk optimis dengan proses pencapaian kesepakatan dengan Uni Eropa. Seperti diketahui, tanggal yang disetujui untuk Inggris resmi keluar dari blok tersebut adalah 29 Maret 2019 yang artinya hanya tersisa empat bulan lagi.

"Negosiasi terkait deklarasi politik saat ini berada dalam momen sangat penting dan semua upaya kita harus difokuskan untuk bekerja sama dengan rekan-rekan Eropa demi membawa proses ini ke kesimpulan akhir sesuai dengan kepentingan masyarakat kita," ujar May.

"Masyarakat Inggris ingin Brexit secepatnya diselesaikan. Mereka ingin sebuah kesepakatan yang bagus sehingga membawa kita ke masa depan yang lebih cerah, dan mereka ingin kita bersatu sebagai sebuah negara serta melanjutkan fokus terhadap isu-isu besar di dalam negeri," kata dia lagi. 

3. Sejumlah isu masih menjadi perdebatan antara kedua belah pihak

Waktu Kian Mepet, Inggris Hadapi Tantangan Untuk BrexitANTARA FOTO/Andrew Matthews/Pool via REUTERS

Namun, strategi Inggris agar bisa secepatnya 'bercerai dari Uni Eropa tidak berjalan mulus. Pasalnya, ada beberapa isu penting yang statusnya masih mengambang. Salah satunya adalah mengenai Gibraltar. 

The Guardian melaporkan bahwa Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengancam takkan menyetujui Brexit karena masalah Gibraltar. Keduanya sudah bertemu pada Rabu malam (21/11). May sempat berujar bahwa persoalan Gibraltar—teritori yang diperebutkan Inggris dan Spanyol—akan berakhir dengan keuntungan untuk negaranya. 

Namun, Sanchez berkata lain. Ia bersikeras urusan Gibraltar harus dinegosiasikan secara bilateral dengan Spanyol. Sanchez sendiri tak punya hak veto. Namun, ketegangan antara kedua negara bisa berdampak pada atmosfer negosiasi berikutnya di Brussels.

4. May juga menghadapi kritik dari dalam negeri

Waktu Kian Mepet, Inggris Hadapi Tantangan Untuk BrexitANTARA FOTO/REUTERS/Clodagh Kilcoyne

Tantangan dari dalam negeri juga tak kalah besar. Pada Kamis (22/11), May mengharapi kritik yang berasal dari partainya sendiri serta Partai Buruh. Dalam perdebatan sengit yang berlangsung lebih dari 30 menit, petinggi-petinggi partainya ingin agar May melakukan negosisasi kembali terkait perbatasan Irlandia Utara dan Irlandia pasca Brexit.

Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn menyebut rancangan kesepakatan yang ada saat ini seperti "waffle" dengan "pilihan menu yang tidak jelas". Menurutnya, strategi Brexit May tidak tampak menjanjikan. Irlandia Utara adalah bagian dari Kerajaan Inggris. Sedangkan Irlandia merupakan entitas independen yang menjadi bagian Uni Eropa.

Ketika Inggris keluar, dikhawatirkan akan ada pengetatan perbatasan antara kedua wilayah yang berdampak pada kebebasan mobilitas warga serta barang. Sedangkan selama ini keduanya melakukan kerja sama ekonomi di bawah pasar tunggal Uni Eropa sehingga hanya ada sedikit sekali pembatasan.

5. Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa akan secara khusus membahas Brexit

Waktu Kian Mepet, Inggris Hadapi Tantangan Untuk BrexitANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville

Perunding dari Uni Eropa dan Inggris yang sudah bertemu pada minggu lalu akan kembali bertatap muka saat Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa dilaksanakan akhir pekan ini di Brussels. Dilansir dari CNBC, sebanyak 27 pemimpin negara-negara Uni Eropa, anggota Dewan Uni Eropa, serta May akan secara khusus membahas kesepakatan akhir Brexit.

Dari pertemuan itu akan diketahui berapa banyak yang menyetujui Brexit. Inggris sedang berkejar-kejaran dengan waktu pasalnya hasil kesepakatan ini harus dibawa ke parlemen pada Desember nanti. Kemungkinan terburuk bagi May adalah parlemen menolak hasil kesepakatan. Konsekuensinya pemerintahnya wajib menyusun rencana baru.

Baca Juga: Efek Brexit, FA Akan Mengurangi Kuota Pemain Asing di Liga Inggris

Topik:

Berita Terkini Lainnya