Walau Tak Ada Kepastian, Hampir 90 Persen Kuota Haji Iran Sudah Terisi

Iran dan Indonesia masih menanti, Singapura membatalkan

Tehran, IDN Times - Pertanyaan mengenai apakah ibadah haji akan tetap berlangsung tahun ini atau tidak, masih belum terjawab hingga kini. Apalagi, kasus virus corona atau COVID-19 di berbagai negara masih stabil memperlihatkan peningkatan.

Begitu juga di Arab Saudi, di mana kurva masih menanjak pada Mei dengan total kasus lebih dari 70 ribu dan 379 kematian.

Namun, kepala pengurus organisasi ibadah haji dan ziarah di Iran (HPO) menyebut, hampir 90 persen kuota haji tahunan negara itu sudah terisi.

Di tengah pandemik, warga Muslim Iran masih bersedia mendaftarkan diri agar bisa mengunjungi Makkah pada Juli hingga Agustus mendatang. Sama seperti Arab Saudi, kasus COVID-19 di Iran juga belum menurun.

1. Sebanyak 88 persen kuota haji Iran sudah terisi

Walau Tak Ada Kepastian, Hampir 90 Persen Kuota Haji Iran Sudah TerisiSuasana di Mekah saat pandemik COVID-19 masih berlangsung pada bulan Ramadan, di Mesjid Agung di Mekah, Arab Saudi, pada 19 Mei 2020. ANTARA FOTO/Saudi Press Agency/Handout via REUTERS

Menurut Alireza Rashidian, proses pendaftaran dan seleksi calon jemaah haji di Iran masih berlangsung walau pemerintah Arab Saudi sempat mengingatkan, agar warga Muslim di seluruh dunia tidak melakukan persiapan.

Riyadh masih menanti waktu yang tepat untuk mengungkap keputusan mengenai penyelanggaran ibadah haji.

Walau demikian, Rashidian mengklaim, sebanyak 88 persen kuota haji Iran sudah terisi. Bahkan, kelas pelatihan yang tak bisa dilaksanakan dengan tatap muka langsung, kini sudah beralih secara virtual.

Kepada RadioFarda, ia mengaku berharap ibadah tahunan tersebut akan berlangsung "sesuai protokol kesehatan", tergantung kepada "kemampuan Arab Saudi".

Rashidian tak menjelaskan bagaimana pihaknya akan mencegah penyebaran virus corona di antara para jemaah, apabila ibadah haji tetap diselenggarakan. Sampai kini, Iran mengonfirmasi lebih dari 133 ribu kasus COVID-19 dan lebih dari 7.300 kematian.

Baca Juga: 11.537 Calon Jemaah Haji Belum Lunasi BPIH, Paling Lambat 29 Mei

2. Indonesia mendesak Arab Saudi segera mengumumkan kepastian penyelenggaraan ibadah haji

Walau Tak Ada Kepastian, Hampir 90 Persen Kuota Haji Iran Sudah TerisiPusat perbelanjaan diubah menjadi pusat penerimaan pasien COVID-19 di Tehran, Iran, pada 4 April 2020. ANTARA FOTO/WANA (West Asia News Agency)/Ali Khara via REUTERS

Negara lain dengan jumlah peminat ibadah haji yang besar adalah Indonesia. Maka tak heran jika pemerintah terus mendesak Arab Saudi agar segera memberikan kepastian.

Pada Selasa (18/5), Juru Bicara Kementerian Agama Oman Fathurahman mengungkap, Indonesia berharap keputusan akan diumumkan sebelum Ramadan berakhir.

"Kami berharap keputusan resmi soal apakah ibadah haji akan diselenggarakan atau dibatalkan, agar segera diumumkan," ujar dia. Akan tetapi, sampai Hari Raya Idul Fitri pertama ini, belum ada pernyataan resmi dari Riyadh.

Oman juga menjelaskan kementerian "belum menandatangani kontrak atau pembayaran apa pun untuk layanan haji" tahun ini kepada Arab Saudi.

Kurva COVID-19 di Indonesia juga terus memperlihatkan penambahan yang stabil. Hingga hari ini, total ada lebih dari 21 ribu kasus virus corona dan lebih dari 1.300 kematian.

3. Warga Muslim Singapura tidak berangkat haji tahun ini

Walau Tak Ada Kepastian, Hampir 90 Persen Kuota Haji Iran Sudah TerisiStaf medis gawat darurat dalam sebuah ambulans saat memindahkan pasien COVID-19 ke Rumah Sakit Masih Daneshvari di Tehran, Iran, pada 30 Maret 2020. ANTARA FOTO/WANA (West Asia News Agency)/Ali Khasa via REUTERS

Sementara, lain halnya dengan Singapura yang sudah menegaskan bahwa 900 calon jemaah haji negara itu tidak akan berangkat.

Dalam sebuah rilis pers pada Jumat (15/5) yang dikutip Channel News Asia, Dewan Urusan Agama Islam Singapura (MUIS) menyatakan, mereka yang sudah mendaftar secara otomatis akan dijadwalkan ulang untuk beribadah haji tahun depan.

MUIS menyebut itu adalah satu-satunya keputusan bijaksana dan sudah mendapatkan dukungan dari Komite Fatwa, yang turut mempublikasikan pedoman menghadapi virus corona, sesuai prinsip-prinsip Islam.

"Komite Fatwa telah mendiskusikan persoalan ini dan mendukung keputusan menunda ibadah haji bagi jemaah Singapura sampai tahun depan, karena alasan kesehatan dan keselamatan," kata MUIS.

Pemerintah Singapura mencatat ada lebih dari 31 ribu kasus COVID-19 dan 23 kematian sampai saat ini.

Baca Juga: Kemenag Perpanjang Pelunasan Biaya Haji Tahap II Hingga 29 Mei 2020

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya