Warga Prancis dan Jerman Anggap Islam Bertentangan dengan Nilai Negara

Mayoritas sangat khawatir terhadap ekstremisme

London, IDN Times - Kunjungan Paus Fransiskus ke Uni Emirat Arab (UAE) yang dimulai pada Minggu (3/2) dinilai sangat bersejarah. Ia jadi pemimpin Katolik Roma pertama yang menginjakkan kaki di Semenanjung Arab.

Kunjungan tersebut salah satunya bertujuan untuk mempromosikan perdamaian antar agama itu. Namun, sebuah survei yang dilakukan oleh lembaga asal Inggris, YouGov, justru memperlihatkan banyak warga di beberapa negara Barat menilai Islam tak cocok dengan nilai-nilai di masyarakat mereka.

1. Hampir separuh responden di Prancis dan Jerman menganggap Islam bertentangan dengan negara mereka

Warga Prancis dan Jerman Anggap Islam Bertentangan dengan Nilai NegaraANTARA FOTO/REUTERS/Gonzalo Fuentes

Dirilis pada hari saat Paus Fransiskus mendarat di UAE, survei YouGov menunjukkan 46 persen dari 1.010 responden asal Prancis mengatakan demikian. Di Jerman, angkanya lebih tinggi yaitu 47 persen dari 2.054 responden.

Sementara itu, 36 persen dari 1.295 warga negara Amerika Serikat memperlihatkan tren yang sama. Di Inggris, 38 persen dari 1754 orang Inggris setuju dengan pernyataan tersebut. Hanya sedikit orang di empat negara itu yang mengatakan sebaliknya.

2. Warga Arab Saudi dan Aljazair berpendapat Kristen berlawanan dengan nilai di masyarakat

Warga Prancis dan Jerman Anggap Islam Bertentangan dengan Nilai NegaraANTARA FOTO/Andrew Caballero-Reynolds/Pool via Reuters

Survei yang sama dilakukan di empat negara Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) yaitu Arab Saudi, Mesir, UAE dan Aljazair. Sentimen paling tinggi terhadap Kristen sebagai agama yang dianggap berlawanan dengan masyarakat terjadi di Arab Saudi (25 persen dari 1015 responden) dan Aljazair (22 persen dari 1.017 responden).

Hasil yang cukup kontras terjadi di Mesir dan UAE. Berdasarkan survei itu, separuh dari 1009 responden di Mesir mengatakan Kristen secara umum cocok dengan nilai-nilai yang dianut di masyarakat mereka. Anggapan yang sama didukung oleh sepertiga dari 1007 responden di UAE.

Baca Juga: Kunjungi Abu Dhabi, Paus Hadiri Pertemuan Persaudaraan Manusia

3. Mayoritas warga di negara Barat sangat khawatir terhadap ekstremisme

Warga Prancis dan Jerman Anggap Islam Bertentangan dengan Nilai NegaraANTARA FOTO/REUTERS/Benoit Tessier

Salah satu faktor yang membentuk pandangan warga di negara-negara Barat tentang Islam adalah lahirnya ekstremisme. Sebanyak 72 persen warga Prancis yang melihat negaranya menjadi sasaran sejumlah aksi teror dalam dua tahun terakhir ini mengatakan sangat khawatir terhadap ekstremisme. Persentase yang sama juga terjadi Jerman. 

Sementara itu, hanya 38 persen warga Arab Saudi dan 37 persen warga Mesir yang mengaku punya tingkat kekhawatiran serupa. Sebaliknya, sikap warga UAE lagi-lagi hampir sama dengan orang-orang di negara Barat mengenai ekstremisme tersebut. Lebih dari separuh mengaku punya sentimen serupa.

4. Jumlah penduduk Kristen di Arab Saudi anjlok dari 20 persen menjadi empat persen

Warga Prancis dan Jerman Anggap Islam Bertentangan dengan Nilai NegaraANTARA FOTO/REUTERS/Tony Gentile

Warga Kristen di Timur Tengah sendiri hidup dalam tekanan. Menurut data Vatikan, sebelum Perang Dunia I ada sebanyak 20 persen penganut Kristen tinggal di kawasan itu. Jumlah tersebut menurun drastis menjadi empat persen per hari ini. Salah satu penyebab utamanya adalah konflik sektarian dan terorisme.

Dikutip dari New York Times, diperkirakan ada 1,4 juta warga Kristen di Arab Saudi. Namun, pihak kerajaan melarang pendirian gereja dan peletakan simbol-simbol Kristen di tempat umum. Penganut Kristen di sana memilih beribadah diam-diam atau tidak sama sekali.

Pada 2017 lalu, Pew Research Center memasukkan Arab Saudi ke dalam lima negara dengan batasan agama paling tinggi di dunia. Ini karena negara Islam tersebut memiliki konstitusi yang tak mengizinkan kebebasan beragama, termasuk mengintervensi kegiatan keagamaan.

5. Kunjungan Paus Fransiskus diharapkan mampu memperbaiki toleransi beragama antar dua keyakinan

Warga Prancis dan Jerman Anggap Islam Bertentangan dengan Nilai Negarainstagram.com/franciscus

Kunjungan ke UAE sendiri bukan tanpa faktor strategis. Jumlah pemeluk agama Kristen di negara itu kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Ini karena jumlah migran dari Filipina dan India yang masuk ke sana semakin besar. Di UAE, penganut Kristen bisa beribadah dengan terbuka.

Dalam sebuah video yang dirilis sebelum kunjungan, Paus Fransiskus menyebut UAE sebagai "tanah yang mencoba menjadi model hidup berdampingan". Ia bahkan memulai video dengan ucapan "Assalamualaikum". Paus Fransiskus juga menambahkan,"Keyakinan kepada Tuhan menyatukan dan bukan memisahkan."

Baca Juga: Kunjungi Vatikan, Susi Undang Paus Fransiskus ke Indonesia 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya