Xi Jinping Janji Tak Akan Monopoli Vaksin COVID-19 Buatan Tiongkok 

Xi berjanji vaksin COVID-19 akan jadi barang publik

Beijing, IDN Times - Salah satu topik yang diprediksi jadi perbincangan hangat saat pertemuan Majelis Kesehatan Dunia (WHA) pada minggu ini adalah tentang vaksin COVID-19. Ini karena sempat muncul kekhawatiran bahwa negara-negara maju akan memonopoli vaksin, sehingga harganya meroket di atas kemampuan warga menengah ke bawah.

Presiden Tiongkok Xi Jinping menjanjikan lewat konferensi video saat pembukaan pertemuan itu pada Senin (18/5) bahwa vaksin COVID-19 buatan negaranya akan jadi barang publik. Artinya, Tiongkok menyatakan komitmen bahwa jika berhasil memproduksinya, maka vaksin akan didistribusikan dengan harga terjangkau.

1. Xi menekankan pentingnya kerja sama internasional

Xi Jinping Janji Tak Akan Monopoli Vaksin COVID-19 Buatan Tiongkok Presiden Tiongkok Xi Jinping mengunjungi Rumah Sakit Huoshenshan di Wuhan, pusat penyebaran virus COVID-19, provinsi Hubei, Tiongkok, pada 10 Maret 2020. ANTARA FOTO/Xie Huanchi/Xinhua via REUTERS

"Pertama, kita wajib melakukan semua yang kita bisa untuk kontrol dan perawatan terhadap COVID-19. Ini adalah tugas yang paling mendesak," kata Xi, seperti dikutip dari transkrip pidato. Ia menggarisbawahi pentingnya kerja sama internasional dalam memastikan keahlian medis bisa terdistribusi secara merata, termasuk ke tempat-tempat paling membutuhkan.

"Kita perlu meningkatkan pembagian informasi, pertukaran pengalaman dan cara-cara terbaik, serta mencapai kerja sama internasional perihal metode tes, perawatan klinis, dan vaksin dan riset serta pengembangan medis," ucapnya. "Kita juga perlu terus mendukung riset global yang dilakukan para ilmuwan soal sumber dan rute transmisi virus."

Baca Juga: Xi Jinping Akhirnya Buka Suara Tentang Usulan Investigasi Virus Corona

2. Ia mengaku Tiongkok berkontribusi dengan membuat vaksin yang terjangkau

Xi Jinping Janji Tak Akan Monopoli Vaksin COVID-19 Buatan Tiongkok Antrean untuk tes asam nukleat di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada 16 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Di akhir pidato, Xi mengutarakan kembali komitmen negaranya untuk membuat vaksin yang bisa dijangkau semua pihak dengan membuatnya sebagai barang publik.

"Pengembangan dan penyebaran vaksin COVID-19 di Tiongkok, ketika tersedia, akan menjadi suatu barang publik global. Ini akan jadi kontribusi Tiongkok untuk memastikan akses dan keterjangkauan di negara-negara maju," katanya.

Caixin Global melaporkan pada akhir April lalu bahwa ilmuwan Tiongkok dari Sinopharm berhasil membuat kandidat vaksin COVID-19 dan melakukan uji coba fase kedua terhadap manusia. Sedangkan Xinhua menyebut calon vaksin yang dikembangkan Clover Biopharmaceuticals, perusahaan bioteknologi berbasis di Tiongkok, akan diuji coba di Perth, Australia.

Ilmuwan di Clover mengungkap pengembangan kandidat vaksin itu adalah hasil kolaborasi dengan beberapa perusahaan farmasi seperti GlaxoSmithKline di Inggris dan Dynavax di Amerika Serikat. 

3. Negara-negara Uni Eropa meminta vaksin bisa diakses oleh semua orang dengan harga terjangkau

Xi Jinping Janji Tak Akan Monopoli Vaksin COVID-19 Buatan Tiongkok Warga berjalan di Bandara Halim Perdanakusuma yang sepi di Jakarta, pada 7 Mei 2020. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Selain Tiongkok, negara-negara Uni Eropa seperti Italia, Jerman, Prancis dan Norwegia juga menegaskan bahwa vaksin COVID-19 harus bisa dijangkau oleh semua orang. Melalui pernyataan resmi pada awal Mei, Uni Eropa meminta vaksin, peralatan dan metode terapi COVID-19 dibagikan secara rata dan adil.

"Jika kita bisa mengembangkan sebuah vaksin yang diproduksi oleh dunia, untuk seluruh dunia, itu akan jadi sebuah barang publik yang unik pada abad 21," kata Uni Eropa, seperti dikutip The Guardian. Sikap ini ditegaskan lagi oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

"Dan kita hanya bisa mengalahkan virus itu dengan sebuah vaksin," tutur von der Leyen kepada Deutsche Welle. "Kita harus membangun kapasitas untuk memanufaktur triliunan dosis dan kemudian memastikan bahwa kita bisa menyebarkannya ke setiap sudut di dunia dengan harga yang adil dan terjangkau," lanjutnya.

Baca Juga: Akibat Pengaruh Tiongkok, Taiwan Tak Diundang ke Pertemuan WHO

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya