6 Fakta Negosiasi Bersejarah Taliban dengan Pemerintah Afghanistan

Indonesia jadi satu dari lima negara yang ikut hadir

Jakarta, IDN Times - Setelah menanti selama bertahun-tahun lamanya, akhirnya pertemuan bersejarah antara kelompok militan Taliban dengan perwakilan pemerintah Afghanistan terwujud pada Sabtu, 12 September 2020 di Doha, Qatar. Pertemuan ini dikatakan bersejarah lantaran ini menjadi kali pertama kelompok Taliban bersedia berbicara dengan wakil pemerintah Afghanistan. 

Stasiun berita BBC melaporkan kelompok militan itu sejak awal menolak untuk duduk bersama dan berdialog dengan wakil pemerintah. Alih-alih Taliban malah menyebut pemerintah Afghanistan tak berdaya dan hanya dijadikan boneka oleh Amerika Serikat. 

Tetapi, kedua pihak akhirnya mengesampingkan ego masing-masing untuk mengakhiri perang sipil yang terjadi di Afghanistan sejak tahun 1979 lalu. Pertemuan ini akhirnya berhasil digelar usai tercapainya kesepakatan antara AS dengan Taliban. Salah satu poin yang disepakati oleh kedua pihak yakni tenggat waktu Negeri Paman Sam menarik pasukannya dari Afghanistan. 

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo terbang langsung ke Doha untuk menyaksikan proses negosiasi itu berlangsung. Di dalam pidato pembukaannya ia mengakui tak mudah untuk mengumpulkan dua pihak yang sedang bertikai. 

"Tetapi, kesepakatan damai akan memberi manfaat bagi generasi mendatang dan bantuan dari AS bagi tahun-tahun ke depan," ungkap Pompeo. 

Dalam pertemuan bersejarah itu, Indonesia turut berkontribusi. Apa peranan Indonesia dalam kesepakatan damai Taliban dan Afghanistan?

1. Apa yang dibahas dalam kesepakatan damai Taliban-pemerintah Afghanistan?

6 Fakta Negosiasi Bersejarah Taliban dengan Pemerintah AfghanistanPemimpin politik Taliban Mullah Baradar bertemu Emir Qatar (twitter.com/@Natsecjeff)

Pembicaraan yang digelar di Doha merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang dicapai oleh AS dengan Taliban. Kelompok militan itu berjanji akan menghentikan perang asal Negeri Paman Sam menarik pasukannya dari Afghanistan mulai Mei 2021 mendatang. Sejak saat itu Taliban berjanji bersedia membuka jalur komunikasi dengan pemerintah Afghanistan. 

Salah satu juru runding senior dari Afghanistan, Nader Nadery, mengatakan kepada stasiun berita BBC, tidak mudah untuk menatap wajah anggota kelompok Taliban yang hadir. 

"Sebagai contoh dalam kasus saya, saya harus menatap orang-orang yang telah membunuh keponakan saya dua pekan lalu. Tetapi, kita semua harus menahan diri dan bersabar untuk bisa menghadapi dan berdialog dengan mereka," ungkap Nadery. 

Diperkirakan selama beberapa hari ke depan, pembicaraan masih seputar hal administratif yang kemudian berujung ke kesepakatan damai untuk mengakhiri peperangan. Juru runding akan menentukan agendanya dan bisa mengusulkan gencatan senjata. 

Kedua pihak tentu akan membahas beberapa masalah pelik. Uniknya meski Taliban telah mengikat kesepakatan dengan AS, namun mereka terus menyerang pemerintah Afghanistan. 

Beberapa isu yang perlu dibahas nanti: bagaimana memasukan anggota Taliban yang menentang keras keabsahan pemerintah Afghanistan. Poin lainnya bagaimana memastikan keamanan hak-hak perempuan yang menderita di bawah aturan Taliban. 

Baca Juga: Afganistan Tukar 3 Komandan Taliban dengan 2 Sandera AS dan Australia

2. Siapa saja yang berada di Doha, Qatar?

6 Fakta Negosiasi Bersejarah Taliban dengan Pemerintah AfghanistanIlustrasi negosiasi antara pemerintah Afghanistan dan Taliban di Qatar (www.twitter.com/@KhalidNoorafg)

Dikutip dari kantor berita Reuters, saat upacara pembukaan pada Sabtu pekan lalu diikuti oleh 21 anggota Taliban. Selain itu, ada pula 19 juru runding dari pemerintah Afghanistan. Dua orang lainnya dari tim pemerintah Afghanistan memilih tetap di Kabul karena alasan kesehatan. 

Selain itu, ada pula Menlu Mike Pompeo dan kepala dewan perdamaian Afghanistan, Abdullah Abdullah. Kedua pejabat ini memberikan pernyataan di upacara pembukaan. 

3. Siapa saja yang ikut terlibat bernegosiasi?

6 Fakta Negosiasi Bersejarah Taliban dengan Pemerintah AfghanistanRuang pertemuan negosiasi damai Taliban dan Pemerintah Afghanistan (www.twitter.com/@S_Miakhel)

AS dan Qatar membantu mewujudkan dialog damai itu terrealisasi pada akhir pekan lalu. Sementara, Jerman dan negara maju lainnya membantu mengarahkan proses negosiasi damai. 

Tim dari pemerintah Afghanistan mewakili beragam area, etnis, afiliasi politik dan penjahat perang. Sedangkan, tim dari Taliban diketuai Abdul Hakim Haqqani. Dulunya, ia merupakan mantan menteri kehakiman dan memimpin dewan yang terdiri dari para ulama. 

4. Mengapa negosiasi dilakukan di Doha, Qatar?

6 Fakta Negosiasi Bersejarah Taliban dengan Pemerintah AfghanistanMenlu Qatar Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani bertemu dengan Kepala Politik Taliban (www.twitter.com/@MofaQatar_EN)

Negara kecil di Teluk Arab itu dinilai menjadi tempat yang netral bagi kedua pihak untuk bertemu. Lokasinya dari Afghanistan juga cukup jauh.

Selain itu, di Doha pula tercipta kesepakatan antara AS dengan Taliban pada Februari lalu. Alasan lainnya yaitu Doha merupakan lokasi berdirinya kantor politik Taliban pada 2012 lalu. Pembicaraan awal mengenai perdamaian sudah terjadi di Doha. Ronde selanjutnya bisa dilakukan di tempat lain, kemungkinan di Benua Eropa. 

5. Mengapa Menlu Mike Pompeo ikut ada di Doha?

6 Fakta Negosiasi Bersejarah Taliban dengan Pemerintah AfghanistanMenlu AS Mike Pompeo dan Wakil Kepala Politik Taliban Mullah Baradar (www.twitter.com/@SecPompeo)

Tujuan dari Presiden Donald Trump yakni mengakhiri perang yang sangat lama dilalui oleh pasukan AS yaitu berlokasi di Afghanistan. Negeri Paman Sam mengerahkan pasukan ke Afghanistan untuk melawan Taliban sejak 11 September 2001 lalu. Hal itu lantaran AS menuding Taliban ikut menyembunyikan pimpinan Al-Qaeda, Osama bin Laden, otak dari peristiwa ledakan World Trade Centre. 

Kehadiran pasukan AS di Afghanistan mencapai puncaknya pada 2011 lalu yakni 100 ribu personel. Berdasarkan kesepakatan yang diteken Februari lalu, maka AS akan menarik pasukan hingga menciut menjadi 13 ribu. Lalu, Juni lalu berkurang hingga 8.600. Trump berjanji jumlah pasukan AS di Afghanistan kembali menciut hingga 4.000 pada November mendatang. 

Tetapi, pengurangan pasukan AS di Afghanistan bergantung kepada sikap Taliban. Bila mereka terus melakukan teror dan tak bersedia berdialog dengan pemerintah Afghanistan, maka kebijakan tersebut bisa ditinjau ulang. 

6. Indonesia adalah satu dari lima negara yang ikut memantau jalannya negosiasi dari Doha

6 Fakta Negosiasi Bersejarah Taliban dengan Pemerintah AfghanistanMenlu Retno Marsudi memberikan pandangannya dalam perundingan damai Taliban-Pemerintah Afghanistan (Dokumentasi Kemenlu)

Indonesia merupakan satu dari lima negara yang ikut memantau secara langsung jalannya negosiasi. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia termasuk dalam bagian Host Country Support Group (HCSG). Selain Indonesia, ada pula Jerman, Norwegia, Uzbekistan dan UNAMA. 

Dalam pernyataannya, Retno menggaris bawahi Indonesia terus berkomitmen untuk mendukung proses perdamaian yang Afghan-owned dan Afghan-led. Artinya, semua keputusan harus mengedepankan kepentingan rakyat Afghanistan. 

"Oleh sebab itu pelibatan semua elemen di Afghanistan termasuk peran perempuan Afghanistan menjadi sangat penting dalam proses perdamaian ini," ungkap menlu perempuan pertama di Indonesia itu. 

Ia juga mengingatkan untuk bisa berunding dan menghasilkan kesepakatan yang win-win, dibutuhkan rasa saling percaya dan keyakinan. Maka, perundingan damai tesebut, kata Retno, harus ikut didukung penuh oleh masyarakat internasional. 

Baca Juga: Gencatan Senjata Taliban-Afghanistan Terlihat Bertahan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya