Analis: Senjata untuk Menembak Shinzo Abe Sangat Mudah Dirakit Sendiri

Polisi Jepang akui kebobolan soal pengamanan eks PM Abe

Jakarta, IDN Times - Polisi Jepang kini tengah menyelidiki senjata buatan yang digunakan oleh pelaku, Tetsuya Yamagami untuk menembak mantan Perdana Menteri (PM), Shinzo Abe pada Jumat (8/7/2022). Senjata dengan ukuran nyaris sebesar kamera yang digunakan di stasiun televisi itu, rupanya mudah dirakit sendiri.

Analis dari Universitas Nihon, Mitsuru Fukuda, mengatakan, waktu yang dibutuhkan untuk merakit senjata tersebut hanya satu hingga dua hari. Bahan-bahannya seperti kayu dan pipa besi juga mudah didapat. 

"Senjata rakitan semacam itu bisa selesai dibuat hanya dalam kurun waktu dua hingga tiga hari usai memperoleh bahan-bahannya seperti pipa," kata Fukuda dan dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu (9/7/2022). 

Apalagi, katanya, kini senjata dapat dicetak dengan menggunakan mesin printer 3D. Informasi untuk merakit bom saja, ujarnya, kini bisa dicari di dunia maya.

Berdasarkan foto dari potongan video yang direkam oleh publik, terlihat senjata rakitan Yamagami, memiliki pegangan seperti pistol. Kemudian, ada dua pipa menyambung ke sejumlah kabel lalu ditutup dengan plester hitam. 

Berdasarkan video yang beredar, suara tembakan itu menyerupai senjata shot gun. Menurut laporan media lokal, kepada penyelidik dari kepolisian pelaku mengaku rutin mencari informasi soal merakit senjata di dunia maya. Pemesanan bahan-bahan untuk membuatnya dan bubuk mesiu juga didapatkan dari internet.

Polisi menyebut senjata rakitan itu berukuran 40x20 cm. Mereka menduga peluru yang digunakan untuk menembak Abe juga rakitan, tetapi polisi masih menyelidiki lebih jauh.

1. Meski senjata rakitan, efek bagi korban sangat mematikan

Analis: Senjata untuk Menembak Shinzo Abe Sangat Mudah Dirakit SendiriPelaku penembakan Shinzo Abe, Tetsuya Yamagami ketika diamankan oleh pengawal Perdana Menteri pada 8 Juli 2022. (www.twitter.com/@GbenroAdegbola)

Sementara, dalam pandangan spesialis intelijen di bidang senjata dan amunisi dari Armament Research Services di Australia, N.R Jenzen-Jones, senjata rakitan karya Yamagami terkesan sederhana dan masih belum sempurna. Tetapi, dampaknya tetap mematikan bagi korban yang terkena amunisinya.

Ia menilai, senjata rakitan Yamagami menggunakan metode penembakan target dengan tenaga listrik.

"Metode dengan listrik kemungkinan besar dipilih pelaku karena dengan catridge konvensional lebih sulit diperoleh di Jepang, dibandingkan negara-negara lainnya," kata Jenzen-Jones.

Negeri Sakura diketahui memiliki aturan kepemilikan senjata yang sangat ketat. Bahkan sangat jarang terjadi insiden tindak kejahatan yang melibatkan senjata api. Oleh karena itu, merakit senjata api dikategorikan perbuatan ilegal di Jepang.

Pihak kepolisian Jepang sudah beberapa kali menangkap individu yang terbukti membuat senjata rakitan. 

Pertama, pada 2018, seorang pria (23 tahun) yang bermukim di bagian barat Kota Himeji diketahui merakit senjata dan memiliki lebih dari 130 peluru di rumah. Pada tahun yang sama, polisi menahan seorang mahasiswa (19 tahun) di Nagoya karena merakit senjata dan membuat alat peledak dengan menggunakan mesin printer 3D. 

Pada tahun 2014, kepolisian Jepang menahan seorang pria (27 tahun) karena memiliki senapan tangan secara ilegal di Kawasaki. Senapan tangan itu dibuat dengan bantuan mesin printer 3D.

Baca Juga: Fakta-Fakta Penembakan yang Merenggut Nyawa Eks PM Jepang Shinzo Abe

Baca Juga: Cerita SBY Terima Eks PM Abe ke Jakarta di Tengah Banjir Besar

2. Polisi akui mereka kebobolan dalam pengamanan Shinzo Abe di Kota Nara

Analis: Senjata untuk Menembak Shinzo Abe Sangat Mudah Dirakit SendiriANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato

Kepala Kepolisian di Kota Nara, Tomoaki Onizuka, mengakui ada kecacatan dalam prosedur pengamanan eks PM Shinzo Abe ketika berkampanye. Ia mengatakan, sangat menyesal karena tak mampu berbuat optimal untuk mencegah Abe menjadi korban aksi teror itu.

"Saya yakin sudah tak bisa lagi dibantah memang ada permasalahan dalam upaya menjaga keselamatan dan pengamanan bagi mantan PM Abe. Sejak saya menjadi personel kepolisian tahun 1995, tidak ada penyesalan terbesar di dalam hidup saya selain peristiwa ini," kata Onizuka, dikutip dari harian The Guardian, Sabtu. 

Ia menambahkan, hal yang paling penting untuk dilakukan yaitu menyelidiki secara menyeluruh agar bisa memahami peristiwa yang menyebabkan Abe tewas. Onizuka tidak menjelaskan secara detail, apakah bakal ada perubahan pengamanan di wilayahnya bagi pejabat publik Jepang. Namun, ia merasa ada beban tanggung jawab yang lebih berat di pundaknya.

"Sebagai kepala polisi daerah yang bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan wilayah, saya mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan menyiapkan berbagai hal untuk keamanan dan penjagaan," tutur dia seperti dikutip dari stasiun berita Al-Jazeera.

3. Kakek Shinzo Abe juga pernah coba dibunuh namun selamat

Analis: Senjata untuk Menembak Shinzo Abe Sangat Mudah Dirakit SendiriEks PM Jepang, Shinzo Abe (ANTARA/REUTERS/Kimimasa Mayama)

Upaya pembunuhan terhadap Shinzo Abe bukan kali ini saja terjadi. Dikutip dari laman stasiun berita ABC Australia, pada 2000 lalu, kediaman Abe pernah dilempari bom molotov. Ketika itu, Abe belum menduduki kursi sebagai Perdana Menteri. Pelaku adalah anggota kelompok Yakuza, Kudo-kai.

Sedangkan, kakek Abe, mantan Perdana Menteri Nobosuke Kishi, juga pernah melalui upaya pembunuhan. Pada tahun 1960, Kishi ditusuk oleh orang yang tak dikenal. Namun, ia berhasil selamat. 

Sementara, dalam pandangan Kepala Asosiasi Bodyguard Internasional di Jepang, Hideto Ted Osanai, warga Jepang kemungkinan besar hanya mempelajari hal-hal seperti formasi pengamanan. Mereka tak disiapkan untuk memiliki pola pikir kritis terkait keamanan.

"Warga Jepang sudah terbiasa menjalani hidup yang damai. Pengawal keamanan benar-benar tidak peka," ujar Direktur Perusahaan Keamanan di Tokyo, Yasuhiro Sasaki.

Baca Juga: Dendam karena Ibunya Bangkrut, Ini Fakta Pembunuh Shinzo Abe 

Baca Juga: Motif Pelaku Penembakan Shinzo Abe: Tidak Senang dan Ingin Abe Mati

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya