Brasil Hentikan Sementara Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac, Kenapa?

RI rencananya mau membeli 3 juta vaksin Sinovac

Jakarta, IDN Times - Otoritas kesehatan di Brasil (ANVISA) pada Senin, 9 November 2020, menyetop sementara waktu uji klinis tahap tiga vaksin COVID-19 buatan Sinovac dari Tiongkok. Keputusan itu diambil setelah sebelumnya terjadi peristiwa buruk yang serius. ANVISA tidak menjelaskan peristiwa buruk apa yang dialami dalam uji klinis tersebut. 

Dalam catatan media, ini kali pertama uji klinis vaksin COVID-19 buatan Sinovac disetop sementara waktu. Laman Bloomberg, Selasa (10/11/2020) melaporkan, uji klinis vaksin coronavac disetop sementara waktu usai terjadi peristiwa pada 29 Oktober 2020 lalu. Sinovac menggandeng perusahaan farmasi lokal, Institut Butantan, untuk memproduksi coronavac.

Menurut media lokal, Direktur Institut Butantan Dimas Covas sempat menyebut, ada satu relawan vaksin coronavac yang meninggal. Tetapi, ia mengatakan, kematian relawan tersebut tidak terkait dengan vaksin yang sudah disuntikkan. 

Di sisi lain, penghentian sementara waktu uji klinis tahap ketiga vaksin COVID-19 sudah sesuai dengan prosedur. Bila dinyatakan sudah aman, maka uji klinis bisa dilanjutkan kembali. 

Apakah penghentian uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac di Brasil turut berpengaruh terhadap proses yang terjadi di Indonesia?

1. Perusahaan farmasi di Brasil yang jadi mitra Sinovac akan lakukan investigasi

Brasil Hentikan Sementara Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac, Kenapa?Ilustrasi vaksin COVID-19 buatan Sinovac (Dokumentasi Sinovac)

Di Brasil, Sinovac menggandeng Institut Butantan untuk melakukan uji klinis tahap ketiga dan memproduksi vaksin. Direktur Institut Butantan Dimas Covas mengaku terkejut dengan keputusan ANVISA tersebut. 

Harian The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan, Institut Butantan sedang melakukan investigasi untuk mencari tahu penyebab dihentikan sementara waktu uji klinis tersebut. Mereka berencana menyampaikan kepada media Selasa ini. Sementara, ketika dimintai komentar, Sinovac memilih tutup mulut. 

Penghentian sementara uji klinis vaksin karena terjadinya suatu peristiwa yang serius, bukan hal baru. Sebelumnya, perusahaan farmasi besar yakni AstraZeneca dan Jonhson & Johnson juga sempat menghentikan sementara waktu uji klinis serupa akibat peristiwa yang sama. Tapi, belakangan mereka kembali diizinkan untuk melanjutkan uji klinis. 

Baca Juga: Kritik Vaksin COVID-19 dari Luar Negeri, Epidemiolog: Belum Pasti Aman

2. Tiongkok telah menyuntikan vaksin buatan Sinovac ke ratusan ribu warganya

Brasil Hentikan Sementara Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac, Kenapa?Ilustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Meski kini diketahui ada masalah dalam tahapan uji klinis ketiga, Sinovac Biotech sudah menyuntikan vaksin COVID-19 itu ke ratusan ribu warga Tiongkok. Pemerintah Tiongkok memberikan izin penggunaan darurat terhadap vaksin COVID-19, sehingga bisa dikonsumsi oleh warganya. 

Hal ini justru semakin meningkatkan kekhawatiran terhadap keamanan vaksin tersebut. Kementerian Sains Tiongkok mengatakan, telah menyuntikan vaksin ke 60 ribu relawan di tahap akhir. Sejauh ini, kata Tiongkok, belum ada laporan mengenai peristiwa serius yang terjadi usai penyuntikkan. 

Kejadian serius dalam uji coba obat termasuk kematian, risiko langsung berakhir dengan kematian usai disuntik, ketidakmampuan serius jangka panjang, hingga dirawat di rumah sakit. 

3. Pemerintah Indonesia berencana membeli 3 juta vaksin COVID-19 buatan Sinovac

Brasil Hentikan Sementara Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac, Kenapa?Juru Bicara Pemerintah COVID-19, Achmad Yurianto/ Dok. BNPB

Sementara, eks Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan, Indonesia akan membeli 3 juta dosis vaksin COVID-19 buatan Sinovac. Vaksin ini adalah vaksin yang sudah jadi dan diimpor langsung dari Tiongkok. 

Oleh sebab itu, tim Indonesia yang terdiri dari Majelis Ulama Indonesia, PT Bio Farma, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Agama, dan Kementerian Kesehatan pada 14 Oktober 2020 lalu terbang ke Tiongkok. Mereka ingin meninjau pabrik Sinovac Biotech dan menganalisa hasil uji klinis tahap ketiga yang sudah disetujui oleh Pemerintah Negeri Tirai Bambu. 

"Yang vaksin jadi dari Sinovac itu yang kami beli putus. Yang 3 juta dosis itu," ujar pria yang akrab disapa Yuri itu kepada IDN Times

Ia mengatakan, sebelum akhirnya pemerintah membeli BPOM harus menganalisa data-data terkait uji klinis dan izin darurat yang dimiliki oleh Sinovac Biotech. "Supaya nanti BPOM bisa mengeluarkan izin penggunaan darurat (untuk dipakai di Indonesia)," jelasnya. 

Sedangkan, tugas MUI dan Kementerian Agama adalah mengeluarkan sertifikasi kehalalan. "Ini sangat penting bagi Indonesia," kata dia. 

Namun, semua proses itu baru bisa dilakukan oleh tim usai mereka merampungkan karantina mandiri selama 14 hari di Beijing. Artinya, mereka baru bisa mengunjungi fasilitas di Sinovac pada 29 Oktober 2020. 

Sementara, proses uji klinis vaksin buatan Sinovac di Bandung hingga saat ini masih terus berjalan. 

Baca Juga: Bio Farma Pastikan Harga Vaksin COVID-19 di Kisaran Rp200 Ribu

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya